James, pemandu detikTravel, tidak henti-hentinya menyinggung dan menawarkan cita rasa bir Qingdao pada peserta tur yang dibawanya keliling kota beberapa waktu lalu. Bagi James, bir Qingdao sangat unik karena sejarahnya yang berusia lebih dari 100 tahun. Bir di Qingdao dijual dengan merek Tsingtao.
"Brewery pertama kali dibangun di sini tahun 1902. Rasanya unik karena bir di sini menggunakan beras sebagai salah satu bahannya," tuturnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada awalnya mereka (orang Jerman-red) mencoba minuman arak kami. Kandungan alkoholnya sekitar 70-an persen. Cepat mabuk. Payah, karena tentara mereka masih lemas padahal harus selalu siaga perang (Perang Dunia I)," kata James.
Saat ini ada 7 brewery di Qingdao yang terus memproduksi bir. Bir sudah menjadi bagian gaya hidup masyarakat Qingdao, hal ini terlihat dari adanya Beer Street (jalan bir) yang berisi restoran-restoran yang menjual bir sebagai pemulas tenggorokan usai makan.
Bahkan bir juga bisa dibeli di dalam plastik. Bir dimasukkan ke dalam plastik biasa, dikasih sedotan lalu bisa diminum sambil berjalan-jalan. Layaknya orang jajan soda di tanah air saja.
"Di sini ada juga festival bir setiap musim panas. Banyak lomba terkait bir. Misalnya minum bir tercepat dan terbanyak. Tahun lalu pemenangnya bisa minum bir satu botol dalam waktu 6 detik. Hadiahnya mobil kalau nggak salah," kata James.
Tidak cuma bir yang jadi peninggalan orang Jerman. Rumah-rumah dengan gaya Eropa dapat ditemukan dengan mudah di Qingdao. Di jalan Zhejiang terdapat gereja katolik katedral St Michael yang dibangun oleh misionaris Jerman.
(shf/fay)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!