Jepang Juga Punya Pegunungan Salju Ala Alpen
Rabu, 20 Jan 2021 16:30 WIB

Aryo Prasetyo Budi
Jakarta - Pada akhir tahun 2019 yang lalu sebelum virus COVID menyebar ke seluruh penjuru dunia, saya dan istri berkesempatan mengunjungi Tateyama Kurobe Alpine di Jepang. Tateyama Kurobe Alpine disebut sebagai Alpen-nya Asia.Tateyama Kurobe Alpine ini dapat diakses melalui Nagano atau Toyama. Karena kami juga mempunyai rencana untuk ke Shirakawa, maka kami memilih akses melalui Toyama.Sebenarnya bisa saja berangkat dari jalur Nagano dan berakhir di Toyama, tapi karena selama di Tateyama tidak diizinkan membawa koper dan juga layanan antar koper dari Nagano ke Toyama sudah tidak tersedia, maka kami memutuskan untuk pulang-pergi dari Toyama.Setelah puas menjelajah kota Tokyo, menjelang malam kami berangkat menuju Toyama menggunakan kereta cepat. Alhamdulillah kami mendapatkan penginapan dengan harga terjangkau di dekat Stasiun Toyama sehingga tidak masalah jika harus sampai Toyama malam hari dan pagi-pagi sudah harus jalan lagi.Setiba di Toyama, kami mampir sebentar ke mini market untuk membeli bekal perjalanan esok hari ke Tateyama. Setelah itu lanjut ke check-in ke hotel.Setelah semalam istirahat, pagi hari kami sudah bersiap berangkat menuju Tateyama Kurobe Alpine. Berjalan sekitar 5 menit ke stasiun dan langsung membeli tiket PP ke stasiun Tateyama melalui mesin ticketing.Di mesin ini kita tinggal pilih tujuan perjalanan kita, dan Stasiun Tateyama merupakan pemberhentian terakhir. Perjalanan dari Stasiun Toyama ke Stasiun Tateyama membutuhkan waktu sekitar 1.5 jam.Karena waktu yang lama ini, maka kami berangkat pagi-pagi agar memiliki cukup waktu untuk jalan-jalan di Tateyama Kurobe Alpine. Sambil menunggu kereta pertama datang, kami menunggu dengan banyak orang yang juga menuju ke Tateyama Kurobe Alpine ini.Sebagian besar dari mereka adalah para pendaki gunung yang sudah lengkap dengan jaket tebal dan juga alat ski. Sepanjang perjalanan dari Stasiun Toyama ke Stasiun Tateyama, kami disuguhi pemandangan-pemandangan yang sangat indah.Rangkaian pegunungan yang ditutupi salju dikombinasi desa-desa Jepang dan juga daun berwarna-warni khas musim gugur. Karena kami berangkat pada hari kerja, sepanjang perjalanan kami bertemu dengan anak-anak sekolah yang akan berangkat ke sekolahnya masing-masing.Setibanya di Stasiun Tateyama, kami membeli tiket terusan untuk rute Tateyama Kurobe Alpine. Kami tidak membeli full seluruh rute, karena kami khawatir tidak punya cukup waktu untuk kembali ke Stasiun Tateyama.Hal ini karena kami harus kembali ke Toyama, dan kereta terakhir kembali ke Toyama kalau tidak salah waktu itu pukul 4 sore. Jalur Tateyama Kurobe Alpine secara lengkap adalah Tateyama Stasiun - Bijodaira - Murodo - Daikanbo - Kurobedaira - Kurobeko - Kurobe Dam - Ogozawa - Shinano Omachi - Nagano.Sedangkan jalur yang kami ambil hanya Tateyama Stasiun - Kurobe Dam dan kembali ke Tateyama Stasiun. Untuk menuju ke masing-masing tempat ini, kita bisa merasakan bermacam-macam jenis transportasi dan tentunya adalah pemandangan yang menakjubkan.Dari Tateyama Stasiun ke Bijodaira ini, kita akan menggunakan kereta listrik dengan kemiringan lebih dari 45 derajat. Dan yang perlu diingat, untuk naik kereta listrik ini ada jadwalnya sesuai dengan yang ada di tiket. Jadi jangan sampai tertinggal.Sampai di Bijoidara, kami berganti transportasi menggunakan bus menuju ke Murodo. Sebenarnya ada beberapa pemberhentian menuju Murodo ini, tapi karena sewaktu kami ke sana sudah mulai memasuki musim dingin. Jadi bus langsung menuju ke Murodo.Selain itu, pada waktu-waktu tertentu kita bisa menikmati tebing es di kanan-kiri jalan. Sepanjang perjalanan kami disuguhi dengan pemandangan yang sungguh menakjubkan selain dengan tumpukan salju di kanan-kiri jalan dan juga lautan awan.Murodo ini merupakan titik tertinggi yang bisa dicapai menggunakan sarana transportasi. Nah, di Murodo ini kita bisa bermain-main salju sepuasnya. Tinggal keluar dari bangunan utama dan langsung disambut dengan salju sejauh mata memandang.Kami tidak berlama-lama di sini, mengingat rute yang harus ditempuh masih panjang. Jadi kami akan berlama-lama di Murodo pada saat pulang nanti.Kemudian kami melanjutkan perjalanan ke Daikanbo. Menuju Daikanbo ini menggunakan troli bus melewati terowongan yang dibuat di dalam Gunung Tateyama. Bus troli ini merupakan jenis electric bus.Tiba di Daikanbo, kita juga bisa main-main salju di luar bangunan utama, walaupun tempatnya tidak seluas di Murodo. Dari Daikanbo menuju Kurobeko, menggunakan kereta gantung.Pemandangan dari kereta gantung ini sungguh indah. Selain melihat sebuah danau yang luas atas gunung, kita juga dapat melihat barisan pegunungan yang mulai ditutupi salju.Tiba di Kurobeko, kami berjalan-jalan melewati bendungan air yang cukup besar. Kami menikmati dinginnya udara dan juga pemandangan yang pastinya tidak kalah indah.Setelah cukup berjalan-jalan hingga ke ujung, kami berputar kembali menuju ke Murodo. Karena seperti yang saya sampaikan tadi, kami hanya membeli tiket terusan hingga ke Kurobe Dam saja. Kami berencana menikmati sisa waktu di Murodo untuk bermain salju sebelum kembali ke Stasiun Tateyama untuk ikut kereta terakhir kembali ke Toyama.Di Murodo, kita harus naik ke lantai paling atas untuk keluar dan menikmati bermain salju. Sebagai warga negara iklim tropis, bisa melihat dan bermain salju merupakan pengalaman yang tidak terlupakan bagi kami.Semakin sore udara semakin dingin dan kabut mulai turun, sehingga kami memutuskan untuk menyudahi bermain salju. Kami kembali ke dalam ruangan sambil menunggu bus yang membawa kami kembali ke Bijodaira dan lanjut ke Stasiun Tateyama.Demikianlah cerita perjalan kami di Tateyama Kurobe Alpine. Yang perlu menjadi catatan ketika akan berkunjung ke Tateyama Kurobe Alpine, kita harus mengecek terlebih dahulu apakah jalur ini sudah dibuka atau belum karena tidak dibuka sepanjang tahun. Tateyama Kurobe Alpine ini biasanya dibuka pada bulan April hingga akhir November.
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol