"Buat apa kita merokok kalau itu bisa membuat Anda mati lebih cepat," tegas Tatsuo Yoshino kepada detikTravel di Tokyo, saat perjalanan menjelajahi Jepang bersama rombongan media dari Jakarta atas undangan Japan National Tourism Organization (JNTO) dan Cathay Pacific beberapa waktu lalu.
Yoshino tampaknya berubah sikap menjadi sedikit naik tensi kala saya mengajak berbicara soal rokok. Bukan tanpa alasan, saya melihat banyak aturan dilarang merokok di berbagai tempat khususnya di tempat-tempat umum. Termasuk, di tempat wisata yang berlokasi di kota kecil atau kota besar.
"Banyak tempat yang memuat larangan merokok apalagi di tempat wisata. Orang yang merokok harus menaati peraturannya kalau tidak petugas keamanan langsung turun tangan," tutur Yoshino yang usianya sudah 75 tahun dan bukanlah seorang perokok.
Yoshino pun mengungkapkan, orang-orang yang merokok termasuk juga turis, diizinkan merokok di tempat 'smoking area' yang disediakan. Namun menariknya, tempat tersebut berada jauh dari keramaian. Atau, bisa juga tempatnya dilewati banyak orang sehingga para perokok akan merasa malu karena dilihat orang-orang.
Soal tempat wisata, semua tempat wisata dari kuil sampai perbukitan di atas gunung sekalipun terpampang tanda larangan merokok. Contohnya seperti di Kastil Okayama di Kota Okayama, tempat makan di tengah kebun luas saja masih terdapat larangan merokok. Padahal, bisa dibilang sebenarnya itu adalah tempat yang terbuka dan penuh pepohonan.
Yang menarik dan berbeda dari negara-negara maju lainnya seperti Singapura, tanda larangan merokok di Jepang hanya gambar rokok saja yang dicoret. Tanpa, embel-embel denda yang besar.
"Semua orang mematuhi aturan. Untuk merokok, selain di tempat wisata, orang-orang juga dilarang merokok di dalam transportasi, di hotel dan ruangan indoor," kata Yoshino.
Bahkan, para perokok pun dilarang menghisap rokoknya sambil berjalan di jalan raya. Namun untuk di kota-kota besar, peraturan larangan merokok sepertinya sudah agak longgar. Lihat saja kawasan Harajuku atau Shinjuku, yang terdapat banyak ceceran putung rokok di jalanan. Menurut Yoshino, itu adalah ulah anak-anak muda dan sangat disayangkan.
Untuk di kota kecil, peraturannya lebih ketat lagi. Namun yang pasti, banyaknya tanda larangan merokok akan menyulitkan para perokok (baik masyarakat setempat atau turis). Mereka yang masih kekeuh, harus rela berjalan jauh mencari 'smoking area'.
"Jepang adalah neraka untuk para perokok," tegas Yoshino.
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan
Sound Horeg Guncang Karnaval Urek Urek Malang