Bukan Danau Toba, Ini Kastoba yang Mistis di Jatim

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Bukan Danau Toba, Ini Kastoba yang Mistis di Jatim

Pradikta Kusuma - detikTravel
Sabtu, 28 Apr 2018 08:52 WIB
loading...
Pradikta Kusuma
Indah, sepi, dan tenang begitulah suasana di Danau Kastoba
Semua sisinya nampak sangat indah untuk dibingkai dalam sebuah foto
Terdapat sebuah pondok kecil tepat di tepian danau
Kalian bisa berenang disini, namun tetap harus berhati hati
Jangan lupa kesini jika datang ke Pulau Bawean
Bukan Danau Toba, Ini Kastoba yang Mistis di Jatim
Bukan Danau Toba, Ini Kastoba yang Mistis di Jatim
Bukan Danau Toba, Ini Kastoba yang Mistis di Jatim
Bukan Danau Toba, Ini Kastoba yang Mistis di Jatim
Bukan Danau Toba, Ini Kastoba yang Mistis di Jatim
Jakarta - Di Pulau Bawean Jatim, terdapat sebuah danau yang bernama Kastoba. Tak kalah cantik dari Toba, danau ini punya cerita mistis yang bikin penasaran.Jalan disepanjang Pulau Bawean ini begitu menyenangkan karena aspalnya yang mulus, sepi dan pemandangannya yang aduhai. Mulai dari persawahan, perbukitan, hutan, pantai, hingga pemukiman asli penduduk Bawean dapat kita saksikan. Tak akan pernah membuat bosan walaupun perjalanan menuju Danau Kastoba cukup jauh harus memakan waktu 60 menit dengan perjalanan yang lancar, bisa dibayangkan jauhnya seperti apa.Dan lagi lagi tanpa ada petunjuk arah sama sekali untuk menuju Danau Kastoba. Karena memang nampaknya pemerintah Kabupaten Gresik belum serius untuk membenahi Bawean sebagai tujuan utama wisata. Atau bisa jadi terbentur karena status bawean sendiri yang merupakan cagar alam. Sesekali harus berhenti setiap di persimpangan jalan untuk bertanya kepada para penduduk kemana arah Danau Kastoba yang benar, apalagi si mas Kaha jauh tertinggal dibelakang karena sedang mencari Kapal untuk menuju Tanjung Gaang, destinasi kami selanjutnya.Tepat diujung jalan yang aspalnya mulai menghilang kami sepakat untuk berhenti terlebih dahulu dan menunggu Mas Kaha datang, daripada nanti kami tersesat lebih jauh. Setelah beberapa menit Mas Kaha pun datang dan langsung mengajak kami menuju Danau Kastoba. Dan benar saja jalur menuju Danau Kastoba ini sama sekali tak terlihat, dan hampir seperti bukan destinasi wisata. Parkir sepeda motor pun asal asalan di sebuah jalur sempit ditengah ladang yang langsung berbatasan dengan jurang yang dalam."Dari sini kita harus trekking melewati bukit itu sekitar 20 menit," Ujar Mas Kaha menunjuk sebuah jalur yang membelah bukit rimbun dengan pepohonan.Walaupun katanya hanya 20 menit perjalanan menuju Danau Kastoba tak bisa dikatakan mudah, apalagi bagi kawan kawan yang jarang berolahraga. Karena jalanan cukup menanjak, keringat pun tak bisa ditahan untuk tak jatuh membasahi kening. Namun pepohonan yang cukup rapat cukup mengobati rasa lelah kita saat itu, angin yang  berhembus pun cukup sejuk.Γ‚ Berjalan dan berjalan akhirnya dari rerimbunan pohon Danau Kastoba pun menampakkan wujudnya. Airnya yang hijau sangat menyegarkan untuk dipandang. Perbukitan yang mengelilinginya pun sangat rapat dengan pepohonan besar. Di tepian danau terdapat sebuah pondokan kecil yang berada tepat dibawah pohon besar nan rindang. Sebuah perpaduan sederhana namun terkesan membuat pemandangan yang ada semakin menakjubkan. Danau Kastoba nampak masih sangat alami dan asri. Terbukti dengan beragamnya satwa yang mendiaminya. Seperti biawak yang berseliweran di bebatuan pinggir danau, hingga ratusan kepiting yang seakan tak terganggu dengan kedatangan kami kala itu.Hening, senyap dan sepi beberapa lama duduk termenung di pinggiran danau perasaan jika tempat ini Wingit pun mulai menghinggapi. Apalagi ketika aku sempatkan untuk berbincang dengan 2 orang bapak bapak yang nampak sedang mencari kepiting di pinggiran danau."Beberapa tahun yang lalu itu ada orang dari Bandung mas, tenggelam di tengah sana," sambil menunjuk sudut kejadian itu dahulu."Kata temannya yang selamat, ketika berenang tiba tiba secara tidak sadar mereka ada di tengah danau, pas mau balik ke pinggir seperti berat sekali, akhirnya tenggelam dan meninggal dulu itu mas""Kejadian 2 kali mas, tapi waktunya berbeda, dan yang aneh jasadnya gak ditemukan disini mas tapi yang satu di sungai dan satu lagi di laut sana" ujar bapak satu menimpali.Mendengar cerita itu pikiran ngeri langsung menghinggapi dan secara spontan langsung berteriak ke kawan kawanku yang lagi asik bermain air di pinggiran danau agar tak berenang terlalu ke tengah."Awas ojo renang adoh adoh, Bahayaa!" teriakku kepada mereka"Ayoo mas ikut renang sin, airnya seger!"Ajak Mas Kaha dikejauhan."Enggak deh mas, lagi capek!" Sahutku lagi, padahal bukan karena capek, melainkan sudah terlanjur ngeri membayangkan cerita dari bapak bapak tadi. Memang Danau ini indah namun aura mistisnya begitu terasa.Hampir satu jam lamanya kami menikmati suasana di Danau Kastoba ini dan setelah dirasa cukup aku dan kawan kawan lain segera berkemas untuk kembali menjelajah tempat lain di Pulau Bawean. Namun sebelum beranjak pergi kami sempatkan untuk memotret foto dengan latar belakang danau yang terakhir kalinya.Setelah jepretan foto satu persatu kawan kawan mulai melangkah meninggalkan tepian danau. Aku menjadi yang terakhir meninggalkan danau karena masih sibuk merapikan perlengkapan fotografi yang aku bawa. Dan tiba tiba angin berhembus pelan dan bulu kuduk tiba tiba berdiri. Perasaan sudah tak karuan, aku pun berlari mengejar kawan kawan.Dalam perjalanan turun menuju tempat parkir kendaraan aku bergumam dalam hati jika penangkaran rusa dan danau kastoba ini menjadi sebuah pembuka cerita yang mengasikkan tentang Pulau Bawean. Ekspektasi awalku ketika pertama menjejakkan kaki di pulau ini seakan satu persatu dijawab dan memberiku pelajaran lebih tentang Bawean. Dan begitu pula dengan destinasi selanjutnya, yang kali ini bisa aku tebak akan banyak cerita seru nantinya.
Hide Ads