Diintip detikTravel dari Reuters, Rabu (23/8/2018), di antara orang-orang Chaouia di Pegunungan Aures, ada sebuah fenomena yang unik. Kecantikan wanita bukan dilihat dari penampilannya tapi dari tato di wajahnya.
"Itu adalah peraturannya, itu juga mode. Agar cantik, Anda harus bertato, jadi saya melakukannya," kata Fatma Tarnouni, seorang nenek yang berusia 106 tahun.
Fatma mengatakan bahwa tradisi ini sudah turun-temurun. Ia teringat kepada neneknya yang memiliki tato di tangannya. Saat bertemu dengan wanita-wanita bertato, ia akan teringat kepada neneknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Sehingga ia mengambil keputusan untuk menato wajahnya. Keputusan ini ia sesali di kemudian hari.
Menurut kepercayaan yang ia anut, tato adalah sebuah dosa. Untuk menebusnya, ia pun menyumbangkan seluruh harta berupa perhiasan kepada orang miskin.
"Saya telah memberikan semua perhiasan perak dan saya menyerahkan persembahan tujuh kali, saat itu juga saya menangis. Saya merasa setiap air mata yang jatuh telah menghapus sedikit tato saya," kata Aisha.
Rata-rata, perempuan ini melakukan tato di usia muda hanya agar dibilang cantik. Harus menanggung rasa sakit yang luar biasa, tak membuat mereka menyerah.
Tak hanya kemauan diri sendiri. Banyak dari orang tua mereka yang memang memaksa anak-anaknya untuk memiliki tato. Ini dilakukan agar anak-anak perempuan mereka dianggap cantik.
![]() |
Contohnya adalah Khansaa Hougali, perempuan berusia 68 tahun. Ia mendapatkan tato pertamanya karena merasa sial.
"Ibu tiri saya menyarankan agar saya bertato untuk membawa keberuntungan setelah kematian mendadak tiga anak pertamaku. Sepupu dan ipar saya menato saya. Merasa bahwa Tuhan akan memberi saya anak-anak yang saya inginkan dan menyelamatkan pernikahan saya," ujar Hougali.
Namun percaya atau tidak, setelah ditato Hougali pun berhasil mendapatkan 6 keturunan dan masih hidup. Ia pun tak menyesali perbuatannya. Walaupun orang-orang di sekitarnya berkata bahwa ia telah melakukan dosa.
![]() |
Tradisi ini memang sudah hampir punah. Hanya orang tua saja yang masih terlihat bertato di wajah mereka. Dokter tidak memperbolehkan mereka untuk menghapusnya karena terlalu berbahaya untuk keselamatan. (bnl/krn)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan
Sound Horeg Guncang Karnaval Urek Urek Malang