Ini Gereja Ortodoks Terbesar di Kawasan Asia Timur
Senin, 25 Des 2017 09:35 WIB

Neny Setiyowati
Jakarta - Kota Harbin di China tak hanya punya festival es dan musim dingin saja. Kota ini juga punya gereja ortodoks terbesar di kawasan Asia Timur, Sophia Cathedral.Harbin berada di dekat perbatasan Rusia. Menjadikan kota ini bernuansa Rusia. Sophia Cathedral adalah salah satu buktinya meski telah berubah fungsi menjadi museum.Gereja Shopia terletak di kawasan pusat Daoli, Harbin. Sangat mudah dijangkau dari berbagai arah. Tidak perlu berpikir panjang bagi kami untuk mengunjunginya karena sangat dekat dengan penginapan. Dengan berjalan kaki kami menuju lokasi menembus hawa dingin Harbin diantara salju dan es. Dalam waktu 10menit kami sudah sampai.Tiket masuk ke gereja ini 15 yuan selama musim dingin. Beruntung teman-teman saya masih pelajar jadinya cuma bayar setengahnya saja. Meskipun musim dingin gereja ini tetap ramai pengunjung. Harus antre untuk beli tiketnya.Gereja Shopia merupakan gereja ortodoks terbesar di Far East (negara-negara yang berada di wilayah Asia Timur, Rusia bagian utara Asia, Asia Tenggara). Dengan tinggi 53 meter dan menempati area seluas 721 meter persegi. Merupakan contoh sempurna dari arsitektur Byzantine. Penampakan gereja dan area sekitarnya mirip seperti kawasan Red Square di Moskow. Membuat Harbin berbeda dengan kota lainnya di China.Gereja ini memiliki sejarah yang rumit. Dibangun berbahan kayu pada tahun 1907 oleh orang Rusia yang kalah perang menghadapi Jepang. Sebagai simbol spiritual untuk menggabungkan kembali kepercayaan para tentaranya. Lambat laun jumlah orang Rusia di Harbin semakin bertambah. Pada tahun 1921 mencapai 100ribu orang. Membuat gereja ini harus diperluas.Renovasi diadakan pada tahun 1923 dengan peletakan batu pertama dan selesai pada tahun 1932. Beberapa tahun kemudian gereja ini mengalami penurunan sebagaimana fungsinya. Terkait dengan berdirinya RRC di seluruh daratan China oleh Partai Komunis pada tahun 1949 yang mengakhiri semua pekerjaan misionaris Kristen. Terdapat perjanjian antara Rusia dan China yang mengatur penyerahan gereja-gereja Rusia di bawah kendali China.Gereja Sophia pun ditutup selama beberapa periode, tahun 1958-1961 dan 1966-1976. Selang beberapa waktu banyak bangunan tumbuh di sekitar gereja. Membuat gereja ini tidak dapat diakses dan tidak terlihat dari jalanan alias tersembunyi. Sampai akhirnya pemerintah Beijing menunjuk gereja ini sebagai tempat warisan budaya nasional pada tahun 1996 sebagai bagian dari kampanye nasional untuk melindungi situs bersejarah.Donasi sebanyak 12 juta yuan terkumpul dari warga setempat untuk restorasi Gereja Sophia dan beberapa bangunan sekitarnya yang telah hancur. Pada tahun 1997 gereja ini telah resmi berubah menjadi Museum Arsitektur dan Seni Kota (Galeri Seni Arsitektur Harbin) yang isinya menampilkan perkembangan arsitektur multi budaya di Harbin sepanjang jaman. Menjadikan Gereja Sophia sebagai salah satu penanda Harbin yang menarik para wisatawan.
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol