Rammang-rammang, Desa Eksotis di Balik Pegunungan Kapur Sulawesi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Rammang-rammang, Desa Eksotis di Balik Pegunungan Kapur Sulawesi

Restu Utami - detikTravel
Jumat, 16 Feb 2018 09:54 WIB
loading...
Restu Utami
Perjalanan menuju Rammang-Rammang, naik perahu dengan waktu tempuh 30 menit.
Memasuki kawasan Rammang-Rammang, kawasan danau dan tebing kapur.
Trekking di Rammang-Rammang, bisa menempuh waktu 1-2 perjalanan, tergantung kekuatan fisik.
Rammang-rammang yang berada di balik pegunungan kapur
Relief bebatuan di taman batu, Rmmang-Rammang, Maros, Sulawesi Setalan.
Rammang-rammang, Desa Eksotis di Balik Pegunungan Kapur Sulawesi
Rammang-rammang, Desa Eksotis di Balik Pegunungan Kapur Sulawesi
Rammang-rammang, Desa Eksotis di Balik Pegunungan Kapur Sulawesi
Rammang-rammang, Desa Eksotis di Balik Pegunungan Kapur Sulawesi
Rammang-rammang, Desa Eksotis di Balik Pegunungan Kapur Sulawesi
Jakarta - Sebuah desa di balik pegunungan kapur Sulawesi mulai populer, Rammang-rammang. Punya sisa-sisa peninggalan manusia purba, desa ini jadi situs warisan dunia.Keindahan bawah laut bukanlah satu-satunya pesona alam yang dimiliki Sulawesi. Sederet pegunungan membentang, cukup menantang untuk dijelajahi. Salah satunya adalah pegunungan batu kapur (karst) yang dikenal dengan nama Rammang-Rammang.Rammang-Rammang adalah sebuah tempat di gugusan pegunungan karst Maros-Pangkep, di Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Maros, Sulawesi Selatan. Jaraknya sekitar 40 km dari sebelah utara Kota Makassar. Kawasan ini pertama kali dikembangkan pada tahun 2014 oleh masyarakat di Desa Salenrang.Rammang-Rammang menyajikan keindahan desa yang dikelilingi pegunungan karst yang sangat luas, lengkap dengan sungai dan bentangan sawah yang asri. Selain gugusan tebing kapur yang sangat mempesona, Rammang-Rammang juga memiliki taman batu sendiri yang bisa kemu jelajahi. Berjalan diantara batu-batu nan tinggi, yang bercorak garis-garis cokelat dan hijau.Tahun 2001, UNESCO memasukan kawasan karst ini sebagai kawasan cagar alam yang telah memenuhi 9 syarat, termasuk keragaman hayati yang unik dan tentu saja sisa peninggalan manusia purba di beberapa dinding gua. Tempat ini juga kerap kali dijadikan lokasi syuting film, seperti film lokal buatan anak negeri, Silariang.Untuk masuk ke desa tersebut, kamu harus menempuh transportasi air, yakni mengikuti alur sungai. Harganya cukup Rp 200.000 saja per kapal, dengan kapasitas 1-5 orang. Yup, semakin ramai orang yang ikut, akan semakin murah biayanya.Di sana, kamu bisa treking di sekitaran pegunungan batu kapur. Karena harus melewati jalan setapak di sela-sela area sawah yang basah dan licin, jadi lebih baik gunakan sepatu atau sandal gunung agar treking lebih nyaman ya!
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads