Bukan Timur Tengah, Ini Salat di Gumuk Pasir Parangkusumo

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Bukan Timur Tengah, Ini Salat di Gumuk Pasir Parangkusumo

Renky Liniaryadi - detikTravel
Sabtu, 10 Agu 2019 11:40 WIB
loading...
Renky Liniaryadi
Meskipun panas, para jamaah tetap fokus mendengarkan khutbah.
Pagi sekali warga berbondong-bondong menuju gumuk pasir.
Anak kecil berlarian di antara garis shaf sholat.
Anak-anak yang ikut pun senang karena banyak yang menjual mainan.
Jamaah yang hadir diperkirakan berjumlah 3.600-an dari berbagai wilayah.
Bukan Timur Tengah, Ini Salat di Gumuk Pasir Parangkusumo
Bukan Timur Tengah, Ini Salat di Gumuk Pasir Parangkusumo
Bukan Timur Tengah, Ini Salat di Gumuk Pasir Parangkusumo
Bukan Timur Tengah, Ini Salat di Gumuk Pasir Parangkusumo
Bukan Timur Tengah, Ini Salat di Gumuk Pasir Parangkusumo
Jakarta - Wisata sandboarding di Gumuk Pasir Parangkusumo menjadi populer di Yogyakarta. Selain buat wisata, area sand dune ini juga dijadikan sebagai tempat Salat Ied.Daerah Istimewa Yogyakarta, memiliki panorama yang indah dan unik di berbagai penjurunya, salah satunya adalah Gumuk Pasir Parangkusumo di Bantul. Destinasi ini sering digunakan untuk berwisata sekadar berfoto ataupun olahraga sandboarding dan juga gantole. Namun, tiap tanggal 10 Dzulhijah penanggalan Islam, tempat ini biasa digunakan untuk sholat Ied berjamaah. Bagi umat muslim yang sedang berada di Yogyakarta, tak ada salahnya untuk mencoba salat Ied di Gumuk Pasir Parangkusumo.Untuk menuju ke lokasi tersebut, alangkah baiknya berangkat setelah sholat Subuh paling telat pukul 05.15 dari Kota Jogja, karena biasanya salat akan dimulai pada pukul 07.00. Jarak dari Kota Yogykarta ke Gumuk Pasir Parangkusumo sekitar 29 km dan dapat ditempuh sekitar 45 menit. Tidak ada angkutan umum menuju tempat ini, karena masih terlalu pagi dan hari itu adalah hari lebaran, sebagian besar melaksanakan Salat Ied juga. Jadi sebaiknya gunakan kendaraan pribadi, bisa mobil ataupun motor. Akses menuju Gumuk Pasirnya pun mudah, dari Jogja, arahkan saja ke selatan menuju Jalan Parangtritis, lalu lurus terus hingga bertemu pertigaan sebelum loket, kemudian belok kanan menyusuri jalan pinggir pantai. Lokasinya memang dekat dengan Pantai Parangtritis.Usahakan sampai lokasi minimal 15 menit sebelum sholat, karena yang datang untuk sholat bukan hanya warga sekitar, melainkan banyak juga wisatawan yang sengaja datang dari kota lain, sehingga agak sulit untuk mencari tempat parkir karena ramai. Sesampainya di lokasi, pastikan kita sudah berwudhu, karena di sini tidak tersedia air untuk berwudhu. Jadi, solusinya tetap menjaga wudhu dari rumah, atau jika batal bisa wudhu lagi di pom bensin atau mushola sebelum pantai Parangtritis.Seperti biasa, acara Salat Ied berjamaah di Gumuk Pasir ini diinisiasi oleh warga sekitar. Panitia telah membuat garis batas shaf di atas pasir agar barisan menjadi rapi, tak lupa juga mimbar untuk khotib telah tersedia di depan. Oh iya, karena berhubung tempat ini berpasir, bawalah koran bekas, plastik, atau tikar untuk alas sebelum menggelar sajadah. Benda-benda seperti botol minum terkadang diperlukan juga untuk mengganjal ujung sajadah agar tidak terlipat karena tertiup angin.Teriknya matahari saat itu tidak menghalangi para jamaah untuk shalat dengan khusyuk dan tetap mendengarkan khutbah hingga selesai. Sayup-sayup suara debur ombak dan terpaan angin pantai membuat hati menjadi tenang. Suasana sholat di gumuk pasir ini memang terasa seperti Wukuf di Padang Arafah yang merupakan puncaknya ibadah haji. Mirip seperti gambaran yang selama ini hanya saya bisa dilihat melalui televisi. Adanya replika Kabah untuk manasik haji yang letaknya tak jauh dari sini turut menambah rasa kerinduan akan tanah suci. Beruntung di Indonesia terdapat tempat seindah dan seunik ini.Gumuk Pasir Parangkusumo memang unik, selain pasirnya berwarna hitam, di sini juga terdapat gundukan bertipe Barkhan, yaitu gundukan yang berbentuk bulan sabit dengan lembah yang curam, mirip seperti di Timur Tengah. Dari konturnya itulah sangat cocok digunakan untuk olahraga sandboarding. Bedanya wisata di sini dengan Uni Emirat Arab adalah, di sini mobil tidak diperkenankan masuk ke dalam kawasan berpasir, sedangkan di UEA, Dubai khususnya banyak yang menawarkan sensasi safari offroad menggunakan mobil di gurun pasirnya. Selain itu juga ada perjalanan melintasi gurun dengan menunggang unta seperti suasana di jaman nabi. Wahh, jadi ingin sekali merasakan ke Timur Tengah yang sebenarnya.
Hide Ads