Ingin merasakan memberi makan jerapah, yang juluran lidah panjangnya saat tersentuh tangan bikin nyetrum sampai ubun-ubun? Atau memberi makan badak putih yang air liurnya membasahi tangan seperti kucuran keran? Datanglah Singapore Zoo.
Pada jam-jam memberi makan, kita dapat ikut menyodorkan seporsi sayur-sayuran ke jerapah, badak, gajah, dan babun. Namun cukup jadi penonton saat jam makan singa, karena untuk hewan satu ini, hanya petugas yang boleh melemparkan potongan-potongan ayam mentah ke arah dua ekor singa di seberang parit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kebun binatang yang berusia 42 tahun itu menggunakan program pemberian makan sebagai salah satu cara mendekatkan pengunjung dengan hewan. Setelah terkenal dengan konsep terbuka, belakangan, Singapore Zoo melangkah lebih jauh jadi kebun binatang pendidikan (learning zoo) agar dapat maksimal menyampaikan pesan tentang konservasi.
Singapore Zoo membuka pintu untuk rombongan siswa berusia 8-10 tahun yang datang didampingi guru. Mereka dapat mengenal hewan secara langsung dan menggunakan seluruh indera, hal yang tak dapat dilakukan di sekolah.
"Kami ingin mengubah cara pandang bahwa guru membawa murid ke kebun binatang hanya untuk belajar sains. Jurong Bird Park, Singapore Zoo, Night Safari, dan River Safari dapat digunakan untuk macam-macam pelajaran: matematika, sains, bahasa Inggris, bahkan bahasa ibu," ujar Kurator dan Pendidikan WRS Rekha K.R. Nair kepada beberapa wartawan asal Indonesia saat mengunjungi Singapore Zoo, beberapa waktu lalu.
Perihal bahasa ibu tak lepas dari empat ras besar yang menghuni Singapura, yakni Melayu, Tionghoa, Tamil, dan Eurasia yang punya bahasa masing-masing. Jadi jika yang datang salah satu kelompok tersebut, maka bahasa pengantar programnya adalah bahasa khas kelompok itu.
Namun sejauh ini baru ada program berbahasa Inggris dan Mandarin yang ada. Program berbahasa Melayu dan Tamil belum diterapkan. TIket Singapore Zoo dijual seharga SGD 32 atau sekitar Rp 299 ribu.
(sst/sst)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum