Mataram - Dulu, toko suvenir Sasaku Lombok ini begitu ramai dikunjungi wisatawan. Namun kini, turis sangat jarang ditemui dan AC-nya pun dimatikan untuk menghemat biaya.
Rupa Toko Suvenir yang Dulu Begitu Ramai, Kini AC-nya Pun Mati

Bagian depan Sasaku Lombok. Area ATM dan parkir motor.Β Panas agak menyengat menyelimuti pelataran parkir di toko suvenir Sasaku, Lombok. Pusat oleh-oleh ini masih buka meski begitu sepi.
Pos jaga di depan Sasaku Lombok.
Keadaan tempat parkir di depan toko suvenir Sasaku Lombok kosong melompong. Biasanya, begitu banyak mobil van-bus pariwisata yang keluar masuk Sasaku Lombok.
Mobil rombongan detikTravel yang ada di depan Sasaku Lombok.
Omzet atau pendapatan Sasaku Lombok turun drastis. Dahulu, sebelum pandemi, toko suvenir ini mampu meraup pendapatan hingga ratusan juta rupiah.
Di dalam Sasaku Lombok ada kafe pula yang menjual kopi dan aneka menu lainnya.
Kini keadaan Sasaku Lombok begitu sepi, sepi sekali. Bahkan, pendingin udara di dalam tokonya pun dimatikan untuk menghemat biaya operasional.
"Dulu sebelum pandemi bisa sampai ratusan juta rupiah omzetnya. Kini dapat Rp 10 juta pun sudah bersyukur sekali," kata salah satu penjaga di Sasaku Lombok.
"Beruntung kemarin pas libur Natal dan tahun baru ada rezeki. Ada banyak wisatawan yang datang. Pemasukannya bisa belasan juta," imbuh dia.
Meski sepi, Sasaku Lombok tetap terang dan cukup nyaman dikunjungi. Suasana agak pengap memang terasa saat melangkah jauh ke dalam tokonya.
Selain menjual suvenir, ada pula pojok kafe di ujung depan toko suvenir Sasaku Lombok. Traveler bisa memesan kopi dan menu lainnya di situ, terutama kopi lokal yang berasal dari kawasan Sembalun, Gunung Rinjani.
Melihat rak bahan-bahan makanan, terutama kopi dan sejenisnya, stok yang ada memiliki tanggal yang sudah lama. Bisa dipastikan bahwa sirkulasi stok ini belum berjalan baik seperti sebelum pandemi.
Sasaku beralamat di Dusun Aiq Genit, Jl. Raya Senggigi, Desa Senteluk, Batu Layar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.Β
Sasaku Lombok jadi favorit traveler yang berkunjung ke sana untuk berburu madu Sumbawa hingga kain tenun.
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan