Jejak Portugis di Gereja Tugu Jakarta

Gereja Tugu berada di Kampung Tugu, Jakarta Utara. Awalnya orang Portugis beribadah di Gereja Sion. Namun karena merasa tidak bebas di bawah Belanda, para leluhur orang Tugu pun melarikan diri ke Kampung Tugu yang dahulu masih hutan dan rawa (Bona/detikTravel)

Sejumlah peninggalan sejarah di Gereja Tugu yang tidak berubah dan masih ada hingga kini. Contohnya seperti piala yang digunakan untuk misa, mimbar, desain interior, hingga engsel pintu yang tidak berubah (Bona/detikTravel)

Di samping gereja juga terletak sejumlah makam keturunan Portugis. Hanya mereka yang beragama nasrani dan keturunan Portugis asli yang bisa dimakamkan di sini (Bona/detikTravel)

Ada pula lonceng gereja dengan tinggi sekitar 4 meter yang dibunyikan sebelum ibadah dimulai. Lonceng ini juga ada sejak dulu. Namun lonceng aslinya disimpan di sekretariat dan digantikan dengan replikanya (Bona/detikTravel)

Ruang doa di belakang altar ini unik. Karena ternyata ruangan memiliki koneksi langsung ke atas altar (Bona/detikTravel)

Di seberang gereja ada panggung yang bisa digunakan oleh masyarakat Kampung Tugu. Biasanya masyarakat menggunakan tempat ini untuk acara festival, siapa saja boleh memakainya. Toleransi umat beragama sangat terasa di kawasan Kampung Tugu (Bona/detikTravel)

Kusen dan jendela gereja di dari sisi luar. Semua masih dipertahankan dengan desain asli dari tahun 1748 (Bona/detikTravel)

Sesuai dengan peraturan daerah DKI Jakarta No 9 tahun 1999, Gereja Tugu dijadikan sebagai cagar budaya. Seluruh kegiatan memugar atau mengganti elemen bangunan harus seizin dari Dinas Kebudayaaan dan Permuseuman Pemprov DKI Jakarta (Bona/detikTravel)