Pengakuan Wanita yang Bekerja Jadi Princess di Disneyland

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pengakuan Wanita yang Bekerja Jadi Princess di Disneyland

Shinta Angriyana - detikTravel
Rabu, 06 Sep 2017 18:50 WIB
Karakter princess di Disneyland (Disneyland Paris)
Orlando - Kisah-kisah putri di dunia Disney memang membuat siapapun yang melihatnya ingin hidup di dalamnya. Tetapi, bagaimana seluk beluk kehidupan sebenarnya?

Dunia Disney memang penuh impian. Karakter-karakternya seakan membuat kehidupan terlihat sangat sempurna. Tetapi, banyak hal yang tidak diketahui oleh publik soal seluk-beluk di dalamnya.

Seorang putri di Disneyland yang berperan menjadi Rapunzel di film 'Tangled' bernama Brenna Christen, pernah menceritakan pengalamannya di media Insider, bahwa kisah sempurna tersebut tidak seindah kelihatannya. Seleksi audisi pun sangat ketat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia pertama kali mengikuti audisi langsung di Sun Lake City, sebuah kota di negara bagian Utah, AS, namun nasibnya belum beruntung. Kemudian Brenna tidak pantang menyerah dan mencoba magang di Disney College Program.

Terdapat 500 orang yang mengikuti audisi selanjutnya, mereka belajar menari, berjalan dan tahapan-tahapan lainnya. Namun, hanya 3 posisi saja yang dibuka dari sekian banyak orang yang mendaftar. Saat pemilihan, para juri juga tidak segan untuk mengatakan "Kami hanya membutuhkan Brenna di sini, terima kasih,".

Penyeleksian yang ketat itupun terkadang juga relatif. Tidak semua orang yang bertalenta, gemulai dan menari saja yang dapat menjadi putri di Disneyland. Terkadang, kecantikan dapat mengalahkan talenta yang dimiliki.

Para princess, atau putri-putri di Disneyland harus terlihat sempurna. Artinya, rambut mereka harus selalu tertata rapi, make-up harus natural dan tidak boleh terlihat lelah, intinya benar-benar seperti di dunia Disney. Jika tidak, masalah akan menghampiri mereka.

Mereka juga dituntut untuk selalu riset, yang artinya, menonton film Disney berulang-ulang. Demi menampilkan sesuatu yang sempurna. Cara berjalan, mimik muka, dan seluruh pernampilannya, sesuai dengan karakter yang dimainkan.

Bukan cuma itu saja, terkadang kehidupan sosial di belakang panggung pun juga terasa aneh. Misalnya, ada saja 'ratu' dari sebuah kelompok yang menjadi pemimpin. Yang lebih tua dan lebih dahulu, itulah yang memiliki kuasa. Ternyata, cukup sulit juga ya menjadi 'sang putri'! (bnl/aff)

Hide Ads