Menapaki Kampung Batik Kauman yang Legendaris di Pekalongan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Menapaki Kampung Batik Kauman yang Legendaris di Pekalongan

Putu Intan - detikTravel
Selasa, 02 Jan 2024 07:11 WIB
Kampung Batik Kauman di Pekalongan
Perajin batik di Kampung Batik Kauman di Pekalongan. (Foto: Ari Saputra/detikcom)
Pekalongan -

Dikenal sebagai Kota Batik, Pekalongan memiliki sejumlah kampung batik yang eksis dari generasi ke generasi. Salah satunya Kampung Batik Kauman yang legendaris.

Terletak di pusat Kota Pekalongan, tak sulit menemukan Kampung Batik Kauman. detikTravel sempat berkunjung ke Kampung Batik Kauman beberapa waktu lalu dan langsung terbius nuansa vintage di sana.

Mengutip dari situs Pariwisata Kota Pekalongan, Kampung Batik Kauman sejatinya sudah eksis sejak lama. Di sana terdapat sejumlah bangunan kuno seperti Masjid Jami yang didirikan tahun 1852, juga rumah-rumah lawas yang menjadi tempat tinggal para perajin batik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kampung Batik Kauman Pekalongan.Omah Lawang Songo di Kampung Batik Kauman. Foto: Disporapar Jateng

Bersama dengan salah satu pemilik usaha batik di sana, M. Fauzi Hidayat, detikTravel sempat diajak masuk ke Omah Lawang Songo yang menjadi ikon Kampung Batik Kauman.

Sama seperti namanya, Omah Lawang Songo memiliki 9 pintu. Pintu-pintu ini tersebar di bagian depan (3), bagian tengah (3), bagian tengah sisi kanan dan kiri (2), dan 1 pintu belakang.

ADVERTISEMENT

Omah Lawang Songo merupakan peninggalan bersejarah yang menunjukkan arsitektur lintas budaya yakni Jawa, Arab, Eropa, dan China.

Kampung Batik Kauman di PekalonganPerajin batik di Kampung Batik Kauman Pekalongan. Foto: Ari Saputra/detikcom

Pada 2018, Omah Lawang Songo digunakan sebagai Omah Kreatif. Fauzi bercerita, Omah Kreatif dibentuk sebagai wadah pengembangan kreativitas perajin dan pedagang batik di Kampung Batik Kauman. Di sana ada workshop dan showroom bersama. Sayangnya, sejak pandemi COVID-19, rumah itu dibiarkan kosong.

detikTravel kemudian diajak untuk melihat workshop batik milik Fauzi yang letaknya tak jauh dari Omah Kreatif. Di sanalah proses membatik, mulai dari mencanting, mewarna, meluluhkan lilin, hingga mengeringkan batik dilakukan.

"Batik ini sudah tiga generasi," kata Fauzi.

Kampung Batik Kauman di PekalonganPerajin batik di Kampung Batik Kauman Pekalongan. Foto: Ari Saputra/detikcom

Dia melanjutkan usaha batik dari kakek dan orang tuanya. Bagi Fauzi, membuat batik bukan sekadar bisnis atau menyalurkan hasrat berkesenian. Lebih dari itu, Fauzi merasa memiliki tanggung jawab sosial dan budaya.

"Kita punya semacam tanggung jawab meneruskan warisan dari leluhur kita. Sayang banget kalau yang ditinggalkan leluhur itu tidak dilanjutkan. Itu akan menjadi kesalahan generasi berikutnya," ujarnya.

Kendati usaha batiknya masih berjalan, Fauzi memiliki kekhawatiran terhadap kelestarian batik Pekalongan. Terutama di Kampung Batik Kauman, tidak ada anak muda yang tertarik menjadi perajin batik.

Anak-anak muda di sana lebih tertarik untuk bekerja ke kota lain. Saat ini, bekerja di pabrik rokok dianggap lebih menjanjikan daripada membuat batik.

"Mudah-mudahan terutama generasi muda, saya harap lebih mencintai batik, ikut punya keinginan dan tanggung jawab meneruskan heritage leluhur. Jadi batik tetap lestari sampai nggak ada endingnya," ujar dia.




(pin/fem)

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Dulu, Kini, dan Nanti Batik Pekalongan
Dulu, Kini, dan Nanti Batik Pekalongan
5 Konten
Batik Pekalongan tidak hanya ada di tangan perajin besar, tetapi juga digarap di rumah-rumah warga. Batik Pekalongan eksis ejak 1800-an hingga kini dengan kekhasan sehingga tak sama dengan batik Solo atau Yogyakarta. Kota inilah kota batik.
Artikel Selanjutnya
Hide Ads