Potret Keriaan Solo Batik Carnival Tahun Ini
Kamis, 24 Okt 2019 09:50 WIB
Ria Rahmawati
Jakarta - Acara Solo Batik Carnival yang ke-12 memang telah usai akhir Juli lalu, tapi euphorianya masih terasa. Acaranya diikuti 11 negara di Asia Tenggara.Menonton karnaval memang suatu hiburan yang berbeda. Seperti melihat pesta dengan kostum dan pertunjukan yang unik. Salah satunya ajang tahunan Solo Batik Carnival, acara tahunan kota Solo ini sudah ke 12 kali dilaksanakan.Bertajuk Suvarnabhumi - The Golden of Asean, tahun ini SBC menampilkan berbagai budaya di Asia Tenggara. Para pesertanya sendiri berasal dari 11 negara yaitu Indonesia, Filipina, Malaysia, Myanmar, Brunei Darussalam, Laos, Vietnam, Kamboja, Timor Leste, Thailand dan Singapura. Penmapilan tiap negara memiliki tema berbeda.Pada 27 Juli 2019 karnaval ini dimulai, dari stadion Sriwedari sampai benteng Vastenberg. Para peserta memakai busana yang mewakili kebudayaan tiap negara sesuai temanya. Laos membawa tema Simply beautiful , The Green Heart of Brunei, Malaysia dengan jargon wisatanya Mlaaysia Truly Asia, Amazing Thailand dan berbagai tema lainnya. Tema internasional ini diharapakan dapat membawa Solo Batik Carnival ke dunia internasional.Pada pembukaannya acara ini dihadiri oleh Gubernur Jawa Tengah, bapak Ganjar Pranowo. Beliau ikut memeriahkan acara dengan menggunakan kostum dari Timor Leste.Sepanjang Jalan Raya Slamet Riyadi dipenuhi warga yang ingin menyaksikan kostum unik para peserta. Selain itu warga juga bisa loh berfoto dengan para peserta. Namun, untuk berfoto warga harus bergerak cepat agar tidak menghambat jalannya karnaval.Para peserta karnaval diikuti dari berbagai usia. Dari mulai anak-anak sampai orang tua. Tentunya mereka sudah melalui tes dan kualifikasi dari panitia. Kostum yang digunakan memiliki beragam warna dan bentuk. Banyak dari mereka harus menggunakan sepatu dengan heels sangat tinggi, baik itu wanita atau pria. Semua itu demi menunjang megahnya pertunjukan.Karnaval berakhir di balai kota pada sore hari. Namun itu bukan akhir acara. Pada tanggal 28 Juli 2019 dilanjutkan dengn acara awarding di Museum Radya Pustaka.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!