Di Cirebon, ada masjid kuno berusia ratusan tahun, yaitu Masjid Sang Cipta Rasa. Di bagian mimbarnya, ada 2 kepala harimau bermakna filosofis. Seperti apa?
Imam Besar Masjid Sang Cipta Rasa Cirebon, KH Muhammad menuturkan, Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang hingga kini masih berdiri tegak dibangun oleh para Wali Songo dengan tempo sehari semalam pada tahun 1480.
"Masjid ini sudah berusia ratusan tahun yang dibangun oleh para wali dibantu 500 orang dari kerajaan Demak, Majapahit dan Cirebon," terangnya, Rabu (13/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara arsitektur, ia menjelaskan, bila bangunan masjid ini sudah berkonstruksi anti gempa. Hal itu ditandai dengan tidak ada cabang pada pondasi masjid.
"Kalau melihat dari pondasi yang tidak memiliki cabang bangunan masjid ini anti gempa," ucapnya.
Selain itu, terdapat banyak juga ornamen dari berbagai etnis di masjid ini sebagai tanda pluralisme mulai dari negara Arab, Cina, dan Portugis.
"Masjid ini punya beberapa ornamen mulai dari negara Arab, Cina, sama Portugis. Sudah sejak lama Cirebon dikenal sebagai daerah yang menjunjung tinggi toleransi ditandai dengan sejumlah ornamen yang ada di rumah ibadah," terangnya.
Alasan penamaan masjid tidak menggunakan bahasa Arab, Jumhur menyampaikan karena sebagai simbol nilai pluralisme yang dijunjung tinggi oleh para wali.
"Penamaan masjid pun tidak menggunakan bahasa Arab karena mengikuti zamannya karena sebagai bukti pluralisme," ujarnya.
Sedangkan di sudut lain, tepatnya pada bagian mimbar, terdapat dua kepala harimau yang memiliki makna filosofi tersendiri.
"Mimbar Masjid Agung Sang Cipta Rasa memiliki keunikan dimana terdapat dua kepala harimau yang terletak di bawah mimbar. Hal ini sebagai bila sudah berbicara harus berani untuk mempertanggungjawabkan," tegasnya.
![]() |
Uniknya lagi, jumlah pintu di masjid ini tidak hanya satu. Melainkan terdapat sembilan pintu dengan desain sederhana namun mempunyai makna yang cukup dalam.
"Kenapa ada 9, karena setiap wali memiliki pintu masuk masing-masing," paparnya.
Masjid yang didesain langsung oleh Sunan Kalijaga ini banyak memiliki keunikan lainnya. Seperti rendahnya ukuran pintu masjid, ia menuturkan karena memiliki pesan untuk merendahkan diri sebelum menghadap sang kuasa.
"Makna pintu rendah itu jangan sombong kepada sang kuasa apalagi kalau mau menghadap-Nya," bebernya.
Aktivitas di Masjid Sang Cipta Rasa Selama Bulan Ramadan
Selama bulan Ramadan, biasanya masjid ini selalu dipadati oleh jamaah yang melaksanakan ibadah wajib maupun sunnah.
Tidak sedikit juga jamaah yang melakukan tadarus Al Qur'an selama bulan suci Ramadan. Biasanya pada sore hari dan setelah menjalankan ibadah shalat tarawih.
Bilamana sudah masuk pada malam Lailatul Qodar biasanya masjid ini lebih padat lagi dibandingkan sebelumnya. Pasalnya banyak dari jamaah yang melakukan itikaf di masjid yang satu ini.
------
Artikel ini telah naik di detikJabar.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan