Tokyo - Secara tak langsung, pandemi Corona mengungkap masalah yang berlangsung selama puluhan tahun. Masalah ini ada di warnet (warung internet).
Sisi Gelap Masalah Tokyo Dalam Deretan Foto

Warnet (warung internet) dijadikan rumah bagi ribuan orang di Jepang. Namun, pandemi Corona memaksa mereka keluar dari biliknya (Foto: CNN)
Sekitar 4.000 orang yang dipaksa keluar dari bilik warnet atau bisa disebut pengungsi. Para tunawisma ini, kebanyakan laki-laki, membayar bilik warnet seharga antara Rp 256 ribu di hari biasa dan Rp 423 ribu di hari libur (Foto: CNN)
Otoritas Jepang mengatakan sudah menyediakan perumahan darurat. Secara tak langsung, pandemi Corona mengungkap masalah yang berlangsung selama puluhan tahun (Foto: CNN)
Di selatan Tokyo, di Kota Yokohama, pemerintah mengubah aula seni bela diri menjadi tempat perlindungan bagi para tunawisma. Ada bilik-bilik kecil yang dilengkapi tirai dan jaraknya cukup jauh antar biliknya (Foto: CNN)
Di bulan April, Moyai meluncurkan petisi yang meminta untuk menggunakan penginapan atlet Olimpiade Tokyo digunakan sebagai tempat perlindungan bagi para turnawisma warnet dan tunawisma lainnya. 53.000 tanda tangan telah dikumpulkan (Foto: AP Photo)
Penghuni warnet di Tokyo, Jepang sudah ada sejak 1990-an. Penghuninya ada pula pekerja yang ketinggalan kereta terakhir. Ada sekitar 15.000 penggunanya di tiap malam (Foto: Getty Images/Yongyuan Dai)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol