Potret Pantai Laut Merah yang Asri Terancam Proyek Pariwisata Mesir

A man sits under a wooden structure at Ras Hankorab beach, home to one of the country's last untouched marine ecosystems, with crystal clear waters and white sands, at southern Egypt's Red Sea coast in Marsa Alam, Egypt March 23, 2025. REUTERS/Stringer TPX IMAGES OF THE DAY

Pantai Ras Hankorab, tempat yang masih asli di pesisir Laut Merah Mesir selatan dengan air sebening kristal dan pasir putih yang rata, adalah permata Taman Nasional Wadi el-Gemal Mesir. Pantai ini rumah bagi salah satu ekosistem laut terakhir yang belum tersentuh di negara itu.

Saat ini, pantai tersebut, yang berjarak 90 menit berkendara dari bandara internasional Marsa Alam, dan empat jam berkendara dari resor besar yang berkembang pesat di Hurghada, ditutup oleh pagar kayu, dan para pegiat berjuang untuk menghentikan pembangunannya yang, menurut rencana pembangunan awal, mencakup puluhan pondok akomodasi, restoran, dan pertanian.

Para pegiat konservasi memperingatkan bahwa ekosistem rapuh yang mendukung penyu, terumbu karang, rumput laut, dan berbagai spesies ikan terancam dan penduduk setempat khawatir kehilangan sumber daya alam yang berharga selamanya.

Dalam menghadapi krisis ekonomi, Mesir telah menjual lisensi investasi di taman nasionalnya kepada pengembang dengan harapan dapat meningkatkan pendapatan. Proyek-proyek tersebut bervariasi dalam ukuran dan cakupan.

Pariwisata merupakan salah satu pilar terpenting ekonomi Mesir. Laporan Pariwisata PBB baru-baru ini memperkirakan pendapatan pariwisata tahunan sebesar $14,1 miliar pada tahun 2024, lebih dari dua kali lipat pendapatan Terusan Suez.

Dengan 17 juta pengunjung pada tahun 2024, peningkatan tahunan sebesar 17%, Mesir melihat potensi untuk meningkatkan jumlah tersebut dengan lebih banyak infrastruktur, konektivitas udara, dan liburan berkelanjutan yang berfokus pada pesisir dan gurun. Turki memiliki 62 juta wisatawan pada tahun 2024, Yunani 35 juta, dan Dubai 18,7 juta.

Para pemerhati lingkungan dan masyarakat setempat memperingatkan bahwa bahkan pembangunan ringan di pantai akan menghancurkan salah satu suaka laut terakhir yang belum tersentuh di Mesir. Asmaa Ali, direktur eksekutif Ecoris, sebuah kelompok pembangunan berkelanjutan dan konservasi Mesir, mengatakan taman nasional dan pantai tersebut merupakan salah satu tempat terpenting di dunia untuk keanekaragaman hayati.

Asosiasi Perlindungan dan Konservasi Lingkungan Hurghada (HEPCA), sebuah LSM, mencatat bahwa terumbu karang tersebut sangat penting karena merupakan salah satu yang paling toleran terhadap perubahan iklim di dunia, dan memiliki potensi untuk mengisi kembali terumbu karang lain dan bahkan mengembalikan beberapa dari kepunahan.

Selama dekade terakhir, perubahan hukum telah memungkinkan tempat-tempat di dalam taman nasional Mesir digunakan untuk proyek komersial. Menteri Lingkungan Hidup Yasmine Fouad mengatakan proyek-proyek di dalam kawasan lindung termasuk taman nasional melonjak dari 10 pada tahun 2016 menjadi 150 pada tahun 2024, dengan pendapatan meningkat sebesar 1.900%.