Jakarta -
Selain di kenal sebagai pengukir kayu ulung, Suku Asmat yang tinggal di pesisi pantai terkenal juga akan keahliannya di atas air. Dengan "Kole-Kole" - perahu tradisional Suku Asmat - mereka mendayung dengan caranya yang unik yaitu berdiri. Itu mereka lakukan meskipun di lautan yang terkenal ganas - Laut Aru. Perahu mereka biasa di buat dari sebatang pohon besar yang di kerok tengahnya sehingga membentuk cekungan. Pada saat upacara adat kita dapat menyaksikan keahlian mereka berperahu dengan teriakan-teriakannya yang khas. Berikut beberapa foto yang berhasil diabadikan di sekitar Agats, Kab. Asmat, 16-17 Oktober 2010 lalu.
ugc
|
Selain di kenal sebagai pengukir kayu ulung, Suku Asmat yang tinggal di pesisi pantai terkenal juga akan keahliannya di atas air. Dengan "Kole-Kole" - perahu tradisional Suku Asmat - mereka mendayung dengan caranya yang unik yaitu berdiri. Itu mereka lakukan meskipun di lautan yang terkenal ganas - Laut Aru. Perahu mereka biasa di buat dari sebatang pohon besar yang di kerok tengahnya sehingga membentuk cekungan. Pada saat upacara adat kita dapat menyaksikan keahlian mereka berperahu dengan teriakan-teriakannya yang khas. Berikut beberapa foto yang berhasil diabadikan di sekitar Agats, Kab. Asmat, 16-17 Oktober 2010 lalu.
ugc
|
Selain di kenal sebagai pengukir kayu ulung, Suku Asmat yang tinggal di pesisi pantai terkenal juga akan keahliannya di atas air. Dengan "Kole-Kole" - perahu tradisional Suku Asmat - mereka mendayung dengan caranya yang unik yaitu berdiri. Itu mereka lakukan meskipun di lautan yang terkenal ganas - Laut Aru. Perahu mereka biasa di buat dari sebatang pohon besar yang di kerok tengahnya sehingga membentuk cekungan. Pada saat upacara adat kita dapat menyaksikan keahlian mereka berperahu dengan teriakan-teriakannya yang khas. Berikut beberapa foto yang berhasil diabadikan di sekitar Agats, Kab. Asmat, 16-17 Oktober 2010 lalu.
ugc
|
Selain di kenal sebagai pengukir kayu ulung, Suku Asmat yang tinggal di pesisi pantai terkenal juga akan keahliannya di atas air. Dengan "Kole-Kole" - perahu tradisional Suku Asmat - mereka mendayung dengan caranya yang unik yaitu berdiri. Itu mereka lakukan meskipun di lautan yang terkenal ganas - Laut Aru. Perahu mereka biasa di buat dari sebatang pohon besar yang di kerok tengahnya sehingga membentuk cekungan. Pada saat upacara adat kita dapat menyaksikan keahlian mereka berperahu dengan teriakan-teriakannya yang khas. Berikut beberapa foto yang berhasil diabadikan di sekitar Agats, Kab. Asmat, 16-17 Oktober 2010 lalu.
ugc
|
Selain di kenal sebagai pengukir kayu ulung, Suku Asmat yang tinggal di pesisi pantai terkenal juga akan keahliannya di atas air. Dengan "Kole-Kole" - perahu tradisional Suku Asmat - mereka mendayung dengan caranya yang unik yaitu berdiri. Itu mereka lakukan meskipun di lautan yang terkenal ganas - Laut Aru. Perahu mereka biasa di buat dari sebatang pohon besar yang di kerok tengahnya sehingga membentuk cekungan. Pada saat upacara adat kita dapat menyaksikan keahlian mereka berperahu dengan teriakan-teriakannya yang khas. Berikut beberapa foto yang berhasil diabadikan di sekitar Agats, Kab. Asmat, 16-17 Oktober 2010 lalu.
ugc
|
Selain di kenal sebagai pengukir kayu ulung, Suku Asmat yang tinggal di pesisi pantai terkenal juga akan keahliannya di atas air. Dengan "Kole-Kole" - perahu tradisional Suku Asmat - mereka mendayung dengan caranya yang unik yaitu berdiri. Itu mereka lakukan meskipun di lautan yang terkenal ganas - Laut Aru. Perahu mereka biasa di buat dari sebatang pohon besar yang di kerok tengahnya sehingga membentuk cekungan. Pada saat upacara adat kita dapat menyaksikan keahlian mereka berperahu dengan teriakan-teriakannya yang khas. Berikut beberapa foto yang berhasil diabadikan di sekitar Agats, Kab. Asmat, 16-17 Oktober 2010 lalu.
ugc
|
Selain di kenal sebagai pengukir kayu ulung, Suku Asmat yang tinggal di pesisi pantai terkenal juga akan keahliannya di atas air. Dengan "Kole-Kole" - perahu tradisional Suku Asmat - mereka mendayung dengan caranya yang unik yaitu berdiri. Itu mereka lakukan meskipun di lautan yang terkenal ganas - Laut Aru. Perahu mereka biasa di buat dari sebatang pohon besar yang di kerok tengahnya sehingga membentuk cekungan. Pada saat upacara adat kita dapat menyaksikan keahlian mereka berperahu dengan teriakan-teriakannya yang khas. Berikut beberapa foto yang berhasil diabadikan di sekitar Agats, Kab. Asmat, 16-17 Oktober 2010 lalu.
Selain di kenal sebagai pengukir kayu ulung, Suku Asmat yang tinggal di pesisi pantai terkenal juga akan keahliannya di atas air. Dengan "Kole-Kole" - perahu tradisional Suku Asmat - mereka mendayung dengan caranya yang unik yaitu berdiri. Itu mereka lakukan meskipun di lautan yang terkenal ganas - Laut Aru. Perahu mereka biasa di buat dari sebatang pohon besar yang di kerok tengahnya sehingga membentuk cekungan. Pada saat upacara adat kita dapat menyaksikan keahlian mereka berperahu dengan teriakan-teriakannya yang khas. Berikut beberapa foto yang berhasil diabadikan di sekitar Agats, Kab. Asmat, 16-17 Oktober 2010 lalu.Selain di kenal sebagai pengukir kayu ulung, Suku Asmat yang tinggal di pesisi pantai terkenal juga akan keahliannya di atas air. Dengan "Kole-Kole" - perahu tradisional Suku Asmat - mereka mendayung dengan caranya yang unik yaitu berdiri. Itu mereka lakukan meskipun di lautan yang terkenal ganas - Laut Aru. Perahu mereka biasa di buat dari sebatang pohon besar yang di kerok tengahnya sehingga membentuk cekungan. Pada saat upacara adat kita dapat menyaksikan keahlian mereka berperahu dengan teriakan-teriakannya yang khas. Berikut beberapa foto yang berhasil diabadikan di sekitar Agats, Kab. Asmat, 16-17 Oktober 2010 lalu.Selain di kenal sebagai pengukir kayu ulung, Suku Asmat yang tinggal di pesisi pantai terkenal juga akan keahliannya di atas air. Dengan "Kole-Kole" - perahu tradisional Suku Asmat - mereka mendayung dengan caranya yang unik yaitu berdiri. Itu mereka lakukan meskipun di lautan yang terkenal ganas - Laut Aru. Perahu mereka biasa di buat dari sebatang pohon besar yang di kerok tengahnya sehingga membentuk cekungan. Pada saat upacara adat kita dapat menyaksikan keahlian mereka berperahu dengan teriakan-teriakannya yang khas. Berikut beberapa foto yang berhasil diabadikan di sekitar Agats, Kab. Asmat, 16-17 Oktober 2010 lalu.Selain di kenal sebagai pengukir kayu ulung, Suku Asmat yang tinggal di pesisi pantai terkenal juga akan keahliannya di atas air. Dengan "Kole-Kole" - perahu tradisional Suku Asmat - mereka mendayung dengan caranya yang unik yaitu berdiri. Itu mereka lakukan meskipun di lautan yang terkenal ganas - Laut Aru. Perahu mereka biasa di buat dari sebatang pohon besar yang di kerok tengahnya sehingga membentuk cekungan. Pada saat upacara adat kita dapat menyaksikan keahlian mereka berperahu dengan teriakan-teriakannya yang khas. Berikut beberapa foto yang berhasil diabadikan di sekitar Agats, Kab. Asmat, 16-17 Oktober 2010 lalu.Selain di kenal sebagai pengukir kayu ulung, Suku Asmat yang tinggal di pesisi pantai terkenal juga akan keahliannya di atas air. Dengan "Kole-Kole" - perahu tradisional Suku Asmat - mereka mendayung dengan caranya yang unik yaitu berdiri. Itu mereka lakukan meskipun di lautan yang terkenal ganas - Laut Aru. Perahu mereka biasa di buat dari sebatang pohon besar yang di kerok tengahnya sehingga membentuk cekungan. Pada saat upacara adat kita dapat menyaksikan keahlian mereka berperahu dengan teriakan-teriakannya yang khas. Berikut beberapa foto yang berhasil diabadikan di sekitar Agats, Kab. Asmat, 16-17 Oktober 2010 lalu.Selain di kenal sebagai pengukir kayu ulung, Suku Asmat yang tinggal di pesisi pantai terkenal juga akan keahliannya di atas air. Dengan "Kole-Kole" - perahu tradisional Suku Asmat - mereka mendayung dengan caranya yang unik yaitu berdiri. Itu mereka lakukan meskipun di lautan yang terkenal ganas - Laut Aru. Perahu mereka biasa di buat dari sebatang pohon besar yang di kerok tengahnya sehingga membentuk cekungan. Pada saat upacara adat kita dapat menyaksikan keahlian mereka berperahu dengan teriakan-teriakannya yang khas. Berikut beberapa foto yang berhasil diabadikan di sekitar Agats, Kab. Asmat, 16-17 Oktober 2010 lalu.
(travel/travel)
Komentar Terbanyak
PHRI Bali: Kafe-Resto Putar Suara Burung Tetap Harus Bayar Royalti
Traveler Muslim Tak Sengaja Makan Babi di Penerbangan, Salah Awak Kabin
Tanduk Raksasa Ditemukan Warga Blora, Usianya Diperkirakan 200 Ribu Tahun