Maastricht adalah kota yang terletak di paling selatan Belanda, berbatasan langsung dengan Jerman dan Belgia. Banyak hal di kota ini yang terpengaruh dua negara tetangganya, termasuk dialek dan peninggalan sejarah.
Stadhuis (balaikota) adalah salah satu bangunan bersejarah yang masih berfungsi dengan baik. Stadhuis dibangun pada 1664 hasil karya arsitek kenamaan Belanda, yakni Pieter Post. Bangunan ini terletak di tengah Market Square Kota Maastricht.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
detikTravel memasuki Stadhuis beberapa hari lalu, tentunya dengan bantuan sang pemandu yaitu Kitty. Bagian dalam Stadhuis sangat megah. Mayoritas perabotan berasal dari abad ke-18. Hampir tiap ruangan punya lukisan hasil karya seniman Belanda, Belgia, dan beberapa negara lain di Eropa.
Salah satu ruangannya, biasa digunakan untuk rapat, punya lukisan yang menceritakan kisah Nabi Musa. Meskipun lukisan ini sudah tua, warnanya masih tampak cerah.
"Lukisan ini dibuat oleh seniman Belgia. Bukan pada kanvas, melainkan kain," tutur Kitty.
Kain besar yang tergantung di dinding itu menggambarkan kisah Nabi Musa membelah Laut Merah. Kisah ini memang terdapat di beberapa kitab suci, seperti Injil dan Al Quran. Sang Nabi membelah Laut Merah kemudian menyeberanginya bersama Bani Israil, menyelamatkan diri dari kejaran pasukan Firaun.
Lukisan-lukisan ini memenuhi ruangan, makin cantik dengan pencahayaan dari lampu kristal yang menggantung di langit-langit. Karena bangunan yang masih asli, Town Hall Maastricht masuk dalam 10 besar destinasi wisata sejarah terbaik di Belanda.
(sst/sst)
Komentar Terbanyak
Belum Dibayar, Warga Sekitar Sirkuit Mandalika Demo-Tagih ke ITDC
10 Negara yang Mengeluarkan Travel Warning ke Indonesia karena Demo
Warga Harap Wapres Gibran Beri Solusi Atasi Banjir Bali