Mengenal Seychelles, Afrika Rasa Asia

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Laporan dari Seychelles

Mengenal Seychelles, Afrika Rasa Asia

Fitraya Ramadhanny - detikTravel
Minggu, 10 Des 2017 12:15 WIB
Foto: Barbarons Beach di Seychelles (Fitraya/detikTravel)
Victoria - Seychelles adalah sebuah negara Afrika yang unik. Coba datang ke sana dan rasakan bedanya dengan Benua Afrika pada umumnya.

Seychelles adalah sebuah negara kepulauan di lepas pantai timur Afrika, sebelah utara Madagaskar. 115 Pulau kecil terhimpun menjadi sebuah negara yang tidak jauh berada di selatan Garis Khatulistiwa.

Negeri kepulauan dan tropis, apa ya bedanya dengan negara kepulauan Asia lainnya? Itulah yang membayang di benak detikTravel ketika pertama kali mendarat di Seychelles yang jauhnya 5.600 km dari Indonesia. Kami berangkat ke sana atas undangan Kedubes Syechelles Jakarta dan Sychelles Tourism Board.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kami mendarat di Bandara Internasional Seychelles di Pulau Mahe, pulau utama dan terbesar di Seychelles, Sabtu (9/12/2017). Bandaranya tidak besar, karena penduduk Seychelles hanya sekitar 100 ribu orang saja.

Bandara Internasional Seychelles (Fitraya/detikTravel)Bandara Internasional Seychelles (Fitraya/detikTravel)
Mahe adalah pulau unik dengan gunung batu granit raksasa. Sepanjang perjalanan menuju hotel, suasananya familiar dengan negeri sendiri. Pohon pisang, mangga, jambu, pepaya dan jagung bertebaran. Jalanan kecil meliuk-liuk ke puncak bukit, rasanya seperti ada di sebelah timur negeri sendiri.

Namun orang-orangnya beda. 93 Persen penduduknya adalah orang Afrika dari etnis Creole, etnis pesisir timur Afrika. Mereka juga kecampuran India, itu yang menyebabkan etnis Creole juga unik.

65 Pantai pasir putih bertebaran di seluruh Pulau Mahe. Belum lagi pulau-pulau lain di gugusan utara dan selatan Mahe. Pantai-pantai tampak sepi dan perawan. Airnya biru toska, sangat landai dan minim ombak karena hamparan koral memecah ombak agak jauh di tengah laut. Duh, rasanya ingin cepat-cepat menceburkan diri saja.

Pemandangan Pulau Mahe dari atas perbukitan (Fitraya/detikTravel)Pemandangan Pulau Mahe dari atas perbukitan (Fitraya/detikTravel)
Kulinernya sangat dipengaruhi oleh citarasa India. Kari menjadi masakan andalan. Namun kuliner Creole punya ciri khas tersendiri, yaitu bumbu karinya dominan di santan, bukan rempah lain. Seafood menjadi andalan pilihan daging, dan beberapa buah menjadi olahan masakan seperti pepaya, jambu air dan labu.

1 Seychellois Rupee setara dengan Rp 950. Untuk harga-harga, sepantauan detikTravel relatif sama atau lebih mahal sedikit. Naik bus kota hanya SR 5 (Rp 4.900) sama saja. Cheeseburger di Kota Victoria harganya SR 35 (Rp 33.900).

Kota Victoria adalah Ibukota negara dengan suasana yang juga bisa dibilang sepi dan santai. Benar-benar suasana sebuah negara kepulauan yang mungil. Pasar Sir Selwyn Selwyn-Clarke adalah titik utama kegiatan niaga. Hasil laut sungguh mendominasi suasana pasar.

Kuliner Creole khas Seychelles (Fitraya/detikTravel)Kuliner Creole khas Seychelles (Fitraya/detikTravel)
The Seychelles Islands, Another World. Itulah slogan pariwisata Seychelles. Seolah ingin menawarkan sebuah dunia yang lain dari biasanya. Menakjubkan juga membayangkan aneka pulau-pulau kecil di Seychelles bisa dibangun menjadi destinasi pariwisata internasional.

Seychelles sering disebut namanya sebagai destinasi liburan selebriti dan pemain sepakbola dunia. Hmm, mungkin ini saatnya traveler Indonesia memikirkan liburan ke sini. Resor-resor mewah bertebaran untuk wisatawan yang mendambakan kenyamanan, privasi dan layanan kelas premium.

Untuk visa, tidak usah khawatir. Traveler Indonesia bebas visa kunjungan ke Seychelles. Tinggal dicap, dan kita bisa menjelajah negeri indah ini. Penasaran dengan Seychelles, simak terus ceritanya di detikTravel!

Wisatawan berenang di Barbarons Beach (Fitraya/detikTravel)Wisatawan berenang di Barbarons Beach (Fitraya/detikTravel)
(fay/krn)

Hide Ads