Wisata Anti Mainstream, Berburu Graffiti Karya Seniman Misterius di London

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Laporan dari Inggris

Wisata Anti Mainstream, Berburu Graffiti Karya Seniman Misterius di London

Fitraya Ramadhanny - detikTravel
Senin, 20 Jun 2016 16:37 WIB
Graffiti tikus khas Banksy di London (Fitraya/detikTravel)
London - Kota London di Inggris punya destinasi wisata anti mainstream. Traveler rela blusukan demi mencari tembok dengan graffiti karya seniman paling misterius bernama Banksy.

Banksy adalah street artist paling fenomenal sedunia dari Inggris. Identitasnya misterius. Karya-karyanya mayoritas adalah kritik sosial politik terhadap pemerintah dan masyarakat.

Teknik gambarnya adalah bergaya stensil. Dia membuat cetakan gambar pada kertas atau karton, kemudian cat pilox disemprotkan di atasnya. Hal ini dilakukan agar Banksy bisa menyelesaikan street art dengan cepat sebelum polisi melihat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat detikTravel selama 5 hari berada London akhir Mei 2016 lalu, hal itu dimanfaatkan betul untuk mencari karya-karya Banksy yang tersebar di seluruh London. Demi memudahkan traveler, bahkan ada aplikasi khusus untuk katalog karya-karya Banksy.

Inilah 5 karya Banksy yang dijumpai detikTravel:

1. Rat With Hoarding

(Fitraya/detikTravel)
Dari lokasi tempat menginap, perburuan saya dimulai dari Farringdon Road. Ada sebuah halte bus di samping tempat parkir perusahaan paket. Di situ ada graffiti seekor tikus membawa papan unjuk rasa.

Saya pun asyik berfoto-foto sampai menarik perhatian seorang warga London. "Apa yang kamu lakukan?" tanya dia.

"Ada karya Banksy di sini," ujar saya.
"Ah yang benar? Ya ampun, ini sungguh karya Banksy. Saya baru sadar," kata pria paruh baya yang memperkenalkan diri sebagai David.

Menurut David, Banksy sudah beraksi sejak awal 1990-an. Diduga dia berasal dari Bristol, karena banyak karyanya di sana, sebelum merambah ke London. Graffiti tikus adalah karya-karya dia yang paling awal sebagai sindiran terhadap perilaku manusia. Tikus ini macam-macam kelakuannya, ada yang bawa papan unjuk rasa, jadi anak punk, membuang limbah dan aneka perbuatan lain yang dikritik dan disindir Banksy.

"Sampai sekarang tidak ada yang tahu Banksy siapa," kata David.

2. Cash Machine Girl

(Fitraya/detikTravel)
Popularitas Banksy juga membuat banyak street artist lain iri. Separuh karya Banksy di London, dirusak oleh para saingannya. Di lokasi kedua, Roseberry Avenue dekat Exmouth Market ada karyanya yang berjudul Cash Machine Girl.

Kejeniusan Banksy adalah memanfaatkan benda ada kondisi tembok yang ada menjadi bagian dari ceritanya. Sebuah ceruk berbentuk persegi panjang diwarnai menjadi sebuah ATM yang mengeluarkan tangan robot dan menjepit anak perempuan.

Sayang beribu sayang, karya ini dirusak dengan laburan cat putih. Untuk mencegah perusakan lebih lanjut, graffiti ini ditutup dengan kaca bening. Banyak karya banksy lain ditutup oleh kaca bening oleh mereka yang peduli, supaya tidak dirusak street artist lain dan agar lebih tahan cuaca.

3. Photo Rat

(Fitraya/detikTravel)
Lokasi yang ketiga bisa saya tempuh dengan jalan kaki dari Roseberry Avenue adalah jalan sempit bernama Clerkenwell Close. Di samping kedai Three King, tersembunyi kecil di antara pagar, ada graffiti setelan jas tanpa kepala manusia.

Dalam database karya Banksy, tertulis Photo Rat. Apakah ini tikus berpakaian jas, sudah tidak jelas gambarnya. Memang banyak karya Banksy yang pudar dimakan cuaca.

4. Post No Bills

(Fitraya/detikTravel)
Keesokan hari saya melanjutkan perburuan di sekitar British Museum. Ada gang kecil bernama W Central Street dari jalan raya New Oxford Street. Di situ ada sebuah graffiti sederhana berupa tulisan 'Post no Bills'.

Post no Bills adalah kritikan Banksy terhadap pemerintah Inggris atas banyaknya tagihan yang harus dibayar rakyat Inggris tiap bulan. Jangan kirim tagihan! Itulah pesan Banksy.

5. Graffiti Rat

(Fitraya/detikTravel)
Lokasi kelima saya jumpai adalah Newton Street, hanya dua blok dari lokasi keempat. Dalam data base tertulis Graffiti Rat, namun sayang sekali, graffiti tikus ini sudah sangat pudar dan rusak karena cuaca. Diperkirakan ini adalah karya-karya awal yang sudah belasan tahun umurnya.

6. Unofficial Banksy Store

(Fitraya/detikTravel)
Nah, kemana para wisatawan berburu suvenir bertema Banksy? Jawabannya adalah Portobello Market. Pasar ini berupa jalanan penuh dengan toko suvenir dan barang antik. Salah satunya adalah Unofficial Banksy Store.

Kenapa unofficial alias tidak resmi, karena Banksy memang sulit untuk dicari. Julukannya saja Guerilla Artist, seniman gerilya. Di toko tidak resmi ini ada berbagai T Shirt, replika dan pajangan graffiti karya-karya Banksy. Harganya 15-25 Poundsterling (Rp 289 ribu-483 ribu). Kalau mau lebih murah, beberapa toko suvenir umum di Portobello menjual T Shirt Banksy 7-10 Pounds (Rp 135 ribu-193 ribu).

Banksy adalah fenomena seni. Gaya stensilnya sampai mengilhami street artist di Indonesia. Koran Mail on Sunday pada 2008 pernah memberitakan Banksy adalah Robin Gunningham, namun tidak ada konfirmasi. Banksy menjaga komunikasi dengan penggemar lewat Instagram dan website sederhana, isinya cuma update karya terbaru tanpa disertai alamat. Fans disuruh cari sendiri. Misterius!

Karyanya dianggap vandalisme, dirusak kompetitor, ditimpa graffiti lain atau rusak dimakan cuaca, Banksy tidak peduli. Malahan ada yang graffitinya dicongkel lantas dijual ribuan dollar, Banksy juga tidak peduli. Sepertinya....

Di akhir perjalanan saya mencari karya-karya Banksy, sulit percaya kalau ini semua dikerjakan oleh satu orang. Saya ingat ucapan David sebelum kami berpisah karena busnya datang.

"Banksy itu nggak mungkin satu orang, dia adalah brand, dia adalah bisnis seni," ujarnya. (fay/fay)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads