Pengalaman Tablet Tertinggal & Kembali Utuh di Penerbangan Emirates

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Laporan dari AS

Pengalaman Tablet Tertinggal & Kembali Utuh di Penerbangan Emirates

- detikTravel
Senin, 11 Mei 2015 16:31 WIB
(dok Emirates)
New York - Ada saja, barang traveler yang tertinggal di pesawat saat traveling ke suatu negara. Seperti pengalaman berikut ini, kala tablet tertinggal dalam penerbangan Emirates dari Jakarta ke New York. Beruntung, tidak ada yang rusak sama sekali!

Penumpang ketinggalan barang di dalam pesawat mungkin hal yang cukup umum terjadi dalam sebuah penerbangan. Namun biasanya barang-barang yang tertinggal yang tak terlalu berharga, dan tak dicari lagi. Bagaimana jika itu barang berharga? Bisakah kembali?

Ini adalah pengalaman pribadi saya ketika ketinggalan perangkat Tablet dalam penerbangan Dubai-New York beberapa waktu lalu. Tablet itu tertinggal di penerbangan EK207, maskapai Emirates Airlines. Tablet yang tertinggal di kantong kursi di depan kursi nomor 49F itu memang bukan yang terbaru, namun harga bekasnya masih lumayan, sekitar Rp 3 juta-an.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Singkat kata, tablet itu baru disadari tertinggal satu hari setelah mendarat di JFK, New York. Rasa panik melanda begitu tahu barang tersebut tertinggal, namun otak tetap harus berpikir jernih mengupayakan pencarian. Akhirnya diputuskan untuk mendatangi kantor Emirates yang ada di Manhattan New York.

Kantor Emirates New York terdapat di 55 East 59th Street New York City 10022. Dari Grand Hyatt New York yang menjadi tempat menginap, kantor itu berjarak 17 blok. Reporter detikTravel memutuskan untuk berjalan kaki menuju kantor tersebut, hitung-hitung sambil menikmati kota Manhattan yang saat itu suhunya sekitar 6 derajat celcius.

Cukup sulit untuk menemukan kantor tersebut, karena di luar gedung tempat kantor itu berada tak ada papan nama. Gedung-gedung kantor di New York memang kebanyakan tak memasang papan nama di depan.

Keberadaan kantor itu diketahui setelah bertanya dengan petugas keamanan yang berjaga di dalam gedung. Oleh petugas keamanan tersebut, kantor Emirates yang terletak di lantai 3 saya telfon, salah seorang petugasnya diminta untuk turun menjemput.

Singkatnya lagi, setelah berada di kantor Emirates dan menyampaikan tujuan kedatangan, petugas bernama Juan yang melayani saya menanyakan detail soal tablet yang tertinggal. Kemudian dia menelepon ke kantor Emirates yang ada di JFK. Apa hasilnya?

"Tablet Anda ditemukan dan disimpan di kantor Emirates yang ada di JFK. Namun petugas di sana meminta saya mengautentifikasi bahwa tablet itu benar milik Anda. Apa gambar wallpaper dan password tablet Anda?" tanya Juan.

Pertanyaan pun dijawab. Juan mengonfirmasi bahwa jawaban saya benar. Dia menawarkan tablet dikirim ke kantor tersebut, namun dibutuhkan waktu dua hari. Saya pun memutuskan untuk mengambil tablet ke JFK, saat akan pulang ke Indonesia. Juan lantas memberi notifikasi di kode booking tiket pulang dan memberi tahu untuk meminta tablet tersebut ke petugas Emirates bernama Mike.

Singkat cerita, sepekan setelah pengaduan ke kantor Emirates Manhattan, saat hendak pulang ke Indonesia, saya meminta tablet yang tertinggal ke bagian check ini tiket penerbangan Emirates di Bandara JFK. Setelah permintaan diajukan, petugas di meja check in lalu menelepon Mike untuk mengantarkan tablet tersebut. Lima menit kemudian, Mike datang ke meja dan menyerahkan tablet yang telah dibungkus amplop cokelat.

"Mohon masukkan password untuk autentifikasi," ujar Mike sambil tersenyum dan menyerahkan tablet.

Begitu password yang dimasukkan tepat, Mike menyerahkan tablet tersebut. Dia hanya meminta berkas peneyerahan ditandatangani. Hati pun langsung adem. Andai saja, regulasi seperti Emirates ini bisa dicontoh oleh makspai-maskapai dalam negeri.

(trq/aff)

Hide Ads