Inikah Pulau Paling Sadis?

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Inikah Pulau Paling Sadis?

Johanes Randy Prakoso - detikTravel
Rabu, 07 Mar 2018 12:30 WIB
Foto: (Saint-Laurent du Maroni)
Cayenne - Sekilas, Pulau Saint-Laurent du Maroni di French Guiana tampak cantik dan normal. Namun, tempat yang dijuluki pulau iblis itu menyimpan kisah sadis.

Mungkin tidak banyak traveler yang tahu tentang pulau Saint-Laurent du Maroni yang merupakan salah satu koloni Prancis ini. Hanya saja, pulau itu cukup dikenal karena sejarah masa lalunya.

Dikumpulkan detikTravel dari berbagai sumber, Rabu (7/3/2018), diketahui kalau pulau tersebut dahulu dikuasai oleh Napoleon II pada tahun 1852. Dalam rentang 100 tahun, sekitar 70 ribu tahanan dibuang ke pulau tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para tahanan itu pun datang dengan berbagai latar belakang. Mulai dari pembunuh, pemerkosa hingga tahanan politik, semua dibuang ke sana.

Layaknya hukuman mati, Pulau Saint-Laurent du Maroni menjadi akhir dari para tahanan. Sekitar 40% tahanan mati di sana pada tahun pertama, dan hanya 5.000 tahanan saja yang berhasil hidup hingga akhirnya bebas.

Tidak heran, berbagai metode penyiksaan yang kejam telah menanti para tahanan yang dibuang ke sana. Malah tidak sedikit yang mati di jalan menuju pulau akibat disiksa di perjalanan. Hii!

Di pulau, para tahanan pun dipaksa untuk bekerja dari pukul 06.00 hingga 18.00 setiap harinya. Pekerjaan keras seperti membangun penjara hingga rumah sakit jadi makanan sehari-hari.

BACA JUGA: Hii! Ada Museum Penyiksaan yang Seram di Bangkok

Setelah bekerja, para tahanan itu akan kembali ke sel yang hanya berukuran 1,8 x 2 meter saja. Tidak hanya itu, para tahanan pun diikat dengan rantai layaknya binatang.

Apabila ada di antara tahanan yang meninggal, jenazah mereka pun cukup dibuang ke laut dan diumpankan ke hiu. Inilah definisi neraka di bumi.

Namun itu dulu, kini traveler yang datang ke pulau tersebut dapat melihat kilas balik dari tragedi yang sadis di masa lampau. Setelah tahun 1980, pulau tersebut direnovasi dan beralih fungsi jadi atraksi wisata.

"Ini merupakan neraka hidup di bumi, terutama jika Anda menyadari kalau sepertiga dari 70.000 tahanan mati di sini karena penyakit, kelaparan dan perlakuan yang buruk," ujar tur guide bernama Hermann Clarke seperti diberitakan News Australia.

Traveler pun masih dapat menjelajahi bekas penjara, hingga melihat kuburan yang menjadi saksi bisu akan nasib kelam yang menimpa para tahanan di masa lalu. (bnl/aff)

Hide Ads