Nama danau tersebut adalah Band-e-Amir. Danau ini sangat ajaib. Di antara padang gurun yang gersang dan penuh debu, ada danau yang berwarna sangat biru dan tenang. Siapa pun yang melihat, seolah tidak percaya!
Dilihat dari situs PBB UNDP, Senin (19/3/2018), Band-e-Amir dan Northern Plateau adalah tempat yang spesial di pedalaman Afghanistan. Luasnya mencapai 40.000 km2.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara alami, ini adalah habitat bagi kucing liar seperti leopard, burung, rusa, dan hewan langka lainnya. Meskipun di pedalaman, pariwisata di kawasan ini terus berkembang belakangan ini.
![]() Warga desa yang hidup tradisional di tepi danau Band-e-Amir (UNDP) |
Dalam puncak musim liburan, bisa ada 5.000 turis datang dalam 1 hari. Berada di ketinggian 3.000 mdpl membuat suasana di Band-e-Amir semakin dahsyat.
Band-e-Amir ini adalah kumpulan lima danau yang berwarna biru. Letaknya berada di bagian tengah Afghanistan dan sudah menjadi taman nasional bagi negara tersebut.
Band-e-Amir layak disebut sebagai keajaiban alam. Band-e-Amir punya warna biru yang seperti lautan. Uniknya, warna biru tersebut terlihat kontras dengan pegunungan-pegunungan tandus yang berwarna keabu-abuan. Bahkan, air danaunya sangat tenang dan tidak ada gelombang. Benar-benar menghipnosis!
Ada 14 desa di sekitar Band-e-Amir. Mereka menjadi perhatian UNDP untuk bisa dibantu karena segala keterbelakangan dan keterbatasan fasilitas hidup di sana. UNDP memberi bantuan kompor, pinjaman lunak, alat masak tenaga matahari. Warga juga diajari bertani dan berternak dengan lebih baik lagi.
![]() |
Anda bisa datang ke tiap danau-danau yang ada di Band-e-Amir. Dari kelima danau itu, Band-e-Panir adalah yang paling mungil dengan diameter sekitar 100 meter dan danau terbesar adalah Band-e-Zulfiqar dengan panjang 6,5 kilometer. Untuk danau yang paling mudah dicapai oleh traveler, adalah Band-e-Haibat. Di danau ini mulai ada beberapa penginapan dan penyewaan perahu untuk menjelajahi danau tersebut.
Nah, Band-e-Amir adalah yang paling cantik di antara lainnya dan yang paling sulit ditempuh. Traveler harus melewati Kota Bamiyan, sekitar 80 km dari danau tersebut dengan mobil sewaan. Perjalanannya pun bisa memakan waktu sekitar 5 jam lebih.
Tapi, rasa impas atas lelahnya perjalanan sangat terbayar ketika menginjakan kaki di Band-e-Amir. Nafas pun seolah terhenti dan mata enggan untuk berkedip. Ajaib, unik, aneh, tak mampu menggambarkan pemandangan Band-e-Amir yang ada di depan mata.
Band-e-Amir juga sudah punya ranger. Tugasnya mengawasi taman nasional dari penjarah dan memantau wisatawan agar tidak menyampah, memakai sabun atau membuat api.
Cara ke sana:
Karena begitu terpencil, Band-e-Amir tergolong sulit untuk diakses. Wisatawan harus menyambangi kota kuno Bamiyan, sekitar 80 km dari danau tersebut. Setelah perjalanan darat dengan minivan, dilanjut trekking di gurun hingga akhirnya tiba di tepi danau ini.
Untuk urusan akomodasi memang gampang-gampang susah. Menurut UNDP, pada 2015 sempat ada upaya membangun hotel 500 kamar. Namun rencana ini batal terkait lokasi yang posisinya di atas suci. Unggah-ungguh tradisi masih dijaga betul di sini. (fay/fay)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan