Apa rasanya jika kita sekarang berada di depan makam Nabi Muhammad SAW, di Raudhah, di dalam Masjid Nabawi Madinah, Arab Saudi. Rasa rindu, haru, bahagia, ingin berdoa tentang segala macam, semuanya bercampur aduk.
Masjid Nabawi adalah salah satu masjid terbesar di dunia. Salah satu keistimewaan masjid yang terletak di Madinah, Arab Saudi ini adalah adanya Raudhah. Raudhah adalah area di antara rumah Nabi Muhammad SAW yang kini menjadi makamnya sampai dengan mimbar yang dulu dipakai Nabi.
Area Raudhah ditandai dengan karpet warna hijau. Dari salah satu hadist diketahui bahwa Raudhah yang berarti taman ini merupakan tempat yang makbul untuk berdoa. Tak heran banyak Muslim yang ingin salat dan berdoa di Raudhah. Suasana itu yang dijumpai detikTravel ketika berada di Masjid Nabawi bersama rombongan umrah First Travel, bulan Mei lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jemaah perempuan biasanya dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan daerah asal. Ada Malaysia yang di dalamnya termasuk juga orang Indonesia yang masih rumpun Melayu. Ada Pakistan, dan ada pula Arab.
Saking banyaknya orang yang ingin ziarah Raudhah, kerap kali jemaah harus menunggu lama. Belum lagi ada beberapa orang dari kelompok lain yang tidak sopan lantaran menyela antrean. Kerap didengar debat antara petugas dengan jemaah yang bandel.
"Ibu, Ibu, duduk Ibu," ujar petugas yang mencoba berbicara dengan bahasa Melayu saat melihat jemaah dari kelompok Malaysia mencoba berdiri saat masih duduk mengantre.
Ketika sudah sampai ke Raudhah, jemaah lantas melakukan salat mutlak, hajat, dan taubat. Bagaimanapun untuk sampai ke Raudhah butuh perjuangan. Tidak sedikit jamaah yang menangis haru saat tiba di sana. Salah satunya, Fiki Ariyanti (27), jemaah asal Cengkareng, Jakarta Barat.
"Senang bisa sampai ke Raudhah, karena katanya kalau berdoa di situ kan mustajab. Selain salat, saya banyak salawat. Lalu berdoa buat diri sendiri, ayah, ibu, adik, kakak, teman-teman. Banyak yang nitip doa, tapi tidak bisa disebut satu-satu karena crowded," tutur Fiki.
Fiki mengaku beberapa kali badannya terdorong orang Pakistan dan Arab yang secara fisik lebih besar darinya. Bahkan ketika sedang sujud, kepalanya tersenggol kaki orang lain dan bahkan ada yang melangkahinya.
"Padahal kan harusnya nggak boleh seperti itu. Tapi di situ kan memang banyak sekali orangnya. Tapi nggak apa-apa, namanya juga perjuangan untuk bisa 'bertemu' Rasulullah. Sayangnya jemaah perempuan tidak bisa melihat makam Nabi," terang Fiki.
Di tengah banyaknya jemaah dan situasi yang kurang kondusif, untungnya Fiki dan jemaah lain tidak kehilangan kekhusyukan. Usai salat mereka berdoa dengan khidmat, bahkan sampai ada yang menitikkan air mata.
"Terharu sekali bisa ada di tempat itu, bisa salat di situ, berdoa di situ, bisa merasakan yang jemaah lain rasakan. Selama di Madinah, alhamdulillah saya 2 kali ziarah Raudhah. Suatu hari nanti semoga bisa datang lagi ke sini," harap Fiki.
(fay/fay)
Komentar Terbanyak
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari AS, Garuda Ngaku Butuh 120 Unit