Belajar Mitigasi Bencana dari Negeri Sakura yang Indah

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Belajar Mitigasi Bencana dari Negeri Sakura yang Indah

Aeysha Indria - detikTravel
Sabtu, 12 Jan 2019 15:45 WIB
loading...
Aeysha Indria
Keindahan Danau Ashi di Kanagawa Prefecture
Osaka prefecture government ( gedung pemerintahan Osaka prefektur)
kishiwada temple di osaka
Aula SMA Kishiwada, saat kami tampil menyanyikan lagu dangdut
Belajar Mitigasi Bencana dari Negeri Sakura yang Indah
Belajar Mitigasi Bencana dari Negeri Sakura yang Indah
Belajar Mitigasi Bencana dari Negeri Sakura yang Indah
Belajar Mitigasi Bencana dari Negeri Sakura yang Indah
Jakarta - Siapa yang tak kenal dengan Jepang. Negeri sakura ini bukan cuma punya alam yang indah tapi juga terkenal dengan rawan bencana. Yuk, belajar dari Jepang.Jepang adalah salah satu negara yang jadi negara impian yang saya kunjungi selain Korea Selatan. Pesona keindahan alam, kultur budaya, serta kedisiplinan masyarakatnya menjadi daya tarik yang menjadikan saya ingin berkunjung disana. Itulah kenapa saya merasa bersyukur luar biasa saat terpilih menjadi satu diantara tiga pelajar SMA yang mengikuti Kegiatan Pertukaran Pelajar dan Pelatihan Migitasi Bencana di Osaka Jepang selama sepekan.Kehebatan Osaka mengatasi dampak-dampak dari bencana seperti tsunami dan gelombang pasang, menjadi alasan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur memilih Osaka sebagai kota yang dijadikan studi tiru untuk Provinsi Jawa Timur dan apabila memungkinkan, untuk Indonesia. Alasan kegiatan pertukaran pelajar dan pelatihan mitigasi bencana ini dilaksanakan adalah agar para pelajar di Jawa Timur dapat belajar kepada para pelajar di Osaka. Terutama tentang bagaimana cara mereka saat menghadapi bencana serta tindakan apa saja yang mereka lakukan untuk mempersiapkan kemungkinan bencana yang akan terjadi. Dengan pertukaran pelajar ini, diharapkan para pelajar dapat mengambil contoh dari para pelajar di Osaka tentang mitigasi bencana yang mereka lakukan.Kegiatan Pertukaran Pelajar dan Pelatihan Migitasi Bencana ini dilaksanakan pada tanggal 11-16 November 2018 lalu. Pada 10 November, saya bersama 20 orang guru, kepala sekolah, dan beberapa orang dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur dan 2 orang siswa lainnya berangkat dari Bandara Internasional Juanda, Surabaya. Kami tiba di Bandara Internasional Kansai pada tanggal 11 November 2018. Sesampainya di Osaka, kami menuju ke Kyoto untuk untuk mengunjungi beberapa kuil yang ada di sana. Keesokan harinya, kami pergi ke kantor pemerintahan Osaka, Osaka Prefecture Government yang ada di Osaka. Setelah itu, kami pergi menuju stasiun bencana tsunami. Kami ditunjukkan beberapa kejadian tsunami yang pernah terjadi di Osaka serta wilayah Osaka yang berada di bawah permukaan laut.Setelah itu, kami menuju SMA Kishiwada. Di sana, saya dan 2 orang teman saya bertukar pikiran dengan siswa dan siswi SMA Kishiwada tentang ekstrakurikuler mereka, budaya mereka, makanan khas dari Osaka dan Jawa Timur. Saya dan 2 orang teman saya juga menampilkan musik khas Indonesia yaitu musik dangdut di depan seluruh siswa dan siswi serta guru SMA Kishiwada. Keesokan harinya, saya bersama rombongan menuju SMA Sakurazuka. Di sana, saya dan 2 orang teman saya berdiskusi dengan siswa dan siswi SMA Sakurazuka tentang mitigasi bencana yang mereka lakukan dengan status mereka sebagai pelajar SMA.Setelah itu saya bersama rombongan menuju ke kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Osaka, kemudian bersama rombongan menuju ke Tokyo.Jepang merupakan negara yang teknologinya berkembang dengan pesat. Namun, bukan hanya teknologinya, tapi juga masyarakatnya. Masyarakatnya memiliki kesadaran yang sangat tinggi akan lingkungan. Salah satunya dalam hal membuang sampah. Hampir di seluruh tempat, baik tempat wisata maupun bukan tempat wisata, tidak akan pernah kita temui sampah kecuali sampah yang berasal dari tanaman.Sebagai contoh, di salah satu SMA di kawasan Osaka, yaitu SMA Kishiwada. Kesadaran yang tinggi akan kebersihan lingkungan serta perlunya menjaga lingkungan membuat negara Jepang memiliki kondisi yang sangat asri, nyaman, dan tentu saja kebersihannya sangat terjaga. Pesona keindahannya benar-benar terpancar.Kesadaran