Terletak di salah satu puncak bukit yang ada di Kota Herat, Afghanistan, dapat ditemui Museum Jihad. Dilansir detikTravel dari BBC, Jumat (14/10/2016) di dalamnya traveler dapat melihat sejarah perjuangan Mujahidin saat invasi Uni Soviet.
Sejarahnya Uni Soviet pernah melakukan invasi ke Afghanistan pada tahun 1979 silam. Kala itu, para Mujahidin yang dibantu oleh AS mempertaruhkan nyawa atau melakukan jihad untuk mengusir pasukan Uni Soviet dari tanah mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berkunjung ke Museum Jihad, traveler pun bisa melihat aneka diorama perjuangan para Mujahidin dalam melawan pasukan Uni Soviet. Diketahui kalau museum itu dibangun oleh politisi dan bekas pejuang Mujahidin, Ismail Khan pada tahun 2010.
Namun beberapa diorama tersebut juga ada yang menggambarkan kekerasan, seperti pemukulan prajurit Soviet oleh para Mujahidin dengan cangkul. Mungkin tidak disarankan untuk membawa anak-anak.
Selain sejumlah diorama, di dalam Museum Jihad juga dapat ditemui aneka senjata dan seragam yang digunakan pada zaman itu. Contohnya seperti senapan AK-47, ranjau darat hingga seragam pasukan Uni Soviet.
Sedangkan di bagian luarnya terdapat helikopter Russia dan pesawat jet yang dikelilingi oleh kebun. Lalu dapat dilihat juga foto dari para pejuang Mujahidin. Kabarnya beberapa dari pejuang itu bahkan bekerja di Museum Jihad.
Menurut pihak pengelola museum, mereka ingin menceritakan kengerian dari perang yang terjadi. Sehingga para generasi di masa depan dapat belajar dari masa lalu Afghanistan.
"Para masyarakat Afghanistan menanggung luka perang di hati mereka. Saya kira siapa pun tidak ingin melihat negerinya dihancurkan lagi," ujar asisten Museum Jihad, Sheikh Abdullah.
Afghanistan sendiri dikenal sebagai negara yang mengalami konflik dan perang berkepanjangan. Traveler mungkin tidak perlu berkunjung ke Museum Jihad untuk mengetahui sejarah konflik di Afghanistan.
(rdy/rdy)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum