Di Museum Ini, Semua Anak-anak Memulai Mimpi ke Luar Angkasa

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Laporan dari AS

Di Museum Ini, Semua Anak-anak Memulai Mimpi ke Luar Angkasa

- detikTravel
Rabu, 18 Feb 2015 18:11 WIB
Isi dari Smithsonian National Air and Space Museum (Ari/detikTravel)
Washington DC - Segala hal yang berbau pesawat atau luar angkasa memiliki daya tarik tersendiri. Tak heran jika Smithsonian National Air and Space Museum selalu dipenuhi pengunjung cilik. Di sinilah mereka memulai mimpi untuk pergi ke luar angkasa.

Dalam sebuah dialog di film 'Space Cowboys', Frank Corvin (Clint Eastwood) bilang ke Haw Hawkins (Tommy Lee Jones). Kata Frank, ia punya dendam pribadi ke pejabat NASA Bob Gerson (James Cromwell) yang gagal menjadikan ia astronot pertama ke bulan karena dikalahkan sama seekor monyet dalam misi penelitian ke luar angkasa.

"Dia mengubur mimpi yang diinginkan oleh seluruh anak-anak Amerika, ke luar angkasa. Tidak ada yang tak ingin menjadi astronot," curhat Frank ke Hawkins, sesama veteran pilot pesawat tempur Angkatan Udara AS.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bisa jadi, saat ini mimpi tersebut masih menjadi primadona yang belum tergantikan. Setidaknya terlihat di Museum Luar Angkasa AS di Washington DC atau yang bernama resmi Smithsonian National Air and Space Museum.

"Ini pas hari libur, mengajak anak-anak saya ke sini. Gratis enggak dipungut biaya dan koleksinya sangat bagus. Ada pesawat NASA betulan," kata seorang WNI bersama keluarganya yang tinggal di New Jersey, akhir musim panas lalu kepada saya.

Menempati lahan seluas 71 ribu meter persegi, museum yang dibuka sejak 1976 tersebut mampu menampung berbagai koleksi pesawat raksasa. Ribuan artefak berharga tersebut ditempatkan pada panggung atau display yang imajinatif. Menggunakan permainan cahaya dan lampu sorot yang interaktif dan memancing mimpi. Dari multimedia, artefak, prototipe, planetorium, iMax, simulasi pesawat, replika sampai koleksi yang biasanya hanya bisa dilihat dalam literatur buku di sekolah.

Bahkan, bila beruntung, akan menemukan pameran tidak tetap berupa ruang anti gravitasi seperti di International Space Station (ISS). Anda bisa merasakan sensasi mengapung di ruang hampa udara seperti astronot betulan.

"Ini adalah museum luar angkasa terbesar di AS. Ada waktu 2 jam di sini, silahkan melihat-lihat dan menikmati. Ada makan siang di food court yang berada di sayap kanan gedung," kata pemandu kami dalam bahasa Inggris yang ia terjemahkan ke bahasa Italia, Spanyol dan Jerman.

Di lantai 2, terdapat berbagai bilik khusus yang spektakuler seperti Paviliun Wright bersaudara, sang penemu pesawat terbang. Ada replika pesawat legendaris yang yang dipiloti Wright Brothers untuk pertama kali pada 1903. Serta berbagai manuskrip, kertas kerja dan korespondensi kakak-beradik Wright seputar penemuan pesawat terbang.

Selain itu terdapat koleksi paling diburu yakni modul Apollo 11, ruang 'kokpit' yang membawa Neil Amstrong menginjak kaki ke bulan untuk pertamakali. Di dalam modul berbentuk kerucut mirip ujung nasi tumpeng tersebut, Amstrong bersama Edwin Aldrin dan Michael Collins mewujudkan mimpi umat manusia sampai di bulan.

Masih dari lantai dua, kami dapat melihat beberapa satelit NASA yang dipajang di void antara sayap kanan dan tangga utama. Ia berpendar dan menyala ditimpa lampu sorot yang ditata apik. Sebagian lain digantung pada hall super luas di lobi utama seluas satu lapangan bola atau lebih.

Di hall besar yang menyerupai hanggar pesawat super jumbo ini, seluruh pengunjung museum dapat melihat jajaran burung besi yang digantungkan ke langit-langit. Sebagian besar begitu familiar seperti Boeing, beberapa pesawat pengebom dan roket pendorong pesawat ulang-alik. Bahkan, di museum serupa yang terletak di Virginia, terdapat pesawat yang menjadi mesin Transformer dalam film Stevel Spielberg, Lockheed SR-71 Blackbird.

"Pesawat pengintai itu pensiun tahun 1990 dan mulai dipamerkan 3 tahun kemudian. Beberapakali menjadi lokasi pembuatan film di sini," tulis pengelola museum dalam situs resminya.

Tak terasa, 2 jam dipotong makan siang sudah mau habis. Kami hanya bisa mengelilingi kurang dari separuh museum saking banyaknya koleksi. Menurut situs resminya, 60.000 koleksi menjadi suguhan apik yang ditempatkan di dua lokasi, Washington DC dan Virginia. Jumlah ini hampir dua kali lipat dari koleksi Museum Louvre Paris, 35.000 koleksi.

Bagi yang ingin lebih terstruktur, dapat mengikuti tour museum selama 90 menit yang dipandu volunter/mahasiswa magang. Hanya saja, tour museum seperti ini biasanya hanya sekilas-sekilas meski informasinya padat.

(shf/shf)

Hide Ads