Bukan Cuma Pantai, Bangka Juga Punya Tempat Nongkrong Kekinian
Senin, 10 Apr 2017 14:25 WIB

Darwance Law
Jakarta - Pulau Bangka tidak hanya punya pantai berbatu granit, tapi juga tempat nongkrong kekinian. Salah satunya adalah De Locomotief.Soal pantai, Pulau Bangka adalah salah satu gudangnya. Serupa Pulau Belitung, pantai di Pulau Bangka umumnya juga disuguhi oleh batu-batu granit ukuran raksasa. Sebagian besar masih alami, tapi ada juga pantai yang di salah satu bagiannya berdiri dengan artistik sebuah area wisata yang memadukan antara galeri, museum dan perpustakaan tepi pantai. De Locomotief namanya. Inilah tempat yang sedang happening di Pulau Bangka."Di pantai ini juga ada sebuah museum yang diberi nama Museum Garuda," kira-kira seperti itulah isi tulisan di media lokal yang sempat saya baca suatu waktu.Sejak saat itu, sudah muncul hasrat hendak mendatangi tempat yang tergolong unik bagi kami, masyarakat Pulau Bangka. Betapa tidak, selama ini kami hanya disuguhi pantai sebagai tempat wisata. Alhasil, kehadiran De Locomotief berhasil manarik animo pengunjung. Tak hanya warga lokal, tetapi juga masyarakat dari luar Pulau Bangka. Apalagi, pengelola selalu memperbaharui dekorasi De Locomotief.Misalnya menyesuaikan dengan hari-hari besar keagamaan. Saat imlek misalnya, De Locomotief didominasi oleh lampion yang bergelantungann di sana-sini.Dari pemberitaan media lokal serta foto-foto yang berseliweran di sosial media terutama instagram, keinginan untuk menginjakkan kaki di De Locomotief yang konon berpenampilan artistik itu semakin susah untuk dihadang. Sayang, oleh beragam alasan, saya baru bisa menginjakkan kaki di tempat wisata ini beberapa waktu setelah itu. Padahal, jarak antara De Locomtief dengan Pangalpinang, tempat saya bertempat tinggal kini tak lebih dari 40 kilometer jauhnya."5.000 rupiah saja," sahut salah seorang penjaga yang hari itu bertugas di pintu masuk De Locomotief.Ya, cukup dengan membayar biaya masuk sebesar 5.000 rupiah untuk kendaraan roda dua dan 10.000 rupiah untuk roda empat. Pengunjung sudah bisa menikmati koleksi antik yang dipajang di sejumlah bangunan unik dengan dominasi warna coklat di area wisata De Locomtief. Pelan-pelan, saya dan beberapa orang teman kala itu mengamati dengan seksama koleksi De Locomotief satu demi satu. Sebagai pulau yang mengandalkan keindahan pantai sebagai objek wisata, kehadiran De Locomotief memang memberikan warna baru dunia turisme di sini. Paling tidak, hal ini bisa dilihat dari antusiasme warga yang selalu berduyun-duyun mendatangi tempat ini.Sebelum melihat-lihat koleksi De Locomotief, pengunjung sudah disajikan oleh dekorasi area ini yang unik. Beberapa payung-payung yang bergelantungan di antara bangunan yang satu ke bangunan yang lain. Inilah sisi menarik di De Locomotief yang menjadikannya tampak berbeda dengan tempat wisata yang lain yang pernah ada di Pulau Bangka. Sebuah lokomotif yang dulu banyak digunakan sebagai alat pengangkut hasil tambang timah yang dipajang tepat di halaman utama area, menjadi salah satu koleksi yang paling sering diburu untuk dijadikan latar saat mengambil foto.Setelah puas menikmati koleksi yang ada di De Locomotief yang spontan mengingatkan kepada kita perihal kehidupan masa silam masyarakat Pulau Bangka itu. Pengunjung bisa melepas lelah dengan menyaksikan indahnya Pulau Bangka di Pantai Tongaci. Sayang, kapal-kapal penambangan timah membuat pemandangan di pantai yang selalu ramai pada akhir pekan itu menjadi agak terganggu. Padahal, di sini terdapat banyak objek wisata, terutama pantai.De Locomotief merupakan sebuah tempat wisata tepi pantai di Pulau Bangka, memadukan antara keelokan pantai, museum yang meyimpan beragam rupa perabotan masa silam, perpustakaan yang mengleksi buku-buku terbitan lama dan galeri dengan koleksi foto beragam tema. Area wisata ini berada di kawasan wisata Pantai Tongaci. Pantai Tongaci sendiri terletak di Jalan Laut, Kampung Pasir, Sungailiat, Bangka. Memasuki kawasan ini, keunikan pertama yang bisa kita saksikana adalah payung-payung cantik yang bergelantungan dari bangunan satu ke bangunan yang lain. Yuk, jelajahi lebih jauh lagi kekayaan Pulau Bangka!
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia