Belajarlah dari Gunung-gunung di Australia

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Laporan dari Australia

Belajarlah dari Gunung-gunung di Australia

Afif Farhan - detikTravel
Senin, 28 Mar 2016 16:30 WIB
Foto: Turis yang mendaki Gunung Tamborine (Afif/detikTravel)
Gold Coast -

Ada banyak gunung di Indonesia yang masing-masing punya bentang alam eksotis. Namun soal kebersihan dan kenyamanan, tampaknya kita harus belajar dari gunung di Australia ini.

Beberapa waktu lalu, detikTravel menjelajahi Gold Coast atas undangan Tourism & Event Queensland. Gold Coast adalah kota di pesisir pantai sebelah timur Australia, yang berjarak sekitar 1 jam naik mobil dari Brisbane.

Gold Coast punya banyak atraksi wisata, dari taman rekrasi, hamparan pantai dan tak ketinggalan kawasan pegunungan atau yang disebut juga Hinterland. Salah satu gunung yang saya sambangi di sana, adalah Gunung Tamborine.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gunung Tamborine tingginya hanya 560 mdpl dan punya hutan subtropis yang dinilai terbesar di dunia. Meski begitu, jika dibandingkan dengan gunung-gunung di Indonesia, sebut saja Gunung Gede, Gunung Semeru atau Gunung Rinjani, sensasi bertualangnya tentu Anda pasti setuju kalau gunung-gunung di Indonesia lebih 'liar' petualangannya.

Namun, bukan itu yang mau saya bandingkan di sini. Yang menarik dari Gunung Tamborine, adalah bagaimana pengelolaannya dan kebiasaan orang-orang Australia mendaki gunung. Darran Wallace, pemandu dari Southern Cross 4WD Tours, berbagi cerita perihal tersebut dengan saya.

Jalanan menuju Gunung Tamborine (Afif/detikTravel)

"Di sekitar gunung ini, ada ratusan keluarga. Mereka membuat kafe, rumah makan dan toko suvenir di pinggiran jalan. Semua dibuat teratur, rapi dan bersih agar turis makin nyaman," tuturnya.

Menurut Darran, ketika weekend, jalanan di depanjang Gunung Tamborine ini akan penuh baik oleh turis atau warga setempat yang sedang berlibur. Mereka menghirup udara segar, hang out di kafe-kafe sampai mendaki gunung.

"Pasti macet tapi itu wajarlah. Macetnya juga tidak berkilo-kilo," katanya.

Medan trekking di Gunung Tamborine (Afif/detikTravel)

Setelah itu, saya melanjutkan perjalanan untuk trekking di Gunung Tamborine. Joalah Section, adalah salah satu rute trekking yang diminati turis dengan jalurnya sepanjang 545 meter sampai 2 km.Yang 545 meter, ke arah air terjun Curtis sedangkan yang 2 km, lebih masuk ke dalam hutan.

Jalur trekkingnya terurus dengan bagus, mempertahankan tanah sebagai medannya. Di beberapa titik, ditambahkan tangga dari batu serta pagar pengaman. Satu hal lainnya dan sangat penting, tidak ada sampah berceceran meski pun saat itu sedang banyak-banyaknya warga setempat dan turis (yang kebanyakan dari China dan Jepang) yang juga trekking.

Trekking di Gunung Tamborine jadi atraksi wisata favorit (Afif/detikTravel)

"Kamu hebatlah kalau menemukan sampah di sini," ujar Darran sambil tersenyum kecil.

Hanya di bagian parkir mobil, sebelum masuk ke hutan tersedia beberapa tempat sampah. Begitu masuk ke hutannya, tidak ada tempat-tempat sampah. Menurut Darran, warga setempat sudah terbiasa untuk mengantongkan sampah mereka di saku celana atau di dalam tas. Begitu juga para turis, yang diwanti-wanti dengan tegas agar tidak membuang sampah sembarangan.

"Kalau buang sampah sembarangan, nggak cuma turis yang terganggu. Satwa dan lingkungan hutannya juga akan terganggu dan bisa rusak. Tentu, kita tidak mau itu terjadi. Ada larangan tegas bagi orang-orang yang membuang sampah sembarangan." ungkap Darran.

Sepanjang perjalanan trekking ke air terjun Curtis, saya berpapasan dengan para pendaki manula. Mereka bepergian satu grup dan tetap semangat berjalan. Senyum merekah di mukanya saat sampai di air terjun Curtis dan meminta tolong kepada saya untuk dipotret.

Para turis manula yang trekking di Gunung Tamborine (Afif/detikTravel)

Berfoto bersama dengan latar air terjun Curtis (Afif/detikTravel)

"Ya itu tadi, bersih, aman dan nyaman. Maka di sini, orang-orang tua saja bisa mendaki gunung," ucap Darran.

Ah, apa jadinya jika gunung-gunung di Indonesia juga dikelola seperti gunung-gunung di Australia ini...

(aff/krn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads