Ini Pulau Kemaro, Lokasinya di Tengah Sungai Musi Palembang
Senin, 30 Mar 2020 09:45 WIB

Keluarga Nawra
Jakarta - Liburan ke Kota Pempek sebaiknya mampir juga ke Pulau Kemaro atau Pulau Kamarou. Pulau ini terletak di tengah Sungai Musi yang membentang di tengah kota.Nah, mumpung sedang liburan Palembang, kami ingin mengajak anak-anak bisa berkunjung ke Pulau Kemaro. Meski masih anak-anak, kami yakin mereka akan baik-baik saja saat menyeberangi Sungai Musi dengan menggunakan kapal kecil yang disebut perahu ketek atau ketek saja.Jadi, pagi itu kami sudah bersiap menuju ke Pulau Kemaro, dari rumah kami menuju ke Pasar 16. Sebab di sekitar pasar itu banyak disewakan perahu atau ketek untuk berangkat menuju Pulau Kemaro.Untuk berangkat ke sana, pengunjung harus membayar perahu secara penuh. Perahu disewa dan dibayar satu buah meski yang berangkat hanya satu orang. Oleh karena itu sebaiknya untuk ke Pulau Kemaro ini mengajak keluarga.Perjalanan menuju Pulau Kemaro ini membutuhkan waktu sekitar tiga puluh menit. Di sepanjang perjalanan, kami bisa memegang air Sungai Musi. Bahkan air sungai tersebut, bisa masuk juga ke dalam kapal. Oleh karena itu sebaiknya tidak menggunakan alas kaki yang susah kering. Gunakan saja alas kaki yang terbuat dari plastik.Pulau Kemaro, merupakan delta kecil di Sungai Musi, terletak sekitar 6 km dari Jembatan Ampera. Pulau Kemaro terletak di daerah industri, yaitu di antara Pabrik Pupuk Sriwijaya dan Pertamina Plaju dan Sungai Gerong.Posisi Pulau Kemaro adalah agak ke timur dari pusat Kota Palembang. Pulau Kemaro adalah tempat rekreasi yang terkenal di Sungai Musi.Di tempat ini terdapat sebuah vihara China (kelenteng Hok Tjing Rio). Di Pulau Kemaro ini juga terdapat kuil Buddha yang sering dikunjungi umatnya untuk berdoa atau berziarah ke makam. Di sana juga sering diadakan acara Cap Go Meh setiap Tahun Baru Imlek.Di Pulau Kemaro juga terdapat makam dari putri Palembang, Siti Fatimah. Menurut legenda setempat, tertulis di sebuah batu di samping Klenteng Hok Tjing Rio, zaman dahulu datang seorang pangeran dari Negeri China, bernama Tan Bun An.Ia datang ke Palembang untuk berdagang. Ketika ia meminta izin ke Raja Palembang, ia bertemu dengan putri raja yang bernama Siti Fatimah. Ia langsung jatuh hati.Mereka pun menjalin kasih dan berniat untuk ke pelaminan. Tan Bun An mengajak sang Siti Fatimah ke daratan China untuk melihat orang tua Tan Bun Han. Setelah beberapa waktu, mereka kembali ke Palembang.Ketika pulang, mereka membawa tujuh guci yang berisi emas. Sesampainya di muara Sungai Musi, Tan Bun han ingin melihat hadiah emas di dalam guci-guci tersebut. Tetapi alangkah kagetnya karena yang dilihat adalah sayuran sawi asin.Tanpa berpikir panjang ia membuang guci-guci tersebut ke laut, tetapi guci terakhir terjatuh di atas dek dan pecah. Ternyata di dalamnya terdapat emas. Ia lalu terjun ke dalam sungai untuk mengambil emas di dalam guci yang sudah dibuangnya.Seorang pengawalnya juga ikut terjun untuk membantu, tetapi kedua orang itu tidak kunjung muncul. Siti Fatimah akhirnya menyusul dan terjun juga ke Sungai Musi. Untuk mengenang mereka bertiga dibangunlah sebuah kuil dan makam untuk ketiga orang tersebutNah, kuil-kuil tersebut sampai saat ini masih teguh berdiri di Pulau Kemaro. Ada petugas khusus yang merawat dan membersihkan kawasan ini.Jika berkunjung ke Pulau Kemaro ini tidak perlu kuwatir lapar dan haus. Sebab banyak tersedia para penjual berbagai jenis makanan dan minuman. Jadi hanya perlu membawa uang saja.Pulau Kemaro terbilang sejuk meski berada di tengah sungai. Banyak pohon-pohon tumbuh di sini dengan dahan dan ranting yang besar.
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!