Belajar Memaknai Kehidupan Lewat Seni Ikebana di Jepang

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Laporan dari Jepang

Belajar Memaknai Kehidupan Lewat Seni Ikebana di Jepang

Johanes Randy Prakoso - detikTravel
Senin, 16 Jan 2017 18:10 WIB
Ikebana experience di Keio Plaza Hotel Tokyo (Randy/detikTravel)
Tokyo - Bagi traveler pecinta budaya Jepang, mungkin sudah mengenal ikebana atau seni merangkai bunga. Maknanya ternyata tentang menghargai kehidupan.

Sejak abad 7 silam, masyarakat Jepang sudah mengenal seni merangkai bunga atau yang populer disebut dengan ikebana. Puncaknya pun terjadi pada abad ke-16, di mana ikebana diajarkan di banyak sekolah di Jepang hingga luar negeri.

Apabila dahulu ikebana dipersembahkan di altar, kini kerajinan tersebut lebih lazim ditemui sebagai pajangan atau hiasan rumah dan hotel. Popularitasnya pun tidak seperti dulu, walau seni tersebut masih dilestarikan hingga kini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun atas undangan dari Keio Plaza Hotel Tokyo, detikTravel pun berkesempatan untuk merangkai bunga ikebana langsung di Jepang, Rabu (11/1/2017). Tidak tanggung-tanggung, detikTravel pun langsung diajari oleh seniman ikebana bernama Hiroki Maeno.

Seniman ikebana Hiroki Maeno (Randy/detikTravel)Seniman ikebana Hiroki Maeno (Randy/detikTravel)
Sebelumnya, karya ikebana Hiroki Maeno yang bernama 'Autumn Dream' juga telah dipamerkan di lobi Keio Plaza Hotel Tokyo. Melihat keindahan karyanya, tentunya Hiroki layak disebut sebagai salah satu maestro ikebana Jepang.

Di awal kegiatan merangkai bunga, detikTravel pun diberikan sebuah wadah berbentuk bulat yang tampak seperti nampan. Begitu juga dengan dasar bunga bernama Kenzan yang berupa lingkaran berisi paku. Tak lupa juga gunting dan bunga yang akan dirangkai.

Untuk permulaan, air pun dituang ke dalam wadah yang disediakan. Permukaan air pun harus menggenangi kenzan yang ada di dalam wadah. Kemudian Hiroki meminta peserta untuk memotong bunga di bawah permukaan air. Fungsinya adalah untuk memperpanjang umur bunga.

"Bunga ini punya kehidupan, kalau tangkainya dipotong di dalam air, bunga bisa hidup 2-3 hari lebih lama. Ini merupakan bentuk penghargaan pada kehidupan dan diri sendiri," ujar Hiroki sambil memperagakan cara memotong bunga.

Mendengar filosofi yang dijelaskan oleh Hiroki, membuat saya terenyuh. Ternyata ada makna mendalam tentang menghargai kehidupan lewat sebuah bunga, yang seringkali luput dari perhatian manusia.

Secara pribadi, saya yang tumbuh dan besar di Jakarta seringkali tidak memperhatikan hal-hal kecil yang ada di sekitar. Khususnya apabila hal tersebut bukan merupakan bagian dari pekerjaan dan hal yang harus diprioritaskan. Kata-kata Hiroki pun seakan menjadi tamparan sekaligus pengingat akan hidup.

Setelah dipotong, batang bunga yang ada ditusukkan pada kenzan sesuai arahan Hiroki. Perlahan tapi pasti, semua bunga pun tertata rapi di kenzan. Hanya menyisakan sisa potongan batang bunga dengan daunnya.

"Sekarang lihat sisa potongan batang dan daun yang ada. Ambil yang masih bagus dan tancapkan di kenzan. Ini juga punya kehidupan, jangan disia-siakan," tambah Hiroki.

Ikebana buatan detikTravel, cantik tidak? (Randy/detikTravel)Ikebana buatan detikTravel, cantik tidak? (Randy/detikTravel)
Ucapan Hiroki pun kembali menjadi pengingat akan budaya konsumerisme yang banyak terjadi kini. Di mana orang cenderung menkonsumsi atau membeli suatu barang berlebih yang mungkin sebenarnya tidak dibutuhkan. Menyisakan limbah dan sampah yang hanya mengotori lingkungan.

Di akhir acara, semua bunga beserta sisanya telah tampak manis menempel di kenzan. Tak lupa Hiroki memuji ikebana karya peserta dan membuka sesi foto bareng.

Tentunya kelas belajar ikebana ini juga dapat dinikmati oleh traveler yang menginap di Keio Plaza Hotel Tokyo secara cuma-cuma alias gratis. Namun perlu diingat, kelas ikebana ini hanya hadir untuk waktu yang terbatas saja. (bnl/rdy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads