New Muslim Village, itulah sebutan yang diberikan untuk perkampungan muslim di Wuzhong ini. Penduduknya merupakan orang-orang dari Suku Hui. Sejak dulu, suku Hui memang dikenal sebagai penduduk asli China yang beragama Islam.
detikTravel bersama rombongan Association of the Indonesia Tours and Travel Agencies (ASITA) Jakarta berkesempatan mengunjungi perkampungan muslim di Wuzhong, China, beberapa minggu lalu. Ketika itu, saya dan ASITA diundang dalam Konferensi Wisata Muslim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Begitu pertama kali menginjakkan kaki, saya langsung merasa bagai di rumah sendiri. Hati terasa begitu dekat begitu mendengar ada banyak orang mengucap salam menyambut kehadiran kami.
Di China, keberadaan orang Muslim memang cukup sedikit. Jadi tak mengherankan jika kebanyakan traveler muslim yang datang langsung terasa seperti di rumah sendiri.
Kehangatan penduduk desa semakin terasa begitu orang tua muda sama-sama berdiri di depan rumah. Mereka tersenyum dan melambaikan tangan ke setiap turis yang datang.
"Assalamualaikum," ucap salah seorang penduduknya sambil merangkul saya.
Tanda ragu, mereka langsung mengajak saya dan teman lain untuk masuk ke dalam rumahnya. Alangkah terkejutnya saya begitu tahu sudah ada banyak makanan dan minuman tersedia di atas meja.
Ternyata mereka sudah menyiapkan makanan dan minuman yang sangat banyak untuk menyambut kedatangan kami. Mulai dari buah semangka, melon hingga aneka kue tersedia.
Yang paling unik adalah teh. Suku Hui punya teh yang sangat khas. Tidak seperti teh biasa yang hanya terdiri dari daun teh, teh mereka juga dilengkapi dengan aneka buah. Salah satunya adalah buah gojiberry khas Ningxia.
Wajah sumringah terpancar jelas dari sang pemilik rumah. Mereka terlihat berbahagia sekali begitu tahu kami bisa mampir.
Selesai mencicipi makanan, kami lanjut menyusuri desa ini. Kesan bersih terlihat begitu jelas di sana. Hampir tidak ada sampah di jalanan. Posisi antar rumah juga teratur. Benar-benar rapi.
Yang unik, desa berisi 90 keluarga ini sengaja diatur sama. Mulai dari bentuk hingga gerbang semuanya sama. Bahkan, halaman rumah juga dibuat sama.
Masuk lebih ke dalam, wisatawan akan menemukan sekolah. Ini bukan sekolah umum, melainkan sekolah khusus wanita. Jadi, semua anak perempuan di perkampungan ini bersekolah di sana. Sedangkan anak laki-laki bersekolah di luar kampung.
(ptr/fay)
Komentar Terbanyak
Tak Lagi Jadi Menkeu, Sri Mulyani Sibuk Liburan ke Yogya
Kisah Pengkhianat Mataram, Makamnya Diinjak-injak Orang Setiap Hari
Desa Cantik Tempat El Rumi Melamar Syifa Hadju