Mengenal Museum Diponegoro Yogyakarta, Batal Jadi Lokasi Desak Anies

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Mengenal Museum Diponegoro Yogyakarta, Batal Jadi Lokasi Desak Anies

Weka Kanaka - detikTravel
Rabu, 24 Jan 2024 17:35 WIB
Museum Diponegoro Sasana Wiratama (dok jogjaprov.go.id)
Museum Diponegoro Sasana Wiratama. (dok jogjaprov.go.id)
Yogyakarta -

Museum Diponegoro Yogyakarta adalah salah satu museum yang bersejarah. Tak hanya karena koleksi, melainkan menjadi saksi bisu kaburnya Pangeran Diponegoro dari kejaran Belanda.

Museum ini awalnya direncanakan menjadi tempat acara Desak Anies di Yogyakarta. Namun, hal itu diurungkan setelah izin acara tersebut dicabut. Adapun kini, Museum Diponegoro dikelola Korem 072/Pamungkas, Yayasan Wiratama dan bekerja sama dengan pihak swasta.

Museum Diponegoro Sasana Wiratama adalah rumah masa kecil Pangeran Diponegoro. Mengutip laman jogjaprov.go.id, Rabu (24/1/2024), menurut sejarah, kompleks ini adalah tempat tinggal nenek buyut Pangeran Diponegoro, yakni Ratu Ageng (Permaisuri Sultan Hamengku Buwana I).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian, rumah ini menjadi kediaman Pangeran Diponegoro sejak kecil sampai meletusnya Perang Diponegoro atau Perang Jawa (Java Oorlog) pada tahun 1825.

Museum ini punya 413 koleksi yang terdiri dari berbagai jenis benda yang digunakan Pangeran Diponegoro pada masa lampau. Mengutip kebudayaan.jogjakota.go.id, koleksinya berupa senjata asli laskar Diponegoro seperti tombak, bandil, martil baja, serta patrem dan candrasa yakni senjata rahasia yang digunakan prajurit wanita.

ADVERTISEMENT

Ada pula dua senjata yang dikeramatkan, yakni keris dengan lekukan 21 seorang empu pada masa Kerajaan Majapahit, serta sebuah pedang berasal dari Kerajaan Demak. Kedua senjata keramat ini dipercaya dapat menolak sial.

Karena merupakan bekas rumah pribadi, tak ketinggalan pula koleksi dari peralatan rumah tangga. Lalu ada juga seperangkat alat gamelan milik Sri Sultan Hamengku Buwono II, meriam, dan batu Comboran yang biasa digunakan untuk tempat minum kuda.

Ada juga kereta kepangeranan milik Sri Sultan HB ke VIII yang berperan sebagai duplikat kepunyaan Pangeran Diponegoro. Kereta tersebut didapatkan dari Kraton Yogyakarta pada 1971.

Salah satu yang paling ikonik dari museum ini adalah adanya tembok jebol. Yakni tembok yang dipercaya sebagai jalan Pangeran Diponegoro dan pasukannya ketika meloloskan diri dari sergapan tentara Belanda pada serangan 20 Juli 1825. Banyak yang beranggapan juga bahwa tembok ini dijebol dengan tangan kosong.

Bagi traveler yang penasaran, bisa berkunjung ke museum dengan alamat Jalan HOS Cokroaminoto TR III/430, Tegalrejo, Yogyakarta. Jam bukanya pukul 08.30-15.00 WIB (Senin-Kamis) dan 08.30-13.30 WIB (Jumat). Sayangnya, untuk akhir pekan museum ini tutup.




(wkn/wsw)

Hide Ads