Sejarahnya, Forbidden City adalah istana kekaisaran China dari Dinasti Ming ke akhir Dinasti Qing pada kisaran tahun 1420 menuju tahun 1912. Istana nan megah ini terletak di pusat kota Beijing, China.
Rombongan detikTravel berkesempatan mengunjungi Forbidden City bersama rombongan pimpinan CT Corp Chairul Tanjung, dalam rangkaian kunjungan ke China untuk melaunching buku 'Chairul Tanjung Si Anak Singkong' dalam bahasa mandarin dan memberikan kuliah umum di Peking University tentang masa depan kerjasama ekonomi Indonesia-China.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya pernah aja si Putra tapi waktu itu masih bayi jadi sudah lupa. Nah sekarang mumpung di China kita melihat-lihat istana yang luar biasa megah ini," kata CT sembari berjalan santai memasuki gerbang Forbidden City.
Forbidden City buka dari pukul 08.30 sampai 16.00 waktu setempat. Untuk masuk ke sana, pengunjung cukup merogoh kocek 40 yuan atau sekitar Rp 80 ribu. Dibanding keindahan yang disuguhkan, ini seolah tidak ada artinya.
Melangkah memasuki gerbang, luar biasa, gerbang yang sangat luas menanti kami. Kami sempat berpose bersama sebelum memasuki security check untuk masuk pintu gerbang utama Forbidden City yang menghadap selatan.
Suasana dalam Forbidden City (Elvan/detikTravel) |
Memasuki Forbidden City, sepanjang mata memandang traveler akan menyaksikan kehebatan arsitektur China yang sangat indah. Bangunan-bangunan megah tempat Raja China memerintah, luar biasa memukau.
Lantai batu granit menghiasi 'lapangan' yang membentang luas di antara bangunan-bangunan yang berjajar rapih di kanan dan kiri. Sementara jika melihat lurus ke depan, kita dihadapkan kepada sebuah bangunan besar berisi singgasana Raja untuk menemui tamu sekaligus memerintah.
Forbidden City sangat luas. Untuk berjalan kaki lurus dari pintu masuk utama menuju pintu keluar di belakang saja mungkin lebih dari 1 km. Betapa tidak, Forbidden City memiliki luas sekitar 720.000 meter persegi dengan 800 bangunan dan memiliki lebih dari 8.000 ruangan.
Rombongan yang berjalan di 'lapangan' Forbidden City (Elvan/detikTravel) |
Di sekeliling Forbidden City juga berdiri dengan kokoh sebuah benda semacam kompor yang disebut xiang lu. Xiang lu dulunya berguna untuk membakar dupa saat perayaan. Xiang lu berasal dari kata Xiang yang artinya dupa dan Lu yang artinya kompor.
Selain itu, terdapat banyak tungku besar dengan hiasan kepala singa di bagian pinggir. Dulunya, itu adalah tungku keamanan untuk menghindari kebakaran. Jika terjadi kebakaran bisa diambil air dari sana untuk memadamkan api.
Xiang Lu yang berguna untuk membakar dupa (Elvan/detikTravel) |
Hal ini untuk melindungi situs bersejarah ini tetap bersih dan terjaga. Di antara ribuan pengunjung yang hilir mudik, kami menikmati betul kemegahan bukti kebesaran China di masa lalu ini.
Kami sempat melongok beberapa bangunan seperti tempat pemerintahan Raja, seperti tempat menerima tamu Raja, tempat resepsi pernikahan Raja, tempat istirahat permaisuri, kamar para selir, tempat belajar Raja semasa kecil dan lainnya.
Singgasana Raja (Elvan/detikTravel) |
Ada juga sebuah ruangan memanjang yang katanya digunakan untuk pesta ulang tahun permaisuri. Nah, ruangan ini juga dilengkapi singgasana untuk Raja.
Selain itu, di dalam Forbidden City juga terdapat ruang ujian bagi rakyat biasa yang ingin masuk ke lingkungan kerajaan. Tes ini dilakukan langsung oleh Raja, dan sang juara mendapat gelar Chuang.
Peraturannya pun amat ketat, di mana bagi mereka yang ketahuan menyontek tangannya akan dipotong. Di depan ruang ujian, terdapat patung singa yang menghadap ke bawah.
Jangan lupa untuk berfoto di Forbidden City (Elvan/detikTravel) |
Tempat tinggal Raja lebih mewah lagi. Layaknya kediaman Raja, terdapat tempat tidur di dalamnya. Konon Raja China di masa lalu memiliki 40 ribu selir. Jika ada keperluan, maka Raja akan memanggil permaisurinya ke tempat tinggalnya.
Saking banyaknya selir, Raja sampai memiliki istana dalam. Bangunan ini khusus untuk mengatur rumah tangga kerajaan. Setiap tahun ada perayaan di istana dalam. Selain untuk perayaan besar, istana dalam merupakan tempat dibuatnya stempel raja yang terbuat dari giok.
Sungai cantik yang mengelilingi Forbidden City (Elvan/detikTravel) |
Setelah puas mengelilingi Forbidden City, kami pun langsung mengarah ke pintu keluar. Pintu keluar nan luas dengan pemandangan di bagian depan bukit nan indah lengkap dengan menara pandangnya yang juga bergaya China klasik, mengantar kami kembali ke kendaraan kami untuk menuju objek wisata sejarah berikutnya, Tembok Besar China.
(rdy/rdy)












































Suasana dalam Forbidden City (Elvan/detikTravel)
Rombongan yang berjalan di 'lapangan' Forbidden City (Elvan/detikTravel)
Xiang Lu yang berguna untuk membakar dupa (Elvan/detikTravel)
Singgasana Raja (Elvan/detikTravel)
Jangan lupa untuk berfoto di Forbidden City (Elvan/detikTravel)
Sungai cantik yang mengelilingi Forbidden City (Elvan/detikTravel)
Komentar Terbanyak
Pembegalan Warga Suku Baduy di Jakpus Berbuntut Panjang
Kisah Sosialita AS Liburan di Bali Berakhir Tragis di Tangan Putrinya
Warga Baduy Dalam Ditolak RS karena KTP, Potret Buruk Layanan Kesehatan Masyarakat Adat