Jakarta - Tempat-tempat indah di dunia terancam rusak dan hilang akibat perubahan iklim. Memperingati Hari Bumi, ini potret tempat-tempat yang harus dijaga eksistensinya.
Foto: Tempat-tempat di Dunia yang Terancam Hilang karena Perubahan Iklim

Air Terjun Victoria terletak di perbatasan Zimbabwe dan Zambia. Β Selama musim kemarau, debit airnya akan menyusut dan air terjun ini mengering. (Foto: Getty Images)
Florrida Keys merupakan terumbu karang yang terletak di Amerika Serikat. Suhu air laut yang hangat telah membuat warna dari terumbu karang memudar. Selain itu, ketinggian air laut juga semakin tinggi. Tak hanya karena pemanasan global, Florida Keys juga terancam diterjang topan yang muncul secara berkala.Β (Foto: Getty Images)
Terletak di Kanada yang suhunya dikenal dingin, taman nasional gletser memang memberikan pemandangan es yang indah. Gletser di sana telah terbentuk selama jutaan tahun akan tetapi saat ini kondisinya dalam bahaya. (Foto: Getty Images)
Beberapa tahun terakhir, banjir yang terjadi di Venesia semakin parah. Permukaan air laut naik dan merusak lokasi di sekitar tempat wisata tersebut. (Foto: Getty Images)
Sungai ini juga menyediakan kebutuhan air bagi 40 juta penduduk, mulai dari Denver sampai Los Angeles, Amerika Serikat. Sayangnya saat ini alirannya telah berkurang sebesar 20 persen dibandingkan se-abad yang lalu. (Foto: Getty Images)
Kawasan Antartika atau Kutub Selatan juga menghangat lebih cepat daripada sebagian besar bagian bumi lainnya. Hal ini tentu mengkhawatirkan. Suhu terpanas di Antartika tercatat terjadi pada tahun ini. Gunung es seukuran Atlanta juga telah terpisah dar gletser dan populasi penguin pun menurun. Parahnya lagi, dengan mencairnya es di Antartika, permukaan air laut global akan naik. Ini tentu akan berimbas ke berbagai negara di dunia. (Foto: Getty Images)
Destinasi wisata tropis ini termasuk salah satu destinasi favorit yang terkenal akan keindahan dan ketenangan suasananya. Namun, Maladewa juga tak lepas dari ancaman krisis iklim. Dengan ketinggian daratan rata-rata 1 meter, Maladewa akan mudah diterjang permukaan laut yang tinggi. Saat permukaan air laut terus meningkat, pulau-pulau di sana bisa tenggelam dihantam gelombang. (Foto: Getty Images)
Selama 2.000 tahun, sawah di Filipina, tepatnya di Pulau Luzon telah membentuk lanskap Cordilleras. Saat ini kondisinya lebih rentan akan longsor karena hujan ekstrem yang sering terjadi di wilayah Asia Tenggara. (Foto: Getty Images)
Ketika suhu lautan mengangat akibat krisis iklim, terumbu karang di Great Barrier Reef menjadi memutih yang dikhawatirkan tak akan pernah pulih. Pada awal 2020, Great Barrier Reef telah mengalami pemutihan massal untuk ketiga kalinya dalam waktu 5 tahun. (Foto: Getty Images)
Es di Everest mulai mencair seiring dengan peningkatan suhu yang terjadi. Jika berlangsung dalam waktu lama, ini dapat menyebabkan hilangnya vegetasi di gunung tersebut. (Foto: Getty Images)
Pepohonan di Amazon dapat menyerap kelebihan karbondioksida (CO2) di udara dan mengubahnya menjadi oksigen (O2) yang dibutuhkan mahkluk hidup.Β Namun saat ini kondisi Amazon semakin memprihatinkan karena dilakukannya penggundulan hutan yang luasnya setara dengan 8,4 juta lapangan sepak bola selama satu dekade terakhir. Selain itu, terjadi pula kebakaran hutan yang parah pada 2019 silam. (Foto: Getty Images)
Wilayah Alaska dan Arktik memanas dua kali lebih cepat dari tempat lain di bumi. Pemanasan ini telah mencairkan gletser, membuat ganggang mekar secara intensif, membunuh salmon, dan memicu kebakaran hutan. (Foto: Getty Images)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!