Unik, Burj Khalifa Punya 3 Zona Waktu Berbuka Puasa
Minggu, 03 Mei 2020 17:42 WIB

Renky Liniaryadi
Jakarta - Pada dasarnya, bumi ini berputar pada porosnya. Hal itulah yang menyebabkan adanya perbedaan waktu di berbagai wilayah. Indonesia sendiri terbagi menjadi tiga wilayah pembagian waktu. Dari pembagian waktu itulah, wilayah Papua lebih cepat waktu berbuka puasanya dibandingkan Jakarta, karena matahari terbenam lebih dahulu. Adanya perbedaan waktu buka puasa dalam suatu wilayah adalah hal yang biasa. Namun di gedung Burj Khalifa di Dubai, Uni Emirat Arab, ternyata memiliki tiga pembagian waktu berbuka puasa. Lho kok bisa ?Perbedaan waktu berbuka puasa di Burj Khalifa didasari oleh ketinggian gedungnya. Sebagai gedung tertinggi di dunia saat ini, Burj Khalifa memiliki waktu terbenamnya matahari yang berbeda. Jadi, semakin tinggi lantainya, maka orang yang berada di lantai tersebut akan merasakan matahari terbenam lebih lama daripada orang yang berada di lantai dasar. Otomatis terjadinya perbedaan waktu puasa.Saking tingginya hingga mencapai 828 meter, membuat orang yang berada di lantai dasar hingga lantai 80 mengikuti waktu puasa secara normal seperti wilayah Dubai pada umumnya. Lalu yang berada di lantai 81 sampai lantai 150 mengalami penambahan waktu 2 menit. Sedangkan yang berada di lantai 151 ke atas penambahan waktu berbukanya 3 menit dari waktu normal. Metode ini berlaku pula untuk waktu Imsak. Jadi, yang berada di lantai paling atas mendapatkan waktu Imsak atau Subuh lebih dahulu daripada yang berada di lantai paling bawah.Burj Khalifa yang memiliki total 163 lantai ini membuat posisinya bisa melihat garis cakrawala lebih jauh di sepanjang lengkungan bumi dan lebih rendah. Hal ini pun telah diatur oleh fatwa yang dikeluarkan oleh Departemen Agama Pemerintah Dubai.Saat saya berkunjung ke Burj Khalifa beberapa bulan lalu, sayangnya tidak bertepatan dengan bulan ramadan, jadi tidak bisa merasakan bagaimana perbedaan waktu buka puasa di atas gedung tertinggi. Untuk masuk ke dalamnya ternyata dibedakan jam kunjungannya. Pada waktu menjelang matahari terbenam tentunya tarifnya lebih mahal daripada saat siang hari, karena ini jadi daya tarik utama.Untuk sementara ini, akses berbagai tempat wisatanya masih ditutup akibat pandemi Corona. Pemerintah Dubai sendiri berencana akan membuka aksesnya untuk wisatawan pada bulan Juli 2020. Namun itu tergantung dari perkembangan negara-negara lainnya. Jadi, kita yang di Indonesia ini sebaiknya di rumah saja dahulu hingga pandemi ini berakhir. Karena kesehatan dan keselamatan bersama jauh lebih penting.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum