Sumatera Barat - Usai panen warga di Kabupaten Tanah Datar, Sumbar menggelar Pacu Jawi atau balap sapi di tengah sawah yang jadi salah satu daya tarik wisata di wilayah itu.
Picture Story
Aksi Pacu Jawi yang Bikin Takjub

Di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat terdapat atraksi budaya yang belakangan ini semakin populer di kalangan wisatawan khususnya pecinta fotografi. Aktraksi tersebut ialah Pacu Jawi. Β
Pacu Jawi merupakan permainan tradisional anak nagari (desa) yang lahir dan tinggal di Kabupaten Tanah Datar.Β Β
Permainan ini setiap tahunnya diselenggarakan secara bergiliran selama empat minggu di empat kecamatan di Kabupaten Tanah Datar yaitu Kecamatan Pariangan, Kecamatan Rambatan, Kecamatan Lima Kaum dan Kecamatan Sungai Tarab. Β
Tempat berlangsungnya Pacu Jawi yang sebenarnya adalah sawah mendadak ramai seperti pasar. Warga berbondong-bondong datang untuk menyaksikan langsung Pacu Jawi, tidak hanya warga lokal saja tetapi juga wisatawan dari luar daerah hingga mancanegara tak mau ketinggalan. Β
Menurut sejarahnya Pacu Jawi awalnya adalah acara hiburan bagi para petani usai masa panen untuk mengisi waktu luang sekaligus menjadi sarana hiburan bagi masyarakat setempat. Β
Namun saat ini pemerintah setempat banyak memfasilitasi ataupun membantu mengemas acara ini menjadi lebih baik guna menarik minat wisatawan nusantara maupun mancanegara. Β
Pacu Jawi sama halnya dengan Karapan Sapi di Madura namun tidak sama. Perbedaan paling mencolok dari Pacu Jawi di Tanah Datar dengan Karapan Sapi Madura adalah lahan yang digunakan. Kalau Karapan Sapi menggunakan tanah datar sebagai arena, sedangkan Pacu Jawi menggunakan area sawah yang sudah basah. Β
Pacu Jawi menggunakan sepasang sapi yang telah terpasang alat bajak pacu yang terbuat dari bambu sebagai alat berpijak bagi sang joki.Β Β
Setelah sang joki dan sapinya siap maka sapi dikagetkan dengan berbagai cara, ada yang berteriak, ada yang menepuk bagian belakang sapi ada juga yang menggigit ekor sapi supaya sapi berlari dengan kencang. Ketika sapi mulai berlari dilahan yang basah maka cipratan lumpur berterbangan, para penonton bersorak sorai dan para fotografer dengan senang hati mengabadikan momen tersebut.Β Β
Meski pacu berarti lomba kecepatan namun yang menjadi pemenang bukanlah siapa yang tercepat tetapi yang bisa berlari lurus.Teknis penentuan pemenang ini mengandung filosofi bahwa sapi saja harus berjalan lurus apalagi manusia. Dan manusia yang bisa berjalan lurus tentu akan tinggi nilainya, dialah yang menjadi pemenang. Β
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum