Setiap tahunnya Negeri Sakura Jepang memang rutin menyelenggarakan Shinto Kanamara Matsuri atau yang populer disebut Festival Penis. Walau nyeleneh, nyatanya festival ini selalu menarik banyak turis setiap tahunnya.
Berbagai media lokal hingga internasional pun tidak ketinggalan menyiarkan kemeriahannya. Dikumpulkan detikTravel dari berbagai sumber, Selasa (5/4/2016), media Daily Mail pun sempat memberitakan kemeriahannya yang dilangsungkan pada hari Minggu pekan lalu (3/4).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut kepercayaan masyarakat Jepang, dahulu ada sebuah iblis jahat yang bersemayam di dalam alat kelamin wanita dan mengganggu hubungan intim. Alhasil dibuatlah sebuah penis besi yang mengusir dan memenjarakan sang iblis di Kuil Kanayama.
Oleh sebab itu, Kuil Kanayama juga menjadi ikon sebagai tempat sembahyang para wanita penghibur. Tidak sedikit yang meminta rezeki hingga memohon perlindungan dari penyakit kelamin seperti HIV. Ya, kurang lebih begitu.
Ikon penis pink yang dibawa dengan gerobak (AFP)
Tahun ini, ikon festival yang berupa penis raksasa berwarna pink kembali muncul. Bedanya, tahun ini penis pink yang diberi nama 'Elizabeth' itu tidak digotong bersama melainkan didorong layaknya gerobak. Hal itu terlihat dari roda yang ada dibawahnya seperti diberitakan Rocketnews 24.
Selain itu, tampak pula ikon Kuil Kanamara yang berupa penis hitam raksasa hingga penis kayu yang juga diarak keliling kota. Hadir pula berbagai camilan dan manisan yang tentunya juga berbentuk seperti penis. Ada-ada saja..
Walau terkesan seperti mengada-ada, namun festival ini punya makna yang begitu besar bagi masyarakat Jepang. Menurut salah satu pemuka agama Shinto, Hiroyuki Nakamura festival ini punya makna untuk mendewasakan laki-laki.
"Jika anak kecil tidak dibiasakan untuk melihat alat kelaminnya, mereka bisa panik jika waktunya tiba," ujar Hiroyuki seperti diberitakan media Metro.
Tentu hal itu menjelaskan, bahwa alat kelamin dihargai sebagai pemberi kesuburan dan bukan sebagai suatu hal yang tabu. Traveler pun sah-sah saja untuk melihatnya. Lagipula semua keuntungan dari festival itu akan disumbangkan untuk penelitian terkait HIV. Jadi tetap ada manfaatnya.
Setiap tahunnya festival ini selalu menarik wisatawan (AFP) (shf/rdy)
Komentar Terbanyak
Study Tour Dilarang, Bus Pariwisata Tak Ada yang Sewa, Karyawan Merana
Penumpang Pria yang Bawa Koper saat Evakuasi Pesawat Dirujak Netizen
Koper Penumpangnya Ditempeli Stiker Kata Tidak Senonoh, Transnusa Buka Suara