Jakarta -
Anda Punya Nyali,nikmati wisata susur lorong bawah tanah Lawang SewuLorong bawah tanah yang menyeramkan ini mengelilingi selebar gedung utama. Suasana lembab, gelap dan genangan air membuat setiap pengunjung harus mengenakan sepatu boat karet untuk menyusurinya. Menurut Mbah Jarot,Sang Pemandu, Pada awal penciptaannya, lorong tersebut difungsikan sebagai pusat penampungan air apabila terjadi ancaman banjir. Namun, pada masa pergolakan PD II baik Belanda maupun Jepang memanfaatkannya sebagai penjara, bungker, gudang amunisi dan jalan rahasia untuk keluar masuk kawasan gedung termasuk mengintrogasi musuh dan mata-mata menggunakan kekerasan
ugc
|
Anda Punya Nyali,nikmati wisata susur lorong bawah tanah Lawang SewuLorong bawah tanah yang menyeramkan ini mengelilingi selebar gedung utama. Suasana lembab, gelap dan genangan air membuat setiap pengunjung harus mengenakan sepatu boat karet untuk menyusurinya. Menurut Mbah Jarot,Sang Pemandu, Pada awal penciptaannya, lorong tersebut difungsikan sebagai pusat penampungan air apabila terjadi ancaman banjir. Namun, pada masa pergolakan PD II baik Belanda maupun Jepang memanfaatkannya sebagai penjara, bungker, gudang amunisi dan jalan rahasia untuk keluar masuk kawasan gedung termasuk mengintrogasi musuh dan mata-mata menggunakan kekerasan
ugc
|
Anda Punya Nyali,nikmati wisata susur lorong bawah tanah Lawang SewuLorong bawah tanah yang menyeramkan ini mengelilingi selebar gedung utama. Suasana lembab, gelap dan genangan air membuat setiap pengunjung harus mengenakan sepatu boat karet untuk menyusurinya. Menurut Mbah Jarot,Sang Pemandu, Pada awal penciptaannya, lorong tersebut difungsikan sebagai pusat penampungan air apabila terjadi ancaman banjir. Namun, pada masa pergolakan PD II baik Belanda maupun Jepang memanfaatkannya sebagai penjara, bungker, gudang amunisi dan jalan rahasia untuk keluar masuk kawasan gedung termasuk mengintrogasi musuh dan mata-mata menggunakan kekerasan
ugc
|
Anda Punya Nyali,nikmati wisata susur lorong bawah tanah Lawang SewuLorong bawah tanah yang menyeramkan ini mengelilingi selebar gedung utama. Suasana lembab, gelap dan genangan air membuat setiap pengunjung harus mengenakan sepatu boat karet untuk menyusurinya. Menurut Mbah Jarot,Sang Pemandu, Pada awal penciptaannya, lorong tersebut difungsikan sebagai pusat penampungan air apabila terjadi ancaman banjir. Namun, pada masa pergolakan PD II baik Belanda maupun Jepang memanfaatkannya sebagai penjara, bungker, gudang amunisi dan jalan rahasia untuk keluar masuk kawasan gedung termasuk mengintrogasi musuh dan mata-mata menggunakan kekerasan
ugc
|
Anda Punya Nyali,nikmati wisata susur lorong bawah tanah Lawang SewuLorong bawah tanah yang menyeramkan ini mengelilingi selebar gedung utama. Suasana lembab, gelap dan genangan air membuat setiap pengunjung harus mengenakan sepatu boat karet untuk menyusurinya. Menurut Mbah Jarot,Sang Pemandu, Pada awal penciptaannya, lorong tersebut difungsikan sebagai pusat penampungan air apabila terjadi ancaman banjir. Namun, pada masa pergolakan PD II baik Belanda maupun Jepang memanfaatkannya sebagai penjara, bungker, gudang amunisi dan jalan rahasia untuk keluar masuk kawasan gedung termasuk mengintrogasi musuh dan mata-mata menggunakan kekerasan
ugc
|
Anda Punya Nyali,nikmati wisata susur lorong bawah tanah Lawang SewuLorong bawah tanah yang menyeramkan ini mengelilingi selebar gedung utama. Suasana lembab, gelap dan genangan air membuat setiap pengunjung harus mengenakan sepatu boat karet untuk menyusurinya. Menurut Mbah Jarot,Sang Pemandu, Pada awal penciptaannya, lorong tersebut difungsikan sebagai pusat penampungan air apabila terjadi ancaman banjir. Namun, pada masa pergolakan PD II baik Belanda maupun Jepang memanfaatkannya sebagai penjara, bungker, gudang amunisi dan jalan rahasia untuk keluar masuk kawasan gedung termasuk mengintrogasi musuh dan mata-mata menggunakan kekerasan
ugc
|
Anda Punya Nyali,nikmati wisata susur lorong bawah tanah Lawang SewuLorong bawah tanah yang menyeramkan ini mengelilingi selebar gedung utama. Suasana lembab, gelap dan genangan air membuat setiap pengunjung harus mengenakan sepatu boat karet untuk menyusurinya. Menurut Mbah Jarot,Sang Pemandu, Pada awal penciptaannya, lorong tersebut difungsikan sebagai pusat penampungan air apabila terjadi ancaman banjir. Namun, pada masa pergolakan PD II baik Belanda maupun Jepang memanfaatkannya sebagai penjara, bungker, gudang amunisi dan jalan rahasia untuk keluar masuk kawasan gedung termasuk mengintrogasi musuh dan mata-mata menggunakan kekerasan
Anda Punya Nyali,nikmati wisata susur lorong bawah tanah Lawang SewuLorong bawah tanah yang menyeramkan ini mengelilingi selebar gedung utama. Suasana lembab, gelap dan genangan air membuat setiap pengunjung harus mengenakan sepatu boat karet untuk menyusurinya. Menurut Mbah Jarot,Sang Pemandu, Pada awal penciptaannya, lorong tersebut difungsikan sebagai pusat penampungan air apabila terjadi ancaman banjir. Namun, pada masa pergolakan PD II baik Belanda maupun Jepang memanfaatkannya sebagai penjara, bungker, gudang amunisi dan jalan rahasia untuk keluar masuk kawasan gedung termasuk mengintrogasi musuh dan mata-mata menggunakan kekerasanAnda Punya Nyali,nikmati wisata susur lorong bawah tanah Lawang SewuLorong bawah tanah yang menyeramkan ini mengelilingi selebar gedung utama. Suasana lembab, gelap dan genangan air membuat setiap pengunjung harus mengenakan sepatu boat karet untuk menyusurinya. Menurut Mbah Jarot,Sang Pemandu, Pada awal penciptaannya, lorong tersebut difungsikan sebagai pusat penampungan air apabila terjadi ancaman banjir. Namun, pada masa pergolakan PD II baik Belanda maupun Jepang memanfaatkannya sebagai penjara, bungker, gudang amunisi dan jalan rahasia untuk keluar masuk kawasan gedung termasuk mengintrogasi musuh dan mata-mata menggunakan kekerasanAnda Punya Nyali,nikmati wisata susur lorong bawah tanah Lawang SewuLorong bawah tanah yang menyeramkan ini mengelilingi selebar gedung utama. Suasana lembab, gelap dan genangan air membuat setiap pengunjung harus mengenakan sepatu boat karet untuk menyusurinya. Menurut Mbah Jarot,Sang Pemandu, Pada awal penciptaannya, lorong tersebut difungsikan sebagai pusat penampungan air apabila terjadi ancaman banjir. Namun, pada masa pergolakan PD II baik Belanda maupun Jepang memanfaatkannya sebagai penjara, bungker, gudang amunisi dan jalan rahasia untuk keluar masuk kawasan gedung termasuk mengintrogasi musuh dan mata-mata menggunakan kekerasanAnda Punya Nyali,nikmati wisata susur lorong bawah tanah Lawang SewuLorong bawah tanah yang menyeramkan ini mengelilingi selebar gedung utama. Suasana lembab, gelap dan genangan air membuat setiap pengunjung harus mengenakan sepatu boat karet untuk menyusurinya. Menurut Mbah Jarot,Sang Pemandu, Pada awal penciptaannya, lorong tersebut difungsikan sebagai pusat penampungan air apabila terjadi ancaman banjir. Namun, pada masa pergolakan PD II baik Belanda maupun Jepang memanfaatkannya sebagai penjara, bungker, gudang amunisi dan jalan rahasia untuk keluar masuk kawasan gedung termasuk mengintrogasi musuh dan mata-mata menggunakan kekerasanAnda Punya Nyali,nikmati wisata susur lorong bawah tanah Lawang SewuLorong bawah tanah yang menyeramkan ini mengelilingi selebar gedung utama. Suasana lembab, gelap dan genangan air membuat setiap pengunjung harus mengenakan sepatu boat karet untuk menyusurinya. Menurut Mbah Jarot,Sang Pemandu, Pada awal penciptaannya, lorong tersebut difungsikan sebagai pusat penampungan air apabila terjadi ancaman banjir. Namun, pada masa pergolakan PD II baik Belanda maupun Jepang memanfaatkannya sebagai penjara, bungker, gudang amunisi dan jalan rahasia untuk keluar masuk kawasan gedung termasuk mengintrogasi musuh dan mata-mata menggunakan kekerasanAnda Punya Nyali,nikmati wisata susur lorong bawah tanah Lawang SewuLorong bawah tanah yang menyeramkan ini mengelilingi selebar gedung utama. Suasana lembab, gelap dan genangan air membuat setiap pengunjung harus mengenakan sepatu boat karet untuk menyusurinya. Menurut Mbah Jarot,Sang Pemandu, Pada awal penciptaannya, lorong tersebut difungsikan sebagai pusat penampungan air apabila terjadi ancaman banjir. Namun, pada masa pergolakan PD II baik Belanda maupun Jepang memanfaatkannya sebagai penjara, bungker, gudang amunisi dan jalan rahasia untuk keluar masuk kawasan gedung termasuk mengintrogasi musuh dan mata-mata menggunakan kekerasan
(travel/travel)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan