Pulau Reunion santer dibicarakan, terkait ditemukannya serpihan sayap pesawat diduga milik Malaysia Airlines MH 370 yang hilang tahun lalu. Jauh sebelum itu, sejatinya pulau ini sudah menjadi destinasi wisata.
Beberapa minggu belakangan ini, traveler pasti sering mendengar nama Pulau Reunion. Tak heran, di pulau yang berada di Samudera Hindia dan masuk dalam kekuasan pemerintahan Prancis ini (karena bekas jajahannya), ditemukanlah serpihan-serpihan pesawat Malaysia Airlines MH 370. Beberapa di antaranya, seperti puing sayap sepanjang 2 meter dan potongan logam.
Kini, puing-puing itu sudah dibawa ke Prancis dan masih diperiksa. Jika benar, berarti sudah ada jalan pembuka untuk menjawab misteri pesawat Malaysia Airlines, MH 370. Pesawat yang hilang sejak tanggal 8 Maret dalam penerbangan dari Kuala Lumpur ke Beijing dan mengangkut sekitar 239 penumpang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari situs resmi pemerintahan Pulau Reunion yang dikunjungi detikTravel, Senin (3/8/2015) Pulau Reunion berlokasi di sekitar 800 km dari Pulau Madagaskar. Pulau Reunion masuk dalam rangkaian kepulauan kecil di Samudera Hindia, bersama Pulau Mauritius dan Seychelles. Ibukotanya, adalah Saint-Denis di bagian utara pulaunya.
Pulau Reunion dapat ditempuh dengan penerbangan langsung dari Paris, London, Edinburgh (di Skotlandia), Dubai dan Johannesburg (di Afrika Selatan). Terdapat dua bandara di sana, yakni Bandara Gillot dan Bandara St Pierre de la Reunion. Air France, merupakan maskapai yang paling sering bolak balik terbang ke sana, yang sekali jalan dari Paris memakan waktu 11 jam.
Pulau Reunion, luasnya tiga kali lebih luas dari Jakarta. Jumlah penduduknya mencapai 800 ribu orang yang berasal dari berbagai bangsa, dari Asia, Afrika bahkan Eropa.
Seperti pulau-pulau kecil lainnya di Samudera Hindia, Pulau Reunion diberkahi keindahan alam yang elok. Ada tiga lanskap pegunungan yang cantik di sana dengan panorama hijau, yaitu Cirque de Mafate, Cirque de Salazie, dan Cirque de Cilaos.
Bagi traveler yang suka memacu adrenalin coba trekking ke Gunung Piton de la Fournais dengan ketinggian 2.631 mdpl. Gunung yang masih aktif ini, memiliki bagian puncak yang tandus dan di beberapa titik, tanahnya berwarna merah. Membuat Anda bak seperti di dunia lain.
Satu lagi, Piton des Neiges yang punya ketinggian 3.070 mdpl yang merupakan titik tertinggi di Pulau Reunion. Gunung ini sudah tidak aktif sejak 20 tahun ribu lalu dan memiliki 200 lebih spesies flora dan fauna. Menariknya lagi, tiap sudut gunungnya berwarna hijau. Sekilas, seperti lanskap pegunungan yang ada di Selandia Baru.
Soal pantai, beberapa lokasi favorit turis adalah kawasan pesisir St Gilles les Bains yang memiliki bentangan pantai berpasir putih. Selain bersantai, Anda juga bisa bermain surfing di dua titik di lepas pantainya, yang bernama Boucan Canot dan Roches Noires. Tak jauh dari pantai, terdapat air terjun Bassin Aigrettes.
Air terjunnya di sebut-sebut yang tercantik di Pulau Reunion. Terdapat air terjun dua tingkat dari belasan meter dan air terjun-air terjun mini di dekatnya dan berujung pada satu kolam alami besar. Kolamnya pun indah, berwarna biru!
Menariknya, bagian barat dan timur Pulau Reunion bagaikan dua sisi mata uang. Di barat, pantainya berlanskap landai dan berpasir putih, cokelat hingga hitam. Sedangkan di timur, pantainya dipenuhi bebatuan karang cadas.
Bagi Anda yang suka menyelam, siap-siap bertemu ikan paus, penyu dan bangkai kapal di bawah kedalaman 50 meter. Titik-titik menyelam di sana, seperti The Caves of Maharani, Passe de l'Ermitag, Grand Tombant de la Point au Sel dan Cap la Houssaye. Sepanjang tahun, rata-rata daya pandang di bawah airnya 80 % jernih. Tapi ingat, harus wajib memiliki lisensi menyelam ya!
Soal penginapan, ada dua hotel bintang lima di Pulau Reunion yakni Palm Hotel & Spa dan LUX* Ile de la Reunion. Per malamnya, mulai USD 271 atau setara Rp 3,6 juta. Sisanya, 9 hotel bintang empat, 22 hotel bintang tiga, 38 hotel bintang dua dan 29 hotel bintang satu.
Itu artinya, pariwisata merupakan sektor ujung tombak Pulau Reunion. Sekitar 500 ribu turis, datang ke pulau tersebut tiap tahunnya. Sejak tahun 1990, Pulau Reunion mulai mencuri perhatian turis sebagai destinasi wisata. 'Mini Hawaii', begitu julukan para turis yang pernah berlibur ke sana.
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!