Blok M menjadi tempat nongkrong bagi semua kalangan sejak dulu. Sempat mati suri, kini Blok M 'menyala' lagi.
Untuk mengenal kawasan Blok M dengan lebih mudah, ada paket walking tour untuk merangkum kejayaannya dulu dan kini. detikTravel berkesempatan mengikuti Walking Tour bersama Jakarta Good Guide pada Rabu (28/2/2024) petang. Enggak perlu membayar mahal, traveler dapat berkeliling Blok M didampingi pemandu dan berkenalan dengan teman baru.
Pemandu dari Jakarta Good Guide, Ibet, menyebut sampai 1990-an kawasan Blok M selalu ramai oleh anak-anak muda. Kawasan itu memang relatif strategis, dekat Senayan dan mepet Senopati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Daerah yang didesain sebagai pusat bisnis dan perbelanjaan pada tahun 1940-an ini ternyata menyimpan banyak cerita menarik yang tak boleh traveler lewatkan ketika berada di Jakarta.
Berikut 9 destinasi jelajah detikTravel bersama Jakarta Good Guide, mulai dari Masjid Al Azhar taman Literasi Martha Tiahahu.
1. Masjid Agung Al-Azhar
![]() |
Masjid megah bergaya arsitektur India ini merupakan masjid modern pertama di Jakarta. Masjid itu digunakan sejak 1958.
Masjid itu dibangun untuk mengakomodasi pertumbuhan kawasan Kebayoran Hilir, yang pada saat itu dihuni oleh mayoritas muslim.
Masjid itu dibangun oleh anggota Masyumi. Salah satu yang membuat Masjid Agung Al-Azhar cukup tenar adalah sosok Buya Hamka yang kerap memberikan ceramah di masjid tersebut.
2. Sekretariat ASEAN
![]() |
Sempat bersamaan mengajukan diri dengan Thailand, namun Sekretariat ASEAN pada akhirnya dibangun di Indonesia. Keunggulan Indonesia dari kesiapan dalam menyediakan tempat dan membangun gedung yang diperlukan.
Gedung ikonik berbentuk bangunan terasering itu melambangkan persawahan yang menghasilkan beras sebagai makanan pokok masyarakat ASEAN. Dua gedung terbaru yang ada di Sekretariat ASEAN dihubungkan dengan jembatan yang dinobatkan sebagai sky bridge terpanjang tanpa penyangga di Indonesia.
3. Stasiun Mass Rapid Transit Jakarta ASEAN
Jakarta memiliki 13 Stasiun MRT, 11 diantaranya memiliki nama belakang yang ditambahkan dengan nama perusahaan. Hanya dua stasiun MRT yang tidak memiliki nama belakang perusahaan yaitu, Stasiun MRT Bundaran HI dan Stasiun MRT ASEAN.
Stasiun MRT Bundaran HI dimiliki oleh pemerintah, sedangkan Stasiun MRT ASEAN diberikan sebagai tanda terima kasih atas adanya Sekretariat ASEAN di Indonesia.
4. Halte Cakra Selaras Wahana (CSW)
![]() |
Halte yang semula bernama Sisingamangaraja ini merupakan salah satu halte tersibuk di Jakarta. Lokasi yang berdekatan dengan Stasiun MRT ASEAN membuat Halte CSW ini menjadi titik pertemuan antara penumpang MRT dengan penumpang Trans Jakarta. Sesuai dengan namanya, jika dilihat perspektif yang lebih tinggi halte ini berbentuk cakra/roda.
5. Roti Bakar Edi
Sebuah warung yang sudah berdiri sejak tahun 1971 ini memang melegenda di Jakarta. Memiliki target pembeli yang senang nongkrong membuat Roti Bakar Edi sempat mengalami kebangkrutan pada tahun 1980-an karena adanya aturan jam malam pada era tersebut.
Namun, saat ini kejayaannya telah kembali, Roti Bakar Edi masih menjadi tempat favorit bagi berbagai kalangan. Apalagi, jam bukanya hingga tengah malam.
6. Markas Besar Polisi Negara Republik Indonesia (Mabes Polri)
![]() |
Pada Mabes Polri ini terdapat Museum Polri yang baru direvitalisasi dengan konsep lebih modern. Di sana traveler dapat melihat sejarah tentang Polri hingga melihat berbagai koleksi barang dari suatu peristiwa bersejarah di Indonesia.
Yang tak kalah menarik adalah cerita di balik Patung Gajah Mada di depan gedung Mabes Polri. Kapolri pertama Soekanto Tjokrodiatmodjo sangat kagum dengan sosok Gajah Mada. Pada tahun 1959 Soekanto memerintahkan Oemar Gatab untuk membuat patung Gajah Mada.
Karena kebingungan dengan sosok asli Gajah Mada, Oemar Gatab menggunakan foto Kepala Brimob Surabaya M. Jasin saat itu sebagai referensi pemahat. Jadilah Patung Gajah Mada dengan wajah M. Jasin yang masih terpampang hingga saat ini.
7. Perumahan Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum PERURI)
Tak hanya mencetak mata uang Rupiah, PERURI juga mencetak mata uang Ringgit Malaysia, Rupee Sri Lanka, dan Sol Peru. Namun sejak tahun 1991 kantor PERURI telah dipindahkan ke Karawang.
8. Mal Blok M
Mall dengan gaya bangunan vintage yang sempat ramai pada zamannya ini merupakan salah satu mal yang bertahan cukup lama hingga akhirnya terdampak pandemi Covid-19. Saat ini, hanya beberapa pedagang makanan dan thrift (pakaian bekas) yang bertahan.
9. Taman Literasi Martha Tiahahu
![]() |
Taman ini merupakan hasil revitalisasi dari taman yang dibangun oleh Ir. M. Soesilo pada tahun 1948. Taman ini ramai dikunjungi masyarakat Jakarta meskipun di hari weekday.
Tidak ada patung atau pun peninggalan sejarah dari pahlawan asal Maluku Martha Christina Tiahahu, namun pada bagian tengah taman tersebut terdapat garis yang apabila ditarik lurus akan mengarah kepada tanah kelahiran Martha Tiahahu.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!