Air terjun buatan di dua lubang besar di tengah hutan beton Manhattan membuat gemuruh air. Suaranya memantul cukup kencang di dinding batu marmer yang khusus didisain dengan apik menuju pusat lubang yang dibuat kotak. Warna kompleks air tersebut dominan hitam, sangat kontras dengan ribuan nama-nama korban yang terukir pada panel perunggu yang mengelilingi lubang itu.
Di atas lubang besar ini, dulunya berdiri menara kembar Gedung WTC, sebelum akhirnya rontok oleh kelompok teroris pada 9 September, 13 tahun lalu. Sedikitnya 3.000 orang meninggal, ribuan lain luka-luka dan menderita trauma.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa pengunjung tampak membaca daftar nama satu persatu, seperti mencari nama anggota keluarganya. Setelah mamastikan nama yang tepat, mereka menyelipkan setangkai bunga mawar di antara huruf perunggu. Kemudian berdoa. "Dia ada di sini. Namanya tepat. Keluarga saya," bisik seorang turis berwajah Asia di Ground Zero, Selasa pekan kemarin.
Dibangun oleh arsitek Michael Arad, Ground Zero Memorial Park dibangun beberapa tahun setelah WTC runtuh. Masing-masing mempunyai luas hingga 1 hektar dan menjadi air terjun buatan manusia terbesar di AS. Dalam pengerjaannya, Michael Arad banyak bekerjasama dengan Peter Walker, spesialis arsitektur lanscape guna menyempurnakan taman kenangan yang menyentuh.
"Tujuannya menjadi pengingat yang sangat kuat bagi besarnya kehidupan yang hilang akibat serangan asing. Juga kehilangan tim penyelamat dalam jumlah yang besar," tulis pengelola Ground Zero Memorial Parka dalam katalog online yang bisa diunduh wisatawan.
Dibanding 'wisata tragedi' di negara lain seperti di Kamboja (Khmer Merah Killing Field), Ground Zero memang tidak menampilkan sisa-sisa korban secara vulgar. Ia lebih mirip Holocaust Memorial Park di Berlin yakni berupa hamparan taman kota dengan menekankan simbol dan pesan personal yang sangat kuat.
Sementara sisa-sisa reruntuhan Gedung WTC, regu penyelamat dan foto-foto korban maupun testimoni di letakan dalam museum tersendiri di bagian lain Memorial Park.
Selebihnya tidak ada atraksi turis atau hingar-bingar seniman jalanan. Semua tertuju pada air yang mengalir ke pusat bumi, mawar doa, dan yang terpenting, upaya melawan lupa terhadap musuh kemanusiaan.
(shf/shf)












































Komentar Terbanyak
Koster: Wisatawan Domestik ke Bali Turun gegara Penerbangan Sedikit
Ditonjok Preman Pantai Santolo, Emak-emak di Garut Babak Belur
Awal Mula PB XIV Purbaya Gabung Ormas GRIB Jaya dan Jadi Pembina