Begini Nyamannya Naik Subway di Beijing

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Laporan dari China

Begini Nyamannya Naik Subway di Beijing

- detikTravel
Selasa, 24 Mei 2016 18:50 WIB
Begini Nyamannya Naik Subway di Beijing
Suasana di dalam subway (Bachtiar/detikTravel)
Beijing - Subway jadi moda transportasi yang belum ada di Indonesia. Maka dari itu, jangan lewatkan menjajal yang satu ini saat liburan di luar negeri. Salah satunya saat di Beijing.

Beberapa waktu lalu detikTravel mencoba jalan-jalan di sekitaran Kota Beijing menggunakan subway. Mode transportasi ini dalam bahasa Mandarin disebut Ditie yang kurang lebih memiliki arti "di bawah tanah".

Ditie atau subway ini menjadi transportasi andalan jutaan warga Beijing. Transportasi ini di Indonesia biasa disebut Commuter Line. Jalur yang ditempuh detikTravel untuk mencoba transportasi massal ini adalah dari stasiun Sanyuanqiao menuju pusat perbelanjaan di kota Wanfujing, Beijing.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Rute kereta subway di Beijing (Bachtiar/detikTravel)

Begitu menuruni anak tangga menuju stasiun bawah tanah Sanyuanqiao, mesin loket tiket terlihat berjejer rapi. Selain itu ada juga beberapa keterangan mengenai peta jalur Subway Kota Beijing.

Nah, bagi traveler yang bingung jika membeli tiket elektronik karena semuanya menggunakan bahasa Mandarin, ada juga loket manual yang menjual tiket sekali jalan atau single journey ticket. Traveler tinggal menyebut saja stasiun tujuan, dan seorang operator akan memberi tahu harga tiket dalam Yuan China.


Tiket sekali jalan (Bachtiar/detikTravel)

Seperti commuter di Jakarta, tarif subway di China juga menggunakan harga perkilometer namun tanpa deposit. Jadi, begitu keluar dari stasiun, tiket langsung masuk ke sebuah box dan traveler baru bisa keluar. Harga tiketnya pun tidak terlalu mahal. Rute dari Sanyuanqiau ke Wanfujing hanyak 4 Yuan atau Rp 8.000. Ada sekali transit di Stasiun Guamoa untuk pindah ke line 1 untuk berganti subway.

Yang perlu dicontoh oleh transportasi umum di Indonesia adalah soal konsistensi dan ketepatan waktu subway. Di sana, dari stasiun ke stasiun hanya membutuhkan waktu paling lama 3 menit. Jadi tidak ada istilah gangguan karena sinyal atau kereta ambruk seperti di Indonesia.

Di dalam subway pun tidak kalah nyaman. Pendingin di dalam kereta juga terasa meskipun ada ribuan orang di dalam.

Penumpang kebanyakan asik sendiri bermain gadget atau saling mengobrol satu sama lain. Sesekali, terdengar pengumuman berbahasa Mandarin dari pengeras suara memberitahukan pemberhentian.


Suasana di stasiun (Bachtiar/detikTravel)

Ketika sampai di pemberhentian Wangfujing, yang ditemukan bukan stasiun seperti yang ada di Indonesia. Begitu membuka pintu keluar stasiun, tempat pertama yang detikTravel lihat ada sebuah Museum Paleolitikum.

Museum itu masih termasuk di dalam kawasan subway. Dan yang tidak kalah menarik adalah begitu kita menaiki tangga jalan, karena begitu kita naik ke atas, ternyata stasiun subway Wangfujing berada di bawah pusat perbelanjaan besar di Kota Wangfujing.

(aff/aff)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads