Nyam! Berburu Kuliner di Festival Mlaku-mlaku nang Tunjungan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Nyam! Berburu Kuliner di Festival Mlaku-mlaku nang Tunjungan

laras prameswari - detikTravel
Rabu, 26 Des 2018 11:30 WIB
loading...
laras prameswari
Pengunjung Festival Mlaku-mlaku nang Tunjungan mengerubuti stan dim sum dari Hotel Majapahit, Sabtu (8/12/2018). Mereka ingin melihat proses dimasaknya dim sum. Open kitchen merupakan daya tarik dari Festival Mlaku-mlaku nang Tunjungan.
Dua laki-laki petugas di stan serabi Notosuman tengah memasak serabi. Serabi Notosuman merupakan serabi khas Solo.
Salah satu makanan yang menjual bakso, sosis, dan makanan laut yang dibentuk menyerupai sate.
Stan yang terletak di depan Hotel Majapahit. Nampak penjual sibuk melayani pembeli.
Pengunjung tengah duduk santai sembari menikmati makanan yang mereka beli.
Nyam! Berburu Kuliner di Festival Mlaku-mlaku nang Tunjungan
Nyam! Berburu Kuliner di Festival Mlaku-mlaku nang Tunjungan
Nyam! Berburu Kuliner di Festival Mlaku-mlaku nang Tunjungan
Nyam! Berburu Kuliner di Festival Mlaku-mlaku nang Tunjungan
Nyam! Berburu Kuliner di Festival Mlaku-mlaku nang Tunjungan
Jakarta - Di November lalu, ada festival kuliner di Surabaya. Namanya Festival Mlaku-mlaku nang Tunjungan, yang menyajikan beragam kuliner untuk lidah mu.Kalau orang menyebut Festival Mlaku-mlaku nang Tunjungan, apa yang muncul di benak Anda? Wisata kuliner, tentu saja. Di festival yang diselenggarakan di Jalan Tunjungan, Surabaya ini, dari ujung ke ujung tersedia beragam makanan dan minuman yang siap memanjakan lidah Anda. Ingin sekedar jajan makanan ringan atau menyantap makanan berat, ingin mencicipi menu tradisional atau modern, semua tersaji lengkap di sini.Gapura berwarna cokelat itu dikerubuti banyak orang, Sabtu (8/11/2018) sore. Mereka mengantre untuk berfoto. Sepertinya berfoto di depan gapura itu menjadi hukum wajib bagi siapa saja yang datang ke festival Mlaku-mlaku nang Tunjungan. Tempat berdirinya gapura itu dekat Hotel Majapahit, hotel yang menjadi lokasi peristiwa bersejarah perobekan bendera Belanda.Bagian atas gapura dihiasi pajangan yang berbentuk gedung-gedung mini. Tepat di bawah pajangan gedung-gedung mini itu terdapat tulisan berwarna putih dengan latar berwarna hitam yang berbunyi MLAKU-MLAKU NANG TUNJUNGAN. Warga Surabaya jelas familiar dengan festival Mlaku-mlaku nang Tunjungan. Lokasi festivalnya, tentu saja, berada di sepanjang Jalan Tunjungan. Di sini, para pengunjung bisa puas jajan. Ada banyak stan makanan dan minuman yang bisa dijumpai di festival ini. Stan penjual makanan dan minuman dibagi dalam beberapa kelompok. Satu kelompok diisi 4-5 penjual. Dalam satu kelompok, stan antar penjual ditata membentuk segi empat. Makanan berat dan ringan, masakan lokal, barat, China, minuman hangat dan dingin, semua tersedia. Tinggal pilih mau yang mana. Pokoknya, saat datang ke festival Mlaku-mlaku nang Tunjungan, keinginan untuk diet harus ditunda alias diet starts tomorrow. Salah satu stan makanan yang ramai dikerubuti pengunjung adalah stan dari Hotel Majapahit. Lokasi stannya tidak berada di Jalan Tunjungan, melainkan di halaman hotel. Para koki di stan tersebut memasak dengan konsep teppanyaki, cara memasak ala warga Jepang dengan menggunakan pelat besi. Inilah yang menarik perhatian pengunjung. Menu yang disajikan, salah satunya adalah Chinese fried rice alias nasi goreng putih. Di dekat stan, disediakan meja dan kursi bagi para pengunjung yang ingin menyantap makanan. Stan makanan lain yang tak kalah ramai adalah stan serabi Notosuman, serabi asli Solo. Di Surabaya, cabang serabi Notosuman berada di Jalan Kapasan. Di stan serabi Notosuman terlihat dua laki-laki petugas berpakaian batik yang sibuk memasak. Dengan menggunakan sendok sayur, adonan serabi mereka masukkan ke wajan-wajan kecil yang diletakkan di atas tungku.Mereka lalu menutup wajan dengan wadah yang terbuat dari tanah liat. Selama lebih kurang 15 menit mereka menunggu serabi matang. Sesekali mereka membuka tutup wajan untuk memastikan apakah serabi sudah matang atau belum. Serabi-serabi yang telah matang mereka taruh di tampah. Selanjutnya, serabi-serabi tersebut digulung di dalam daun pisang. Penyajian serabi dengan digulung di dalam daun pisang inilah yang menjadi keunikan serabi Notosuman.Ada tiga pilihan serabi yang dijual, yakni serabi original, serabi cokelat, dan serabi campur (original dan cokelat). Satu kotaknya berisi lima serabi yang dihargai Rp 17.500 untuk original, Rp 20.000 untuk cokelat, dan Rp 18.500 untuk campur. Bagaimana dengan rasanya? Lezat tentu saja. Apalagi saat masih panas, hmmm semakin lezat. Begitu habis satu serabi, dijamin pasti ketagihan dan ingin nambah.Selain nasi goreng dan serabi, beberapa sajian lain yang dijual di festival Mlaku-mlaku nang Tunjungan adalah ayam geprek, kebab, bakso, dim sum, makanan laut, beragam jenis roti, kue rangin, dan es cincau. Dan bukan hanya makanan serta minuman, di festival ini ada juga stan yang menjual barang, seperti gantungan kunci, bunga hias, kaos, dan topi. Open kitchen Melihat proses pembuatan serabi atau proses memasak ala teppanyaki merupakan salah satu hal menarik yang bisa pengunjung temukan di festival Mlaku-mlaku nang Tunjungan. Ya, stan-stan di festival ini menampilkan open kitchen di mana para pengunjung bisa melihat secara langsung proses pembuatan makanan.Ketika makan di restoran atau di depot, pengunjung langsung disuguhi makanan yang sudah jadi. Nah, di Mlaku-mlaku nang Tunjungan, pengunjung bisa menyaksikan bagaimana makanan tersebut dimasak hingga disajikan. Tak jarang ada pengunjung yang berhenti di sebuah stan hanya karena ia penasaran ingin melihat proses dimasaknya makanan, meskipun ia tidak berminat membeli makanan tersebut. Semakin malam, suasana di festival Mlaku-mlaku nang Tunjungan semakin ramai. Itu artinya, semakin malam, pengunjung harus siap mengantre panjang untuk membeli makanan.Kalau tidak ingin terjebak antrean panjang dan supaya bisa lebih puas berwisata kulinernya, datanglah ketika hari masih sore. Pukul 16.00 WIB stan-stan biasanya sudah lengkap. Pop jadi keroncong Di sepanjang Jalan Tunjungan tersedia kursi dan meja kayu mini yang dapat digunakan pengunjung untuk menyantap makanan yang telah mereka beli. Kalau tidak kebagian kursi, tenang saja sebab pengunjung bisa menggunakan trotoar.Sembari menikmati sajian kuliner, pengunjung akan dihibur oleh kelompok musik yang membawakan lagu-lagu pop dalam irama keroncong. Kelompok musik tersebut tampil di panggung yang lokasinya berada di pertigaan Jalan Tunjungan dan Pasar Genteng. Alunan musik yang mereka bawakan semakin menyemarakkan suasana festival Mlaku-mlaku nang Tunjungan. Saat tampil Sabtu lalu, beberapa lagu yang dibawakan kelompok musik ini ialah Cintaku dari almarhum Chrisye, Menunggu Kamu dari Anji, dan lagu dari teman kita di wilayah Indonesia Timur yang tengah populer, Karena Su Sayang. Tak ayal, lagu-lagu yang dibalut dalam irama keroncong membuat para pengunjung sing-along plus bergoyang. Bahkan, ada, lho, satu laki-laki pengunjung yang asyik bergoyang di depan panggung. Bagi pengunjung yang membawa sepeda motor, mereka bisa memarkirnya di Pasar Blauran lalu berjalan melewati Jalan Praban menuju Tunjungan. Kalau mau lebih dekat, pengunjung bisa memarkir sepeda motornya di depan gedung Seiko yang ada di Jalan Embong Malang. Untuk yang di depan gedung Seiko ini, tarif parkirnya Rp 5.000.Tiap kali diselenggarakan, festival Mlaku-mlaku nang Tunjungan tidak pernah sepi pengunjung. Arek-arek Suroboyo tumplek bleg di Jalan Tunjungan untuk berburu kuliner dan tentu saja, sekaligus untuk berfoto-foto. Ngalor ngidul liwat toko ngumbah mata. Masio mung senggal-senggol ati lega. Sapa ngerti nasib awak lagi mujur. Kenal anake sing dodol rujak cingur.
Hide Ads