itu perlu dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Karena, banyak sekali bencana yang muncul dari sampah seperti banjir, dan lain sebagainya. Jepang masih mengalami bencana banjir karena debit air sungainya yang membludak, bukan karena banyaknya sampah yang ada di sungai.Saat mengunjungi kantor pemerintahan Osaka, kami ditunjukkan tentang bagaimana cara mereka menunjukkan kegiatan apa saja yang dilakukan untuk melatih masyarakat agar tanggap dalam bencana apapun seperti latihan evakuasi bencana. Latihan evakuasi bencana biasanya dilakulan di lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolah. Sebagai contoh, latihan evakuasi bencana di SMA Sakurazuka dilaksanakan setiap 6 bulan sekali. Dari latihan itu, mereka bisa belajar bagaimana cara mengevakuasi diri mereka serta orang lain saat bencana apapun terjadi. Pemerintah dan rakyat Jepang merasa terdorong untuk melakukan usaha bersama terpimpin untuk melestarikan tanah dan mengendalikan banjir serta meningkatkan metode peramalan badai dan banjir serta sistem peringatan dini di tempat-tempat yang sering dilanda bencana.Selain itu, agar masyarakat mengetahui kapan banjir akan terjadi, pemerintah memasang kamera di 90 titik yang kemudian fotonya ditaruh di salah satu situs pemerintah Jepang, agar dapat diakses oleh seluruh masyarakat. Sehingga, masyarakat dapat ikut aktif memantau debit air dan saat debit air membludak, mereka dapat segera bersiap-siap untuk mengungsi ( terutama apabila daerahnya terdampak banjir).Sinergi yang kuat antara pemerintah dan masyarakat Jepang membuat negara ini menjadi salah satu negara yang memiliki sistem tanggap bencana yang sangat baik. Hal ini perlu ditiru oleh masyarakat Indonesia. Selama ini hanya pemerintah yang berusaha untuk memberikan info tentang bencana, sedangkan masyarakat hanya menunggu info dari masyarakat.Pemerintah juga perlu menerapkan apa yang diterapkan pemerintah Jepang, seperti memasang kamera di 90 titik rawan banjir.Kesadaran akan lingkungan perlu kita tingkatkan. Contoh kecil yang dapat kita lakukan adalah membuang sampah di tempat sampah. Karena berawal dari lingkungan, kita dapat hidup dan juga dapat mati. Apabila lingkungan kita bersahabat, tentu kita akan hidup nyaman dan tentram. Namun, apabila lingkungan kita buruk, maka hal itu dapat membawa bencana besar bagi kita semua. Dalam menghadapi bencana yang terjadi, pemerintah Jepang telah melakukan beberapa langkah penting,yaitu:1. Merancang bangunan yang tahan gempa. Ini sebagai langkah antisipasi awal apabila gempa muncul sewaktu-waktu.2. Mendirikan area perlindungan bagi korban terdampak bencana alam.3. Khusus untuk tsunami, dilakukan langkah-langkah untuk melindungi kawasan-kawasan pantai guna menghindari atau mengurangi kerugian yang ditimbulkan oleh tsunami. Antara lain diberlakukannya sistem peringatan dini secara cepat dan penyiaran informasi ramalan tsunami, juga pembangunan dan perbaikan tembok-tembok laut, pintu-air pada tembok laut, dll. Di pulau Okushiri, misalnya, telah dibangun tembok penghambat tsunami sepanjang 14 kilometer garis pantai, dengan tinggi 12 meter. Diperlukan biaya yang cukup tinggi untuk pemeliharaan tembok panjang ini.Selain itu, pemerintah Jepang juga menghimbau masyarakatnya untuk menyiapkan tas yang berisi logistik seperti makanan dan minuman yang sekiranya cukup untuk mereka bawa saat kondisi darurat seperti bencana tsunami, banjir terjadi. Sehingga, saat di tempat pengungsian, mereka tidak akan kekurangan makanan ataupun minuman karena sudah membawa bekal sendiri, untuk mereka sendiri maupun untuk dibagi dengan beberapa orang. Cara ini juga cukup efektif mengingat terkadang bantuan logistik kepada korban terdampak bencana belum merata, sehingga banyak orang yang kelaparan. Namun, dengan adanya tas berisi logistik ini, kita dapat dengan sementara mengganjal perut kita yang lapar maupun haus, sembari menunggu bantuan dari pemerintah.Hal ini bertujuan agar dampak negatif dari bencana alam seperti gempa bumi,erupsi gunung berapi, dan tsunami yang sering terjadi di indonesia tidak menimbulkan banyak dampak negatif.Lumayan cukup padat agenda saya selama berada di Osaka, Kyoto, dan Tokyo selama sepekan. Studi tentang migitasi bencana, sekaligus menikmati pesona keindahan Osaka.
Hide Ads