Cirebon memiliki tidak hanya satu destinasi wisata religi yang kental dengan sejarah Islam. Selain wisata keraton, Cirebon juga memiliki tujuan ziarah masyhur yang berada di Desa Astana di Cirebon.
Perjalanan dari Jakarta menuju Desa Astana dapat ditempuh sekitar 4 jam melalui jalan tol. Di desa ini terdapat dua makam wali besar yang menjadi tujuan utama para peziarah di Jawa Barat.
Destinasi wisata religi di Desa Astana, Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat
1. Makam Sunan Gunung Jati
Sunan Gunung Jati, yang bernama asli Syekh Syarif Hidayatullah, dimakamkan di Desa Astana, Kabupaten Cirebon. Makamnya selalu ramai dikunjungi peziarah setiap hari, terutama saat akhir pekan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan penelusuran tim detikTravel pekan lalu, area makam dipadati peziarah. Karena area maqbarah dalam penuh, sebagian rombongan memilih masuk ke area belakang makam yang memiliki 29 anak tangga dan menjadi jalur menuju area tahlil di belakang makam.
"Kami memilih tempat pembacaan tahlil di belakang karena tadi maqbarah di dalam penuh," ujar Gibran, peziarah asal Ciputat.
Berdasarkan keterangan Roni, penjaga pintu belakang, pintu tersebut merupakan Pintu 2 Makam Sunan Gunung Jati yang bernama Pintu Assalam. Kompleks makam Sunan Gunung Jati memiliki 9 pintu.
Meski cuaca panas, semangat peziarah tetap tinggi. Namun, area Pintu 2 terlihat kurang teduh karena tidak ada atap pelindung. Di sekitar pintu ini juga terdapat makam tokoh lain seperti Buyut Gede Nyai Jambe, Kigede Karangampel, Kigede Kalideres, Kigede Jaga Pura, Kigede Weru, dan Kigede Wadas.
Makam Sunan Gunung Jati buka 24 jam setiap hari. Peziarah tidak dikenakan tiket masuk, hanya dianjurkan memberikan infaq seikhlasnya. Traveler juga disarankan waspada terhadap barang bawaan dan anak-anak selama berziarah.
2. Makam Dzatul Kahfi
Sekitar 800 meter dari makam Sunan Gunung Jati terdapat Makam Dzatul Kahfi, yang juga berada di Desa Astana. Makam ini merupakan kompleks peristirahatan Syekh Nurjati atau Maulana Idofi Mahdi, salah satu tokoh penyebar Islam di Cirebon.
Kompleks makam ini buka 24 jam setiap hari, tanpa tiket masuk, hanya infaq seikhlasnya. Berdasarkan penelusuran detikTravel pada Sabtu (20/9/2025), suasana ziarah berjalan lancar tanpa penumpukan peziarah.
Di area kompleks terdapat sebuah Mushola Puser Bumi yang bisa dicapai dengan menaiki 40 anak tangga. Masjid ini terkenal karena hiasan kaligrafi emasnya dan aroma dupa yang semerbak serta letaknya di ketinggian yang menyuguhkan panorama Kabupaten Cirebon.
Di samping mushola Puser Bumi, terdapat Pesanggerahan Giri Amparan Jati yang dulunya digunakan Sunan Gunung Jati untuk mengajar murid-muridnya.
"Bangunan Pesanggerahan dulu dipakai untuk kegiatan mengajar Sunan Gunung Jati. Meski sudah direnovasi, letaknya tetap sama sejak masa beliau hidup," ujar salah satu pengunjung yang tak mau menyebutkan namanya
Namun, tempat wudhu di masjid ini masih menyatu antara laki-laki dan perempuan sehingga sebagian peziarah perempuan merasa kurang leluasa.
Gibran, salah satu peziarah asal Ciputat, mengungkapkan alasan memilih berziarah ke Cirebon. Menurutnya, lokasi makam para wali di Desa Astana cukup dekat dari Jakarta sehingga perjalanan lebih singkat dan biaya yang dikeluarkan juga lebih hemat.
Hal ini membuat Cirebon menjadi pilihan tepat bagi traveler yang ingin melakukan wisata religi tanpa harus menempuh perjalanan jauh.
Komentar Terbanyak
Potret Sri Mulyani Healing di Kota Lama Usai Tak Jadi Menkeu
Keunikan Kontol Kejepit, Jajanan Unik di Pasar Kangen Jogja
Daftar Negara yang Menolak Israel, Tidak Mengakui Keberadaan dan Paspornya