Wedangan Pendhopo Padukan Nasi Kucing, Jangan Ndeso, dan Benda Antik

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Wedangan Pendhopo Padukan Nasi Kucing, Jangan Ndeso, dan Benda Antik

Femi Diah - detikTravel
Kamis, 25 Jan 2024 09:07 WIB
Wedangan Pendhopo di Solo
Wedangan Pendhopo di Solo. (Femi Diah/detikcom)
Solo -

Wedangan Pendhopo tidak cuma menawarkan jajanan khas Solo. Tempat ini mengajak traveler untuk sejenak melambat sembari menyantap nasi kucing dan jangan ndeso (sayur kampung) di dalam sebuah museum mungil.

Sebuah rumah bertembok bercat putih dengan pintu biru muda di Jalan Srigading 1 No.7, Mangkubumen, Banjarsari Solo, Jawa Tengah tidak jauh dari Paragon Mall, mencolok dengan nyala lampu lebih terang dibandingkan rumah-rumah lain di deretan itu. Ada papan penanda Wedangan Pendhopo di atas pintu masuk.

Di teras, sejumlah pengunjung duduk sembari berbincang-bincang. Di meja, ada sejumlah piring dengan bermacam-macam gorengan, sate, dan sosis solo. Juga piring dengan nasi yang disiram kuah sayur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melewati pintu, dinding penuh dengan poster iklan lawas, dan mesin jahit bekas, meja dan kursi kayu, serta patung loro blonyo, serta botol-botol minuman beling dan minuman kemasan disuguhkan. Ada lagi ruangan lain dengan nuansa serupa, hanya saja ukurannya lebih kecil. Kemudian, ada pintu keluar di sisi kiri. Rupanya, pintu ini mengarah ke lapak jajanan, nasi kucing, dan meja kasir.

Di balik lapak, seorang perempuan sepuh, yang disapa Mbah Kati, menuangkan kuah santan di atas nasi dengan ukuran mini. Nasi kucing. Nasi putih dengan porsi kecil khas di wedangan Solo, juga angkringan di Yogyakarta.

ADVERTISEMENT
Wedangan Pendhopo di SoloBarang antik terpajang di Wedangan Pendhopo di Solo (Femi Diah/detikcom)

"Kita tinggal ambil makanan di sini, kemudian dilaporkan ke kasir. nanti akan diantar ke meja kita. Sekalian saat di kasir pesan minum," kata Shinta Aditya, general manager Solo Safari, yang mendampingi rombongan wartawan, termasuk detikTravel, beberapa waktu lalu.

Rupanya, setelah melaporkan makanan yang diambil ke kasir, piring beserta isinya tidak bisa langsung dibawa ke meja. Gorengan, sate, dan jadah, telor dadar, sosis Solo, dan jajanan lain lebih dulu dibakar. Setelah itu, barulah kemudian disuguhkan kepada pemesan. Agar tidak salah meja, piring-piring itu ditandai sesuai nama pemesan.

Yang bikin penasaran, di mana minuman dibuat?

Wedangan Pendhopo di SoloPeracik minuman di Wedangan Pendhopo di Solo (Femi Diah/detikcom)

Ternyata, pintu di belakang kasir bukan pintu keluar. Pintu itu mengarah ke tempat duduk lain berupa sejumlah balai-balai yang masih bagian dari Wedangan Pendhopo. Di sana juga ada satu blok untuk membuat macam-macam minuman.

"Minuman bermacam-macam, ada es teh atau teh panas, teh krampul, wedang jahe, dan yang khas dan banyak dipesan adalah JKJ jahe, kencur, jeruk," kata Ustiani, pemilik Wedangan Pendhopo.

Tidak hanya menjelaskan soal beragam minuman, Ustiani yang melayani langsung para pembeli juga menyapa dan berbincang dengan pengunjung.

Koleksi Barang Lawas

Wedangan Pendhopo bukan sekadar tempat nongkrong. Kedai makan ini, laiknya sebuah museum mungil. Pengunjung menyantap makanan yang sudah dipesan di tengah-tengah koleksi benda antik milik keluarga Ustiani.

Di dalam rumah dengan fasad rumah lama khas Jawa itu tersimpan beragam benda-benda lawas. Mulai dari dinding kayu berukir, patung loro blonyo, toples tabung, kaleng kerupuk, lonceng kalung sapi, mesin jahit, peti beras, poster iklan jaman dulu, sampai sepeda kebo.

Wedangan Pendhopo di SoloKoleksi benda0benda lawas di Wedangan Pendhopo di Solo. (Femi Diah/detikcom)

"Sejak dulu kami mengumpulkan barang-barang ini. Dulu nggak di sini, di rumah. Di sebelah sana, ini rumah tetangga. Meja-meja ini juga," kata Ustiani.

Tidak hanya Ustiani, yang merupakan pensiunan ASN Kota Surakarta itu, yang menyukai berburu benda-benda lawas, suami pun setali tiga uang, mempunyai hobi serupa. Mereka sama-sama suka traveling. Sama-sama suka mengumpulkan benda antik.

"Ternyata malah melengkapi wedangan ini," kata Ustiani.

Mbah Kati, Pemegang Resep Sayur Ndeso

Belum ke Wedangan Pendhopo kalau belum mencicipi nasi kucing plus sayur ndesonya. Sayur santan ini sungguh menggoyang lidah.

Gorengan, tempa atau tahu bacem, bermacam-macam sate, jadah, atau sosis bisa ditemukan di wedangan lain di Solo. Teh Solo yang tersohor dengan cita rasa khas itu juga bisa jadi ada di setiap wedangan, tetapi tidak semua wedangan di Solo melengkapi nasi kucing dengan jangan ndeso ini.

Wedangan Pendhopo di SoloMbah Kati (kiri) dan pemilik Wedangan Pendhopo di Solo, Ustiani (Femi Diah/detikcom)

"Mbah Kati ini yang meracik bumbunya. Ini resep keluarga dan Mbah Kati sudah menjadi bagian keluarga ini sejak lama," kata Ustiani.

Ustiani menyebut seluruh jajan dan makanan serta minuman di wedangan ini merupakan racikan sendiri. Bukan pesan di tempat lain. Jadi, cita rasanya pun tidak akan dimiliki wedangan lain.

Langganan Iriana Jokowi

Dari foto-foto yang dipamerkan di dinding Wedangan Pendhopo, sohor di kalangan pejabat. Sejumlah menteri dan istri Presiden Joko Widodo ada di antara foto-foto itu.

Wedangan Pendhopo di SoloFoto Ibu Iriana di Wedangan Pendhopo di Solo. (Femi Diah/detikcom)

"Bu Iriana sering ke sini. Biasanya telpon dulu buat datang, tapi ya datang saja tidak tutup untuk yang lain, tetap dibuka buat pengunjung lain. Gabung saja dengan yang lain. Kebetulan kami teman SMA, di SMA 3 Surakarta," ujar Ustiani.




(fem/fem)

Hide Ads