Gua Ribuan Buddha di China yang Jadi Pusat Pertemuan Jalur Sutera
Rabu, 09 Jan 2019 11:50 WIB

Rita Pawestri
Jakarta - Kalau Indonesia dikenal akan ribuan pulau, Magao Grottoes dikenal sebagai gua ribuan Buddha. Letaknya di persimpangan jalur sutera kuno. Gua ini dikenal sebagai gua ribuan Buddha, karena di situ banyak gua dengan patung-patung Buddha. Jumlah tepatnya ada 735 gua. Gua ini merupakan saksi sejarah hubungan lintas benua, penyebaran agama Buddha di seluruh Asia, sekaligus pusat pertukaran barang dan ide.Lokasinya sangat strategis, terletak di sepanjang jalur sutera kuno di Dunhuang, Provinsi Gansu - China bagian tengah-utara. Dunhuang sendiri merupakan area padang pasir yang sangat luas. Di situlah terjadi awal mula pertemuan budaya barat dan timur.Dinding kuil terbuat dari campuran lumpur, jerami dan ilalang yang ditutupi pasta jeruk nipis. Di dalamnya terdapat lebih dari 2,800 patung Buddha dan 45 ribu m2 murals. Namun, tidak semua gua memiliki patung Buddha. Sebuah bangunan besar tepat berada di tengah-tengah gua. Di situlah sebuah patung Buddha terbesar berdiri setinggi 35,5 m. Dari pusat meditasi menjadi pusat perdagangan.Gua ini ditemukan abad ke 4 Masehi oleh seorang biksu bernama Le Zun. Awalnya, gua ini dipakai sebagai tempat peristirahatan dan bermeditasi para biksu setelah melakukan perjalanan di sepanjang padang pasir yang tandus. Namun, lambat laun semakin banyak ekspedisi China ke Barat dan sebaliknya.Para pedagang itu membawa berbagai barang termasuk sutera, teh, dsb. Fungsi gua berubah menjadi pusat perdagangan. Pertemuan budaya barat dan timur yang intense membuat tempat ini menjadi pusat kebudayaan.Gua ini dibangun dalam beberapa periode. Ini terlihat dari style lukisan dan patung yang ditemukan di sana. Pengaruh gaya China, India dan Turki tampak dalam karakter lukisannya yang berbeda. Merah, hijau tosca, oranye adalah warna-warna dominan di dinding. Warna-warna ini dilukis dengan menggunakan mineral yang diperoleh di China. Hanya warna biru yang materialnya diimpor dari Afganistan. Salah satu warisan budaya duniaBegitu masuk gua, pengunjung dilarang merekam, memotret maupun menyentuh artefak di dalamnya. Selain terkait hak kepemilikan, pantulan cahaya kamera juga dikhawatirkan dapat melunturkan warna artefak yang telah berusia lebih dari 2000 tahun ini. Seorang pemandu akan memandu wisatawan dengan menggunakan senter.Gua ini sekarang menjadi salah satu tujuan wisata di daerah Dunhuang. Ribuan turis mengunjunginya setiap hari. Sebagian besar adalah wisatawan lokal. Sebelum menuju ke gua, biasanya wisatawan diantar menuju hall pertunjukan teater untuk menyaksikan film sejarah pendirian Magao Grottoes.Namun, objek wisata ini hanya dibuka pada bulan-bulan tertentu saja. Pada musim dingin, musim hujan dan musim badai pasir, gua ditutup untuk dilakukan perawatan. Dunhuang Research Academy bertanggung jawab untuk pelestarian situs ini.Sumber pengetahuan Pada tahun 1900, Wang Yuanlu, seorang biksu Taoism membuat penemuan besar. Ia menemukan 50 ribu dokumen dari pintu rahasia ketika ia membersihkan pasir di dinding gua. Benda berupa sutera, lukisan atas kertas tertanggal abad 4 hingga abad 11 Masehi ia temukan.Namun, penemuan ini tidak dianggap penting oleh pemerintah China. Justru ilmuwan barat tertarik dengan penemuan tersebut. Beberapa ilmuwan melakukan ekspedisi ke China untuk mempelajarinya. Yang terkenal antara lain Marc Aurel Stein dari Inggris di tahun 1907 dan Paul Polliot dari Perancis.Mereka membeli manuskrip-manuskrip ini dan membawanya ke luar China. Sejak saat ini banyak manuskrip dan lukisan dari gua ini yang tersebar di berbagai belahan dunia. Baru tahun 1961 pemerintah China mengakui pentingnya gua ini. Tahun 1987 Magao Grottoes resmi didaftarkan di UNESCO sebagai salah satu warisan budaya dunia.Gua ini menjadi tempat sumber pengetahuan bagi ahli antropologi dan sejarah barat. Tempat ini pula menjadi tempat bercampurnya budaya dan agama pada abad 4 hingga 14 Masehi.Gua ini sebagai saksi sejarah hubungan lintas benua, penyebaran agama Buddha di seluruh Asia sekaligus pusat pertukaran barang dan ide.
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol