Tempat Sempurna Merasakan Ketenangan di Yogyakarta
Jumat, 13 Des 2019 18:25 WIB

Verliana Arum
Jakarta - Tempat wisata di Yogyakarta rasanya tak pernah habis. Satu lagi yang harus kamu datangi adalah Embung Batara Sriten, yang penuh ketenangan,.Diresmikan oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, pada bulan September 2014 lalu, Embung Batara Sriten menawarkan pesona keindahan yang mampu meluruhkan semua kepenatan dan kebosanan. Terletak pada ketinggian 859 mdpl atau di puncak Pegunungan Baturagung Utara, Embung Sriten menjadi telaga buatan tertinggi di Gunungkidul, bahkan kabarnya juga menjadi embung tertinggi di Yogyakarta dan Jawa Tengah.Seperti halnya Embung Nglanggeran, selain menjadi destinasi wisata baru yang bertujuan untuk menarik kunjungan wisatawan ke Gunungkidul, Embung Batara Sriten juga memiliki fungsi utama sebagai sarana penampungan air untuk mengairi agrowisata manggis dan kelengkeng yang berada di sekitarannya.Saat saya berkunjung, angin sore berhembus cukup kencang, seperti halnya angin di puncak gunung. Hawa dingin pun cukup terasa, walaupun tak sedingin ketika berada di Gunung Merapi atau Gunung Merbabu. Ketika berjalan menyusuri bibir telaga, nampak lapisan geo membran atau lapisan menyerupai plastik dari bahan HDPE yang digunakan sebagai wadah atau penampung air. Oleh sebab itu, embung ini tidak difungsikan untuk perikanan karena akan merusak geo membran dari lapisan tersebut.Mencoba berpaling sejenak dari telaga, pandangan langsung tertuju pada Puncak Mangir yang berada di belakang embung. Tak sabar kaki ini pun melangkah menaiki lekukan jalur untuk menggapai puncak tersebut. Sesampainya di Puncak Mangir, pemandangan dengan sudut 360 derajat tersaji di depan mata. Dari puncak Mangir ini saya dapat terlihat Waduk Gajah Mungkur dan Rawa Jombor di kejauhan. Lekukan lembah dan gundukan bukit yang dipenuhi desa-desa terlihat samar dan kecil.
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan