Foto: Keraton Yogyakarta yang Masih Bertuah

Sejumlah wisatawan berkunjung ke Keraton Yogyakarta, Senin (16/4) (Pradita Utama/detikTravel)

Keraton Yogyakarta yang sempat ditutup pada hari Minggu (15/4) kemarin karena acara kenaikan tahta Sri Sultan, hari ini Senin (16/4) mulai dibuka kembali (Pradita Utama/detikTravel)

Keraton Yogyakarta dibangun oleh Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1755. Pintu masuk wisatawan yang ada di samping sebeleah barat keraton (Pradita Utama/detikTravel)

Minggu lalu, Keraton Yogyakarta menggelar upacara tingalan jumenengandalem atau peringatan penobatan/kenaikan tahta Sri Sultan. Wisatawan yang berjalan-jalan di sekitar komplek keraton (Pradita Utama/detikTravel)

Para abdi dalem perempuan Keraton Yogyakarta. Dalam Kenaikan tahta Sri Sultan itu ada upacara Sugengan, yaitu memohon kepada Tuhan agar diberikan berkah keselamatan, kesejahteraan dan semua berkah lainya (Pradita Utama/detikTravel)

Etalase potret zaman dahulu Kesultanan Yogyakarta di dalam keraton. Acara Sugengan ini tepat dilakukan pada hari Penobatan Sultan (Pradita Utama/detikTravel)

Abdi dalem laki-laki yang mengatur para wisatawan di Keraton Yogyakarta (Pradita Utama/detikTravel)

Ada berbagai patung hiasan di dalam Keraton Yogyakarta. Biasanya ada arti dibalik patung tersebut dan menjadi incaran para turis (Pradita Utama/detikTravel)

Jika jalan-jalan ke Keraton Yogyakarta jangan lupa beli oleh-oleh untuk sanak keluarga tercinta ya. Banyak penjualnya di sana yang khas (Pradita Utama/detikTravel)

Mobil klasik koleksi Keraton Yogyakarta (Pradita Utama/detikTravel)

Sepasang wisatawan yang asik berfoto dengan patung abdi dalem Keraton Yogyakarta (Pradita Utama/detikTravel)

Keraton Yogyakarta tetap menjadi rujukan para wisawatan yang datang ke Yogya. Potret di dalamnya amat cantik untuk ditelusuri dan diabadikan dalam foto (Pradita Utama/detikTravel)

Seorang abdi dalem yang sedang membersihkan salah satu bangunan di Keraton Yogyakarta (Pradita Utama/detikTravel)

Para abdi dalem sedang bersiap untuk acara kenaikan tahta Sri Sultan. Upacara ini didahului pawai abdi dalem menyiapkan uba rampe atau sesaji untuk disemayamkan di Gedhong Prabayeksa (Pradita Utama/detikTravel)